Monografi Eksipien PENELAAHAN PUSTAKA

yang terdapat pada sediaan akan menembus stratum korneum melalui ruang antar sel pada lapisan lipid yang mengelilingi sel korneosit Yanhendri dan Heny, 2012.

C. Krim

Krim merupakan bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai dan mengandung air tidak kurang dari 60. Krim dibedakan menjadi dua tipe yaitu krim tipe minyak dalam air MA dan tipe air dalam minyak AM Syamsuni, 2006. Keuntungan penggunaan krim adalah umumnya mudah menyebar rata pada permukaan kulit serta mudah dicuci dengan air Anief, 2005.

D. Monografi Eksipien

1. Gliserin Gambar 2. Struktur gliserin Rowe, Sheskey, dan Owen, 2006 Gliserin gambar 2 merupakan cairan seperti sirup, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa hangat. Gliserin bersifat higroskopis dan jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk masa hablur tidak berwarna dan tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 20 o C. Gliserin berfungsi untuk membantu menjaga kelembaban pada kulit. Konsentrasi gliserin yang digunakan sebagai humektan adalah kurang dari 30 Rowe dkk., 2006. 2. Tween 80 Gambar 3. Struktur Tween 80 Rowe dkk., 2006 Tween 80 gambar 3 merupakan cairan kental, transparan, tidak berwarna hampir tidak mempunyai rasa. Tween 80 mudah larut dalam air, etanol, asetat dan metanol, namun sukar larut dalam parafin cair. Tween 80 dalam penelitian ini berfungsi sebagai emulsifying agent. Tween 80 biasa digunakan sebagai emolien dan emulsifying agent dalam sediaan lotion, krim, dan salep Anggraini, 2008. Tween 80 digunakan sebagai emulsifying agent sebanyak 15 Rowe dkk., 2006. 3. Asam stearat Gambar 4. Struktur asam stearat Rowe dkk., 2006 Asam stearat gambar 4 memiliki bentuk kristal berwarna putih yang keras dan melebur pada suhu 69 – 70 o C. Asam stearat digunakan dalam formulasi sediaan krim pada konsentrasi 1 – 20 sebagai fase minyak dan agen pengemulsi. Selain itu, keberadaan asam stearat akan membantu membentuk penampilan krim yang bagus yaitu kaku dan mengkilap Rowe dkk., 2006. 4. Trietanolamin TEA Gambar 5. Struktur Triethanolamine TEA Rowe dkk., 2006 TEA gambar 5 digunakan sebagai bahan tambahan untuk formulasi sediaan. TEA ketika bercampur dengan asam lemak seperti asam stearat atau asam oleat akan membentuk sabun anionik dengan pH sekitar 8, sehingga dapat digunakan sebagai emulsifying agent untuk emulsi tipe MA. Konsentrasi TEA yang digunakan pada sediaan emulsi sebanyak 2-4 Rowe dkk., 2006. 5. Metil paraben Gambar 6. Struktur metil paraben Rowe dkk., 2006 Metil paraben gambar 6 memiliki bentuk serbuk halus, berwarna putih, tidak berbau, dan memiliki sedikit rasa terbakar. Metil paraben digunakan sebagai pengawet pada formulasi sediaan krim ekstrak batang jarak cina. Konsentrasi metil paraben yang digunakan untuk formulasi sediaan topikal 0,02 – 0,3 Rowe dkk., 2006. 6. Butylated hydroxytoluene BHT Gambar 7. Struktur Butylated hydroxytoluene BHT Rowe dkk., 2006 BHT gambar 7 memiliki bentuk kristal putih atau kuning muda dan berbau seperti fenol. Butylated hydroxytoluene BHT digunakan sebagai antioksidan pada formulasi sediaan krim ekstrak batang jarak cina yang dapat menunda atau mencegah timbulnya bau. Konsentrasi BHT yang digunakan pada formulasi sediaan topical yakni sebesar 0,0075 – 0,1 Rowe dkk., 2006.

E. Stabilitas Krim

Dokumen yang terkait

Optimasi sodium carboxymethyl cellulose sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humektan dalam sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis menggunakan aplikasi desain faktorial.

0 4 117

Optimasi tween 80 sebagai emulsifying agent dan carbopol 940 sebagai gelling agent dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak lidah buaya (aloe barbadensis Mill.) dengan metode desain faktorial.

0 11 108

Pengaruh Tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.) dengan aplikasi desain faktorial.

1 7 100

Pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak batang Jarak Cina (Jatropha.

3 5 121

Pengaruh Tween 80 sebagai emulsifying agent dan sorbitol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.) dengan aplikasi desain faktoria.

3 23 118

Pengaruh TWEEN 80 sebagai emulsifying agent dan sorbitol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak etanol batang Jarak Cina (Jatropha multifida L.) dengan aplikasi desain faktorial.

7 26 109

Optimasi komposisi tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent dalam formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau [Camelia sinensis [L.]O.K]: Aplikasi desain faktorial.

0 2 132

Optimasi komposisi tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent dalam formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau [Camelia sinensis [L.]O.K]: Aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 130

Optimasi tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent serta carbopol sebagai gelling agent dalam sediaan emulgel photoprotector ekstrak teh hijau (Camellia sinensis L.) : aplikasi desain faktorial - USD Repository

2 4 132

Optimasi komposisi cetyl alcohol sebagai emulsifying agent dan gliserin sebagai humectant dalam krim sunscreen ekstrak kental apel merah (Pyrus malus L.) : aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 118