Kerangka Berfikir KAJIAN PUSTAKA

2.4. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir dari film tidak terlepas dari metode semiotik Charles Sanders Pierce dengan merepresentasikan feminisme dari film ”Ku Tunggu Jandamu”. Film ini dibangun dengan tanda semata-mata. Tanda-tanda itu termasuk dari berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik untuk mencapai efek yang diharapkan. Fenomena tentang perempuan sangat menarik untuk divisualisasikan dalam bentuk karya film, yang mana mayoritas gender film Indonesia berkenaan dengan pria dan apa yang didefinisikan dunia film sebagai dunia pria adalah dunia yang mampu bertindak dan melakukan sesuatu. Meskipun setiap film menampilkan karakter wanita, namun dalam peranan gender, melalui prakteknya produksi film yang sudah berjalan lama, tempat bagi para wanita hanyalah sebagai peran tambahan, sehingga citra dan tindakan wanita fungsinya tidak penting dan kecil juga naratif. Dalam narasi- narasi tersebut, wanita tidaklah bertindak seperti semestinya, melainkan hanya menjadi bagian konteks dan peran kedua setelah pria. Munculnya ideologi kesetaraan gender hak antara laki-laki dan perempuan, yang mana kesetaraan tersebut tetap memandang adanya perbedaan-perbedaan yang dimiliki setiap manusia, yaitu bakat dan kemampuan. Selain itu, pada penelitian ini akan menggunakan analisis semiotik pada sinema atau film layar lebar wide screen disetarakan dengan analisis film yang ditayangkan di televisi, yang dikemukakan oleh John Fiske. Analisis ini terbagi atas tiga level, yakni level realitas, level representasi dan level ideologi. Dalam film Ku Tunggu Jandamu, tokoh utama adalah Persik, gambaran seorang perempuan yang berani membela haknya sebagai janda dan hak kaum perempuan. Maka dari itu, peneliti akan merepresentasikan feminisme dalam film tersebut melalui tokoh Persik. Penelitian ini akan menggunakan analisis semiotik yang dikemukakan oleh Pierce, mengingat film meliputi simbol- simbol yang sangat kompleks, baik verbal maupun non verbal. Pierce membagi tanda menjadi tiga, yakni ikon icon, indeks index dan simbol symbol yang didasarkan atas relasi di antara representamen dan obyeknya.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor 1975 mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati Moleong, 1998:3. Dalam pendekatan deskriptif kualitatif, akan dapat diperoleh pengungkapan secara rinci interpretasi penggambaran nilai-nilai feminisme pada film Ku Tunggu Jandamu ini. Adapun digunakannya metode deskriptif kualitatif karena metode ini akan lebih menyesuaikan bila dalam penelitian ditemukan kenyataan ganda, kemudian metode kualitatif lebih peka dan dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola-pola nilai yang dihadapi Moleong, 1995:5. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan metode semiotik. Semiotik adalah metode analisis untuk mengkaji tanda Sobur, 2004:15. Dengan menggunakan metode semiotik, peneliti berusaha menggali realitas real yang didapatkan melalui interpretasi simbol-simbol dan tanda-tanda yang ditampilkan sepanjang film. Analisis semiotik termasuk dalam metode kualitatif. Secara khusus peneliti menggunakan metode penelitian analisis semiotika semiotika yang dikemukakan oleh Charles Sanders Pierce, untuk 71 71