G. Uji Stabilitas Fisik dan Sifat Fisik
1. Uji organoleptis Uji organoleptis dilakukan dengan cara mengamati warna dan bau dari
krim 48 jam setelah pembuatan. 2. Uji pH
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal. Langkah yang dilakukan adalah dengan memasukkan pH universal
ke dalam sediaan krim dan membandingkan dengan standar warna yang terdapat pada kemasan pH universal.
3. Uji tipe krim Sejumlah krim dioleskan pada gelas objek dan ditambahkan satu tetes
methylene blue. Selanjutnya dilakukan pengamatan secara mikroskopik untuk menentukan apakah emulsi dari sediaan krim tersebut bertipe MA atau AM.
4. Uji viskositas Sediaan krim dimasukkan ke dalam wadah dan dipasang viscotester
Rion VT-04. Sebanyak 100 gram dari masing-masing formula krim, ditentukan viskositasnya dengan menggunakan viscotester VT 04 pada suhu
37 C putaran 50 rpm. Nilai viskositas krim ditunjukkan oleh jarum penunjuk
saat viscotester dinyalakan. Pengujian dilakukan setelah 48 jam krim selesai dibuat dan setelah disimpan selama satu bulan Melani, Purwanti, dan
Soeratri, 2005.
5. Uji daya sebar Uji daya sebar krim ekstrak etanol batang Jarak Cina dilakukan setelah
48 jam. Uji daya sebar dilakukan dengan menimbang massa krim sebanyak 1 gram, kemudian diletakkan di tengah horizontal plate. Pemberat 125,0 gram
diletakkan diatas horizontal plate dan didiamkan selama 1 menit. Setelah didiamkan selama 1 menit, diameter penyebaran krim diukur selama 48 jam
setelah pembuatan, 14 hari, 21 hari dan 28 hari. 6. Uji ukuran droplet
Sejumlah krim dioleskan pada gelas objek kemudian ditutup menggunakan kaca penutup, kemudian diletakkan dibawah mikroskop.
Ukuran droplet yang terdispersi dalam krim diamati. Sebanyak 500 droplet diamati menggunakan perbesaran kuat Martin dkk., 1993.
7. Uji iritasi HET-CAM Telur yang digunakan dalam penelitian ini adalah telur ayam kampung
yang berusia 9-11 hari. Bagian cangkang yang terdapat rongga udara dibuka bagian bawah. Kontrol positif yang digunakan adalah NaOH 0,1N dan
kontrol negatif yang digunakan adalah NaCl 0,9. Masing-masing diambil sebanyak 0,3 mL dengan spuit dan dimasukkan ke dalam telur yang terdapat
pembuluh darah. Untuk krim diambil 0,3 gram dan diletakkan pada telur yang terdapat pembuluh darah. Perubahan yang terjadi diamati pada pembuluh
darah.
Gejala – gejala yang diamati dalam pengujian dengan metode HET-
CAM adalah hemorrhage pendarahan, lysis disintegrasi pembuluh darah, serta coagulation denaturasi protein ekstravaskuler dan intravaskuler. Data
yang diperoleh dari hasil pengamatan kemudian dimasukkan ke dalam persamaan Irritation Score IS:
� = 301
− 300
5 + 301
− � 300
7 + 301
− � 300
9
Deshmukh dkk., 2012. Hasil IS yang diperoleh kemudian dapat dilihat pada tabel IV untuk
mengetahui terjadi iritasi pada senyawa uji.
Tabel IV. Indeks iritasi primer uji HET-CAM
Irritation Score Kategori
0-0,9 Tidak mengiritasi
1-4,9 Sedikit mengiritasi
5-8,9 Cukup mengiritasi
9-21 Sangat mengiritasi
Cazedey, Carvalho, Foirentino, Gremiao, dan Salgado, 2009
H. Analisis Hasil