Uji Angka Kapang Khamir

menggunakan stomacher supaya sampel mampu bercampur homogen dengan pelarut. Pengenceran AKK dilanjutkan dengan menyiapkan 3 tabung reaksi yang telah diisi dengan 9 ml PDF. 1 ml pengenceran 10 −1 dari hasil homogenisasi penyiapan sampel dipipet kemudian dimasukkan kedalam tabung pertama yang telah berisi PDF sehingga diperoleh pengenceran 10 −2 lalu digojog sampai homogen dengan vortex. . Pengenceran ALT dilanjutkan dengan menyiapkan 5 tabung reaksi yang telah diisi dengan 9 ml BPW. 1 ml pengenceran 10 −1 dari hasil homogenisasi penyiapan sampel dipipet kemudian dimasukkan kedalam tabung pertama yang telah berisi PDF sehingga diperoleh pengenceran 10 −2 lalu digojog sampai homogen dengan vortex. Tahap selanjutnya yaitu membuat pengenceran hingga 10 −4 untuk AKK dan 10 −6 untuk ALT sebagai orientasi untuk menentukan tingkat pengenceran yang paling efektif dimana koloni mudah dihitung dan sesuai dengan range.

E. Uji Angka Kapang Khamir

Uji Angka Kapang Khamir adalah salah satu uji yang dijadikan syarat suatu produk obat tradisional untuk menilai kualitas dari produk dilihat dari cemaran mikrobianya. Dimana uji AKK tersebut dilakukan dengan menghitung jumlah koloni kapangkhamir yang terdapat dalam jamu temulawak dari penjual jamu gendong di pasar tradisional Klaten. Prinsip dari uji ini yaitu menumbuhkan kapangkhamir dalam media yang sesuai yang dapat menyediakan nutrisi bagi pertumbuhan kapangkhamir kemudian menghitungnya. Menurut Depkes RI 2000 uji angka khamir perlu dilakukan untuk memberikan jaminan bahwa sediaan simplisia tidak mengandung cemaran fungi melebihi batas yang ditetapkan karena berpengaruh pada stabilitas sediaan dan aflatoksin yang berbahaya bagi kesehatan. Uji AKK dilakukan untuk memberikan jaminan bahwa sediaan simplisia tidak mengandung cemaran fungi melebihi batas yang ditetapkan karena berpengaruh pada stabilitas sediaan dan aflatoksin yang berbahaya bagi kesehatan. Adanya kapang dalam makanan atau minuman sangat berbahaya karena kapang menghasilkan mikotoksin. Mikotoksin adalah hasil metabolit sekunder dari kapang yang bersifat toksik dengan merusak struktur sel seperti membran sel serta merusak proses pembentukan sel yang penting bagi tubuh. Penyakit yang disebabkan oleh mikotoksin disebut mikotoksis. Ada 5 jenis mikotoksin yang berbahaya bagi kesehatan yaitu, aflatoksin, fumonisin, okratoksin, trikotesena dan zearalenon. Aflatoksin merupakan salah satu mikotoksin yang sangat poten yang dihasilkan oleh Aspergilus flavus dan Aspergilus parasiticus. Terdapat enam jenis aflatoksin yang sering dijumpai dan bersifat toksik, yaitu aflatoksin B 1 , B 2 , G 1 , G 2 , M 1 , dan M 2 Ahmad, 2009. Pada manusia aflatoksin dapat menyebabkan toksigenik menimbulkan keracunan, mutagenik menimbulkan mutasi, dan dapat meningkatkan risiko karsinoma hepatoseluler Underwood, 1999. Sedangkan salah satu contoh khamir yang paling sering ditemukan dan menimbulkan infeksi pada manusia adalah golongan Candida. Candida adalah anggota flora normal yang terdapat pada saluran pencernaan, selaput mukosa saluran pernapasan, vagina, uretra, kulit dan dibawah jari-jari kuku tangan dan kaki. Penyakit yang disebabkan oleh ragi spesies Candida disebut kandidiasis, kandidiasis dapat bersifat akut atau subakut dan dapat menyebabkan infeksi pada mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru-paru. Terkadang infeksi Candida dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis. Infeksi Candida umumnya terjadi apabila kondisi tubuh inang sedang mengalami penurunan daya tahan tubuh Kuswadji, 1999. Kapang khamir dapat tumbuh selama proses penyimpanan bahan baku jamu, penyimpanan makanan dan minuman serta dalam kondisi tanah lembab. Khamir dapat menyebabkan pembusukan dan dekomposisi bahan pangan karena sifatnya, yaitu mikroba fermentatif yang dapat menguraikan unsur organik menjadi alkohol dan CO 2 . Contoh khamir yang dapat menyebabkan pembusukkan bahan pangan adalah Saccaromyces cerevisiae SNI, 2009. Pentingnya dilakukan uji angka kapang khamir karena diperlukan jaminan bahwa obat tradisional tidak mengandung cemaran kapangkhamir yang melebihi batas yang ditetapkan yaitu tidak boleh lebih dari 10 3 koloniml. Apabila jumlah cemaran kapang khamir yang terkandung dalam jamu temulawak tersebut melebihi batas yang telah ditentukan untuk dikonsumsi secara rutin maka tujuan dari penggunaan jamu untuk meningkatkan kesehatan tidak dapat tercapai. Jumlah AKK yang melebihi batas dapat menyebabkan timbulnya penyakit karena sifat dari kapangkhamir merupakan patogen. Pada uji AKK yang dilakukan digunakan media PDA sebagai media yang berisi nutrisi untuk pertumbuhan kapangkhamir. Menurut Sumarsih 2007 setiap nutrisi yang dibutuhkan mikroorganime dapat berbeda karena sifat fisiologi setiap mikroorganisme dapat berbeda. Menurut Murray 1996 media PDA mengandung Agar, Dextrosa, serta ekstrak kentang yang dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang dan khamir. Dekstrosa dan ekstrak kentang dari media PDA dapat memacu produksi konidia kapangkhamir Beever Bollard, 1970. Media PDA juga ditambahkan antibiotik kloramfenikol 1. Kloramfenikol ini digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri pada media sehingga yang tumbuh hanya kapangkhamir saja.Kloramfenikol merupakan antibiotik yang mempunyai aktifitas bakteriostatik dan pada dosis tinggi bersifat bakterisid. Aktivitas antibakterinya bekerja dengan menghambat sintesis protein dengan jalan meningkatkan ribosom subunit 50S yang merupakan langkah penting dalam pembentukan ikatan peptida. Kloramfenikol efektif terhadap bakteri aerob gram positif dan beberapa bakteri aerob gram negatif Fardiaz, 1992. Dalam uji AKK dilakukan tahap homogenisasi sampel yang bertujuan untuk meratakan distribusi kapangkhamir. Pada uji AKK dilakukan pembuatan seri pengenceran yang bertujuan untuk mendapatkan koloni yang terpisah untuk memudahkan perhitungan hasil. Apabila tidak dilakukan pengenceran maka koloni yang tumbuh akan saling bertumpuk sehingga akan sulit diamati dan dihitung. Pada penelitian ini juga dibuat kontrol media dan kontrol pelarut. Kontrol media hanya berisi media PDA dengan tujuan untuk memastikan bahwa mikroorganisme yang tumbuh bukan berasal dari media. Kontrol pelarut berisi media PDA dengan pengencer PDF yang bertujuan untuk memastikan bahwa mikroorganisme yang tumbuh bukan berasal dari pengencer PDF yang digunakan. Gambar 1. Kontrol media A kontrol pelarut B Dapat dilihat pada gambar 1 yaitu pada kontrol media maupun pelarut tidak terdapat pertumbuhan koloni bakteri setelah diikubasi pada suhu 25 ℃ selama 5-7 hari. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa media maupun pelarut yang digunakan tidak terkontaminasi mikroba sehingga apabila pada media biakan terdapat pertumbuhan koloni maka dapat dipastikan berasal dari jamu temulawak. Seri pengenceran dibuat hingga 10 −4 dengan tujuan sebagai orientasi untuk menentukan tingkat pengenceran yang paling efektif dimana koloni mudah dihitung dan sesuai range. Prinsip dari pembuatan seri pengenceran adalah diperolehnya individu fungi yang tumbuh secara terpisah yang tampak pada cawan petri setelah inkubasi.Setelah sampel diencerkan dan ditanam pada media PDA, sampel diinkubasi terbalik selama 5 hari dan diinkubasi pada suhu 20-25 ℃ kemudian diamati pertumbuhan koloni nya setiap hari hingga hari kelima. Pada inkubasi ini dilakukan dengan teknik inkubasi terbalik dengan tujuan agar uap air yang terbentuk selama masa inkubasi tidak menetes ke media dan mempengaruhi pertumbuhan mikroba. Ciri-ciri dari khamir yaitu yang berbentuk bulat, berwarna putih dan terpisah sedangkan ciri-ciri dari kapang adalah yang berbentuk serabut halus seperti kapas. Apabila terdapat koloni yang bertumpuk maka dianggap sebagai 1 koloni Yenny, 2006. Hasil pengamatan selama inkubasi sampai hari kelima ditunjukkan pada tabel II: Tabel II. Angka Kapang Khamir AKK jamu temulawak waktu inkubasi 5 hari Sampel AKK kolonimL Pedagang 1 10 koloni mL Pedagang 2 10 koloni mL Pedagang 3 10 koloni mL Berdasarkan data pada tabel II tabel perhitungan lengkap pada lampiran 2 dengan mengacu pada MA PPOMN tahun 2006, dari ketiga sampel jamu temulawak yang diambil terlihat bahwa nilai ALT ketiga sampel jamu temulawak seluruhnya masuk dalam range atau ambang batas yang telah ditetapkan oleh BPOM RI 2014 dimana AKK yang diperbolehkan tidak lebih dari 10 3 . Pada hasil penelitian nilai AKK yang didapat adalah 10 kondisi tersebut menunjukkan bahwa pembuatan jamu temulawak oleh pedagang jamu gendong telah memperhatikan CPOTB dengan baik. Dimana menurut survey yang telah dilakukan oleh peneliti pedagang jamu gendong sangat memperhatikan kebersihan dalam pembuatan jamunya dimana selalu menggunakan bahan yang segar seperti memilih rimpang yang segar yang ditandai dengan kulit rimpang tidak keriput dan tidak dimakan serangga, meletakkan bahan baku ditempat yang kering seperti nampan dan meletakkannya ditempat yang sejuk dan kering sehingga terhindar dari pertumbuhan jamur, selalu mencuci bersih bahan-bahan yang akan diproses menjadi jamu gendong, selalu mencuci alat setelah digunakan dan sebelum dipakai, alat-alat yang digunakan dalam pembuatan jamu selalu dalam kondisi bersih dan kering, selalu memasak atau memanaskan jamu hingga mendidih, serta menyimpan jamunya dalam botol khusus jamu dan ditutup rapat sehingga kemungkinan untuk tercemar sangat rendah.

F. Uji Angka Lempeng Total