kapang jamur dan khamir yang besar menunjukkan kemunduran dari mutu obat tradisional. Kapang dan khamir akan berkembang baik bila tempat tumbuhnya
cocok BPOM RI, 2014. Untuk mengetahui jumlah AKK dapat dilakukan dengan metode MA PPOMN nomor 96mik00. Uji AKK memiliki prinsip pertumbuhan
kapang khamir setelah cuplikan diinokulasikan pada media yang sesuai dan diinokulasikan pada suhu 20-25
℃ Fardiaz, 1993. Perhitungan AKK berdasarkan prosedur Metode Analisis Pusat Pengujian Obat dan Makanan MA PPOMN,
2006.
E. Angka Lempeng Total
Angka Lempeng Total ALT adalah pertumbuhan bakteri mesofil aerob setelah sampel diinkubasi dalam perbenihan yang cocok selama 24-48 jam pada
suhu 37 ℃. Dalam pengujian ALT digunakan metode pour plate dengan cara
menginokulasikan bakteri pada media agar tuang pada suhu 45 ℃ dalam cawan
petri. Ketika agar memadat, sel-sel bakteri tidak dapat bergerak dalam agar dan akan tumbuh menjadi koloni SNI, 1992.
Angka lempeng total merupakan salah satu cara untuk menghitung cemaran mikroba, dimana cara ini merupakan bagian dari metode hitung cawan.
Prinsip pada metode hitungan cawan adalah jika sel jasad renik yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel jasad renik tersebut akan berkembang
biak membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dapat dihitung dengan menggunakan mata tanpa mikroskop. Metode hitungan cawan merupakan cara
yang paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik karena beberapa hal yaitu :
1. Hanya sel yang masih hidup yang dapat dihitung. 2. Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung satu kali.
3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identitas jasad renik karena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari jasad renik yang menetap menampakkan
pertumbuhan yang spesifik Fardiaz, 1992. Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada
pada suatu sampel, umumnya dikenal dengan Angka Lempeng Total ALT. Uji ALT dan lebih tepatnya ALT bakteri aerob mesofil atau anaerob mesofil
menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni bakteri yang dapat diamati secara visual dan dihitung dalam satuan koloni cfu per mlg atau koloni
100ml. Cara yang digunakan antara lain dengan cara tuang dan tetes dan cara sebar BPOM RI, 2008.
Uji ALT dapat digunakan untuk menghitung banyaknya bakteri yang tumbuh dan berkembang pada sampel , juga sebagai acuan yang dapat
menentukan kualitas dan keamanan jamu gendong. Jamu gendong dikatakan berkualitas apabila tidak ada sama sekali cemaran mikroba yang tumbuh atau
apabila ada maka jumlahnya haruslah berada di batas yang sudah ditentukan oleh BPOM RI 2014, yaitu tidak lebih dari
10
3
koloni ml untuk angka kapang khamir dan
10
4
koloni ml untuk angka lempeng total BPOM RI, 2014. Prinsip pengujian Angka Lempeng Total menurut Metode Analisis
Mikrobiologi MA PPOMN nomor 96mik00 adalah pertumbuhan koloni bakteri
aerob mesofil setelah cuplikan diinokulasikan pada media lempeng agar dengan metode pour plate dan diinkubasi pada suhu yang sesuai. Pada pengujian Angka
Lempeng Total menggunakan media PCA Plate Count Agar sebagai media padatnya. Digunakan juga pereaksi khusus Triphenyl Tetrazolium Chloride 0,5
TTC BPOM, 2008. Menurut Depkes RI disebutkan bahwa ALT harus ditekan sekecil mungkin
meskipun mikroba tersebut tidak membahayakan kesehatan, tetapi kadang-kadang karena pengaruh sesuatu yang dapat menjadi mikroba membahayakan. Yang jelas
angka lempeng total tersebut dapat digunakan sebagai petunjuk tingkat berapa industri tersebut melaksanakan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik
CPOTB. Makin kecil angka lempeng total bagi setiap produk makin tinggi nilai pengetrapan CPOTB di industri tersebut.
Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal dari 1 sel mikroba, karena ada beberapa mikroba tertentu yang cenderung berkelompok atau berantai. Bila
ditumbuhkan pada media dan lingkungan yang sesuai, kelompok bakteri ini akan menghasilkan 1 koloni. Oleh karena itu, seringkali digunakan istilah Colony
Forming Unit CFU untuk menghitung jumlah mikroba hidup. Sebaiknya hanya lempeng agar yang mengandung 25-250 koloni saja yang digunakan dalam
perhitungan SNI, 1992. Pengenceran dari sampel sangat penting untuk menghindari koloni bakteri
atau kapang khamir yang saling menumpuk karena konsentrasi sangat pekat sehingga didapatkan koloni yang terpisah dan dapat dihitung dengan mudah
pengenceran ini sangat membantu terutama untuk sampel dengan cemaran sangat tinggi BPOM RI, 2008. Lempeng agar dengan koloni 250 koloni akan sulit
dihitung sehingga kemungkinan adanya kesalahan dalam perhitungan sangat besar. Digunakan pengenceran sampel untuk membantu memperoleh perhitungan
dalam jumlah yang benar Lay, 1994.
F. Media