3. Feminisme Radikal-Kultural Penggalan Scene 4
Visual : Eksternal. Halaman depan kantor pengadilan-siang.
Medium Shot Persik dan Rozak sedang beradu mulut, kemudian Persik menjelaskan sesuatu kepada Rozak.
Gambar 4.7 Persik sedang memberikan keputusan kepada Rozak Dialog :
Persik : ”Rozak..., sekali cerai tetap ceerai... Aku tidak akan
pernah membiarkan istri kamu menjadi janda.” Rozak
: Sambil terheran-heran ”Loh..., bukannya sekarang kamu menjadi janda...?”
Persik : ”Ya... Aku memang janda..., segala sesuatu penderitaan
menyandang status janda..., susah..., kesusahan itu biarlah aku yang menanggung, tapi bukan untuk orang lain..., oke
sayang” sambil tersenyum dengan memakai kacamata dan meninggalkan Rozak
Rozak : Sambil memegang kedua tangan Persik ”Tunggu
Persik..., kamu gak akan bisa hidup di Jakarta tanpa aku...
Aku yang kasih semuanya buat kamu..., mobil, rumah apartemen, uang, semuanya...”
Persik pun bersikap cuek sembari memakai kacamatanya dan akhirnya menaiki mobilnya lalu pergi meninggalkan Rozak.
Penggalan Scene 841 Visual : Eksternal. Jalan raya-pagi
Medium Shot Persik sedang berjalan setelah pergi dari rumah, seketika
itu langsung dihentikan oleh Rozak yang mengajaknya rujuk kembali, akan tetapi Persik tetap menolaknya.
Gambar 4.8 Persik beradu mulut dengan Rozak Dialog :
Rozak : “Mau kemana lagi kamu Persik.. Haa... Sudah berapa kali aku
bilang, tapi kamu enggak percaya... Kamu enggak bisa hidup tanpa aku Persik, enggak bisa Persik... Enggak ada orang yang di
dunia ini yang mau terima kamu, kecuali aku Persik.. Aku.. Aku yang bawa kamu ke Jakarta, aku.. Dan aku juga yang memenuhi
semua kebutuhan kamu.. Dan kamu enggak bisa seenaknya
begitu aja.. Enggak bisa Persik.. Keputusan pengadilan itu enggak ada artinya.. dibandingkan ketergantungan kamu sama
aku..dengan nada tinggi Hahahaha.... Persik, Persik.. Hahaha... Akhirnya kamu mengerti... Betapa sayangnya aku sama kamu
Persik.. Aku sangat rindu dengan aroma tubuh kamu Persik..” sambil terheran-heran karena Persik memeluknya, padahal Persik
hanya berpura-pura saja. Persik
: “Haaaah.. sambil menendang kemaluan Rozak Hahaha.. Mampus loe.. Kamu pikir aku Persik yang dulu kamu kenal
lewat frendster itu.. Ingat itu.. Dan aku tidak bakalan bisa, oh ketipu lagi.. sambil bernyanyi Huh.. Enggak bakalan tau
enggak.. Karena aku akan tetap menjadi janda untuk selamanya, enggak mungkin aku ketergantungan terus dengan kamu, aku
janda bisa hidup mandiri tanpa kamu, enggak akan pernah ketergantungan dengan lelaki manapun.. Tau.. Janda tetap janda,
janda janda janda.. Buh..”
Analisis :
Kedua scene 4 dan 841 tersebut, memiliki beberapa kesamaan analisis yaitu adanya penolakan terhadap adanya kekuasaaan laki-laki. Pada scene 4
dan 83 menunjukkan penolakan Persik atas perintah Rozak untuk mengajak rujuk kembali serta kekuasaan Rozak atas dirinya yang bersifat merendahkan
dan mengopresi. Hal ini menunjukkan bahwa Persik sebagai perempuan feminis menyadari bahwa perempuan tidak ditakdirkan untuk menjadi pasif,
seperti juga laki-laki yang tidak ditakdirkan untuk menjadi aktif. Dalam feminisme radikal, perempuan menolak adanya sistem masyarakat patriarkhi
dimana laki-laki lebih berkuasa dan mendominasi atas diri perempuan yang menjadikannya tidak menjadi seorang manusia yang utuh Tong, 1998:79-
81. Dalam hal ini tergambar melalui sosok Persik yang menolak adanya kekuasaan laki-laki atau Rozak atas dirinya, dan aktif menolak sistem
kekuasaan tersebut yang ditunjukkan melalui kalimat, “Dan aku tidak bakalan bisa, oh ketipu lagi.. sambil bernyanyi Huh.. Enggak bakalan tau
enggak.. Karena aku akan tetap menjadi janda untuk selamanya, enggak
mungkin aku ketergantungan terus dengan kamu, aku janda bisa hidup mandiri tanpa kamu, enggak akan pernah ketergantungan dengan lelaki
manapun.. Tau.. Janda tetap janda, janda janda janda.. Buh..”. Dalam hal
ini Persik menjadi perempuan seutuhnya, dengan memakai nalar tidak ingin setiap saat harus mengorbankan dirinya untuk kebutuhan dan kesenangan
orang lain. Dia punya otonomi penuh atas dirinya sendiri tanpa boleh diatur- atur oleh orang lain yang masih setara dengan dirinya secara nalar, dalam hal
ini adalah mantan suaminya yaitu rozak.
4. Feminisme Sosialis Penggalan Scene 5