Jamu Gendong TINJAUAN PUSTAKA

sistem mutu hendaklah dibangun, dimantapkan dan diterapkan sehingga kebijakan yang ditetapkan dan tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Dengan demikian penerapan CPOTB merupakan nilai tambah bagi produk obat tradisional Indonesia agar dapat bersaing dengan produk sejenis dari negara lain baik di pasar dalam negeri maupun internasional.

B. Jamu Gendong

Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 246MenkesPerV1990 tentang izin usaha industri obat tradisional yang dimaksud dengan jamu gendong adalah usaha peracikan, pencampuran, pengolahan dan pengedaran obat tradisional dalam bentuk cairan, pilis, tapel, atau parem, tanpa penandaan dan atau merek dagang serta dijajakan untuk langsung digunakan. Menurut Suharmiati 2003, dinyatakan bahwa pada dasarnya jamu gendong adalah obat tradisional yang didasarkan pada pengalaman secara turun temurun, baik secara lisan maupun tertulis. Resep yang digunakan tidak secara khusus dipelajari tetapi hanya berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang diwariskan nenek moyang. Sebagian masyarakat menganggap jamu gendong sebagai jamu sehat, sehingga pemanfaatannya tidak terbatas dalam arti tidak mengenal usia, jenis kelamin dan kondisi kesehatan. Berdasarkan kenyataan tersebut, sampai saat ini jamu gendong oleh masyarakat digunakan untuk menjaga kesehatan, penyegar badan dan perawatan tubuh. Jamu gendong tidak memerlukan izin produksi namun tetap harus memenuhi standar yang dibutuhkan yaitu jenis tanaman, kebersihan bahan baku, peralatan yang digunakan, pengemas dan personalia yang terlibat dalam pembuatan obat tradisional. Masyarakat Indonesia tentu tidak asing lagi dengan temulawak . Tanaman obat ini merupakan salah satu tumbuhan asli Indonesia dengan khasiat pengobatan cukup mujarab. Tanaman yang termasuk kedalam jenis temu-temuan ini sudah sejak lama dijadikan sebagai bahan ramuan obat tradisional Suharmiati, 2003. Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam mengolah jamu gendong mulai dari memilih bahan baku, membersihkan, menakar, melumatkan, menyaring dan memasukkan ke wadah setelah jamu gendong siap. Setiap tahapan proses tersebut berisiko terhadap terjadinya pencemaran mikrobiologi. Dalam buku Suharmiati 2003 hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan, pengolahan dan penggunaan yaitu: 1. Bahan baku yang digunakan adalah bahan yang masih segar tidak rusak, tidak busuk atau tidak berjamur dan dicuci sebelum digunakan. Dapat pula menggunakan bahan yang sudah dikeringkan dengan memilih bahan yang tidak berjamur, tidak dimakan serangga dan sebelum digunakan dicuci dahulu. Pembuat jamu gendong harus dapat mengidentifikasi bahan baku agar tidak tertukar dengan bahan yang mirip atau tercampur dengan bahan lain. Penanganan bahan baku meliputi pemilihan bahan baku sortasi, pencucian dan penyimpanan jika diperlukan. Sortasi dilakukan untuk membuang bahan lain yang tidak berguna seperti rumput, kotoran binatang dan bahan-bahan yang telah membusuk yang dapat mempengaruhi mutu jamu gendong. Bahan baku sebelum digunakan harus dicuci dengan air dari sumber yang bersih agar terbebas dari tanah dan kotoran. 2. Kualitas air yang digunakan untuk mencuci dan membuat jamu gendong harus diperhatikan karena air merupakan bahan baku utama selain tanaman berkhasiat. Air yang digunakan untuk membuat ramuan adalah air bersih dan matang. Sesuai dengan ketentuan badan dunia WHO maupun badan setempat Departemen Kesehatan serta ketentuan peraturan laun yang berlaku seperti APHA American Public Health Association atau Asosiassi Kesehatan Masyarakat AS, layak tidaknya air untuk kehidupan manusia ditentukan berdasarkan persyaratan kualitas secara fisik, secara kimia dan secara biologis. Parameter fisik yang harus dipenuhi pada air minum yaitu harus jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Suhunya sebaiknya sejuk dan tidak panas. Dari aspek kimiawi, bahan air minum tidak boleh mengandung partikel terlarut dalam jumlah tinggi serta logam berat Hg, Ni, Pb, Zn dan Ag atau zat beracun seperti senyawa hidrokarbon dan detergen. Dari parameter mikrobiologi tidak boleh ditemui adanya bakteri patogen Escherichia colli, Clostridium perfringens dan Salmonella. Kandungan Chemical Oxygen Demand COD air minum golongan B maksimum adalah 12 mgl. COD adalah suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan untuk mengoksidasi bahanbahan organik yang terdapat dalam air. Kandungan Biochemical Oxygen Demand BOD dalam air bersih maksimum adalah 6 mgl. BOD adalah jumlah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah bahan-bahan buangan di dalam air. 3. Peralatan yang digunakan untuk merebus obat tradisional sebaiknya panci yang dilapisi email atau periuk kuali dari tanah liat. Hal yang perlu diperhatikan mengenai wadah dan peralatan untuk pembuatan jamu gendong adalah peralatan harus dibersihkan dahulu sebelum digunakan, peralatan yang terbuat dari kayu misalnya telenan, sendokpengaduk dan lain-lain atau yang terbuat dari tanah liat atau batu misalnya ulek-ulek dan lumpang harus dicuci dengan sabun. Botol yang digunakan untuk tempat jamu yang siap dipasarkan, sebelum diisi dengan jamu harus disterilkan terlebih dahulu dengan direndam dan dicuci menggunakan sabun baik bagian dalam maupun luarnya. Setelah dibilas sampai bersih dan tidak berbau, botol ditiriskan sampai kering, selanjutnya botol direbus dengan air mendidih selama kurang lebih 20 menit. 4. Pengolahan, sebelum mengolah jamu harus mencuci tangan terlebih dahulu, menyiapkan bahan baku yang telah dipilih dan meletakkan ramuan di tempat yang bersih. Cara pembuatan ramuan tradisional dapat digunakan dengan beberapa cara yaitu bahan direbus dengan air, bahan ditumbuk dalam bentuk segar dan diperas airnya, bahan ditumbuk dalam bentuk kering, bahan diparut kemudian diperas dan bahan diekstrak dibuat serbuk kemudian diseduh dengan air. Untuk daya tahan ramuan yang dibuat dengan cara direbus harus segera digunakan. Ramuan tersebut dapat disimpan selama 24 jam dan setelah melewati waktu tersebut sebaiknya dibuang karena dapat tercampur kuman atau kotoran dari udara atau lingkungan sekitar. Ramuan yang dibuat dengan perasan tanpa direbus hanya dapat disimpan selama 12 jam. 5. Higiene perorangan yaitu pengetahuan higiene perorangan penjual jamu gendong terkait dengan perilaku pengolahan jamu gendong yang terdiri dari beberapa aspek antara lain pemeliharaan rambut, pemeliharaan kulit, pemeliharaan tangan kebiasaan mencuci tangan dan pemeliharaan kuku dan pemeliharaan kulit muka.

C. Jamu Temulawak