Uji daya sebar Uji Sifat dan Stabilitas Fisik Krim Ekstrak Batang Jarak Cina 1. Uji organoleptis dan pH

Hal ini dapat menunjukkan bahwa penambahan Tween 80 dan gliserin dapat menurunkan viskositas. Tabel VIII menunjukan bahwa viskositas sediaan krim pada waktu pengamatan jam ke 48 jam, hari ke 7, 14, 21, dan 28 mengalami pergeseran viskositas pada rentang waktu penyimpanan krim. Gambar 15. Grafik pergeseran viskositas krim ekstrak batang jarak cina Gambar 15 menunjukan terjadinya penurunan viskositas selama rentang waktu penyimpanan. Hasil pengamatan pada formula sediaan krim ekstrak batang jarak cina menunjukkan bahwa krim yang dihasilkan kurang stabil pada penyimpanan dengan rentang waktu yang cukup lama. Gliserin bersifat higroskopis yang akan menyerap kelembaban selama penyimpanan dan pengujian sehingga dimungkinkan akan menurunkan viskositas krim.

5. Uji daya sebar

Daya sebar merupakan kemampuan penyebaran krim pada kulit Voigt, 1984. Daya sebar yang diharapkan adalah 5-7 cm Garg dkk., 2002. Pengamatan 20 40 60 80 100 120 10 20 30 F1 Fa Fb Fab Grafik Pergeseran Viskositas visko sit as d.Pa .s lama penyimpanan hari daya sebar sediaan krim ekstrak batang jarak cina dilakukan jam ke 48, hari ke 7, 14, 21, dan 28. Pengamatan terhadap krim tidak langsung dilakukan setelah selesai proses pembuatan karena diasumsikan krim telah membentuk sistem yang stabil setelah 48 jam. Tabel IX. Daya sebar x̅ ± SD krim ekstrak batang jarak cina pada 48 jam, 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari Formula Daya sebar krim ± SD cm 48 jam 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari F 1 6,9 ± 0,40 7,2 ± 0,30 6,7 ± 0,53 6,3 ± 1,08 7,3 ± 0,11 Fa 6,7 ± 0,18 7,3 ± 0,11 6,8 ± 0,68 7,3 ± 0,60 7,3 ± 0,21 Fb 6,9 ± 0,31 7,0 ± 0,48 6,9 ± 0,16 7,4 ± 0,40 7,0 ± 0,13 Fab 7,1 ± 0,21 7,1 ± 0,10 6,9 ± 0,40 6,7 ± 0,40 6,9 ± 0,40 Tabel IX menunjukkan hasil bahwa pada krim ekstrak batang jarak cina formula Fa dengan komposisi Tween 80 pada level tinggi dan gliserin pada level rendah memiliki nilai daya sebar lebih rendah bila dibandingkan dengan formula F 1 . Sedangkan pada formula Fb dengan komposisi Tween 80 pada level rendah dan gliserin pada level tinggi memiliki nilai daya sebar yang sama dengan formula F 1 . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penambahan Tween 80 dapat menurunkan daya sebar, sedangkan penambahan gliserin tidak memberikan pengaruh pada respon daya sebar. Pengaruh kedua faktor terhadap viskositas dan daya sebar juga dapat dilihat pada gambar 11, gambar 12, gambar 13, dan gambar 14. Gambar 11 dan gambar 12 merupakan orientasi jumlah Tween 80 dengan jumlah gliserin yang sama pada semua formula. Respon viskositas mengalami penurunan seiring dengan peningkatan jumlah Tween 80 yang ditambahkan sedangkan respon daya sebar mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan jumlah Tween 80 yang ditambahkan. Gambar 13 dan 14 merupakan orientasi jumlah gliserin dengan jumlah Tween 80 yang ditambahkan sama pada semua formula. Respon viskositas mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan jumlah gliserin yang ditambahkan sedangkan respon daya sebar mengalami penurunan seiring dengan peningkatan jumlah gliserin yang ditambahkan. Tabel IX menunjukkan rata-rata daya sebar dari sediaan krim ekstrak batang jarak cina yang diukur pada waktu pengamatan jam ke 48 jam, hari ke 7, 14, 21, dan 28. Gambar 16. Grafik pergeseran daya sebar krim ekstrak batang jarak cina Gambar 16 menunjukkan bahwa terjadi kenaikan daya sebar krim seiring semakin lamanya waktu penyimpanan. Hasil pengamatan pada formula sediaan 1 2 3 4 5 6 7 8 10 20 30 F1 Fa Fb Grafik Pergeseran Daya Sebar lama penyimpanan hari krim ekstrak batang jarak cina menunjukkan bahwa krim yang dihasilkan kurang stabil pada penyimpanan dengan rentang waktu yang cukup lama. Gliserin bersifat higroskopis yang akan menyerap kelembaban selama penyimpanan dan pengujian sehingga dimungkinkan akan menurunkan viskositas krim dan menaikkan daya sebar krim. E. Pengaruh Penambahan Tween 80 dan Gliserin dalam Menentukan Sifat Fisik Krim Ekstrak Batang Jarak Cina

1. Viskositas

Dokumen yang terkait

Optimasi sodium carboxymethyl cellulose sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humektan dalam sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis menggunakan aplikasi desain faktorial.

0 4 117

Optimasi tween 80 sebagai emulsifying agent dan carbopol 940 sebagai gelling agent dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak lidah buaya (aloe barbadensis Mill.) dengan metode desain faktorial.

0 11 108

Pengaruh Tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.) dengan aplikasi desain faktorial.

1 7 100

Pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak batang Jarak Cina (Jatropha.

3 5 121

Pengaruh Tween 80 sebagai emulsifying agent dan sorbitol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.) dengan aplikasi desain faktoria.

3 23 118

Pengaruh TWEEN 80 sebagai emulsifying agent dan sorbitol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak etanol batang Jarak Cina (Jatropha multifida L.) dengan aplikasi desain faktorial.

7 26 109

Optimasi komposisi tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent dalam formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau [Camelia sinensis [L.]O.K]: Aplikasi desain faktorial.

0 2 132

Optimasi komposisi tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent dalam formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau [Camelia sinensis [L.]O.K]: Aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 130

Optimasi tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent serta carbopol sebagai gelling agent dalam sediaan emulgel photoprotector ekstrak teh hijau (Camellia sinensis L.) : aplikasi desain faktorial - USD Repository

2 4 132

Optimasi komposisi cetyl alcohol sebagai emulsifying agent dan gliserin sebagai humectant dalam krim sunscreen ekstrak kental apel merah (Pyrus malus L.) : aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 118