Feminisme Sosialis Penggalan Scene 5

seperti juga laki-laki yang tidak ditakdirkan untuk menjadi aktif. Dalam feminisme radikal, perempuan menolak adanya sistem masyarakat patriarkhi dimana laki-laki lebih berkuasa dan mendominasi atas diri perempuan yang menjadikannya tidak menjadi seorang manusia yang utuh Tong, 1998:79- 81. Dalam hal ini tergambar melalui sosok Persik yang menolak adanya kekuasaan laki-laki atau Rozak atas dirinya, dan aktif menolak sistem kekuasaan tersebut yang ditunjukkan melalui kalimat, “Dan aku tidak bakalan bisa, oh ketipu lagi.. sambil bernyanyi Huh.. Enggak bakalan tau enggak.. Karena aku akan tetap menjadi janda untuk selamanya, enggak mungkin aku ketergantungan terus dengan kamu, aku janda bisa hidup mandiri tanpa kamu, enggak akan pernah ketergantungan dengan lelaki manapun.. Tau.. Janda tetap janda, janda janda janda.. Buh..”. Dalam hal ini Persik menjadi perempuan seutuhnya, dengan memakai nalar tidak ingin setiap saat harus mengorbankan dirinya untuk kebutuhan dan kesenangan orang lain. Dia punya otonomi penuh atas dirinya sendiri tanpa boleh diatur- atur oleh orang lain yang masih setara dengan dirinya secara nalar, dalam hal ini adalah mantan suaminya yaitu rozak.

4. Feminisme Sosialis Penggalan Scene 5

Visual : Eksternal. Jalan raya-siang Long Shot Setelah di usir dari mobilnya oleh supir pribadi Rozak, Persik diturunkan di jalanan. Kemudian seketika itu juga para tukang ojek yang sedang mangkal, tiba-tiba langsung berebut untuk mendapat tumpangan dari Persik. Gambar 4.9 Persik sedang diperebutkan oleh para tukang ojek Dialog : Para Tukang Ojek : “Waaa... Suit suit..” dengan mata terbelalak melihat Persik Persik : “Ojek pak.. ojek..” Tukang ojek 1 : “Neng neng.. sama abang aja neng sini neng..” Tukang Ojek 2 : “Sudah mbak.. Sama saya saja.. Pokoknya mbak kemana pergi.. Saya antar.. Bahkan sampai ke surga.. Tiga kali naik ojek saya, mbak bisa umroh.. He’eh..” Tukang Ojek 3 : “Jangan mau mbak.. Jangan mau mbak.. Noh, kepalanye rontok tu liat..” Persik : “Gimana dong.. Biar adil kan nggak mungkin aku naikin kalian semua.. Satu orang aja deh.. Mendingan aku naikin dia aja deh.. sambil menunjuk ke arah seorang pemuda yang sedang nongkrong Mas, aku mau naik..” Pemuda : “Ayo mbak.. Ayo mbak.. Waah.. Jos tenan ki rejeki nomplok.. Ayo mbak pegangan ya..” Akhirnya Persik tidak memilih para tukang ojek. Persik memilih pemuda yang sedang nongkrong yang dikiranya tukan ojek juga, padahal sebenarnya pemuda itu sedang menunggu istrinya yang sedang berbelanja. Penggalan Scene 8 Visual : Eksternal. Kolam renang-pagi Medium Shot-Long Shot-Music Intro Nampak beberapa laki-laki sedang nongkrong di tempat kolam renang. Nampaknya berpuluh pasang mata laki-laki ini sedang menunggu Persik yang ingin berenang. Gambar 4.10 Persik sedang di pandangi oleh beberapa laki-laki Analisis : Bahwa dalam penggalan scene 5 dan scene 8 di atas memiliki beberapa kesamaan analisis yaitu menggambarkan bagaimana keseksian dari tubuh Persik yang dibalut busana yang glamor, yang membuat cara berpikir laki- laki selalu ingin mendominasi atas produksinya, dalam hal ini adalah tubuhnya. Menurut Allison Jaggar seorang feminis sosialis berpendapat dalam bukunya Feminist Politics and Human Nature, feminis mengkritik asumsi umum, yaitu meningkatnya partisipasi perempuan dalam ekonomi lebih berakibat pada peran antagonism seksual ketimbang status. Jaggar menekankan, perempuan juga perlahan-lahan teralienasi dari tubuhnya, tubuhnya mulai terasa seperti benda semata, sekedar mesin untuk mengeluarkan tenaga untuk bekerja yuwie.com. Motherhood, seperti seksualitas juga merupakan pengalaman yang mengalienasi perempuan. Perempuan dialienasi dari produk pekerjaan reproduksinya, ketika orang lain yang menentukan, memutuskan, tentang berapa banyak anak yang akan dikandung dan dilahirkannya.

5. Feminisme Post Modern