2.3 Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan keputusan maka perlu mengetahui sifat atau pola masing – masing alternatif yang ada. Perkiraan terhadap sifat atau
model alternatif tersebut dapat menggunakan suatu model. Model ini merupakan suatu abstraksi keadaan sesungguhnya yang akan dicari dan
diperkirakan sifat – sifat dan polanya. Agar model dapat dipercaya kebenarannya maka harus dicari korelasi antara model dan kenyataan.
Beberapa jenis model, yaitu : 1. Model Grafis
Adalah penggambaran masalah secara visual. 2. Model Matematik
Adalah penggambaran masalah dengan menggunakan tanda – tanda matematik yang menunjukkan hubungan – hubungan.
3. Model Skematif Adalah penggambaran secara skema, contoh : bentuk model skematik
yaitu penggambaran struktur organisasi.
2.4 Produksi 2.4.1 Pengertian
Produksi
Pengertian Produksi menurut Agus Ahyari 1996 : 6 adalah kegiatan yang dapat menghasilakan tambahan manfaat penciptaan faedah
baru, faedah itu dapat terdiri dari beberapa macam, misalnya : faedah bentuk, faedah waktu, faedah tempat.
Menurut Assauri 1999 : 12 produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa,
dimana untuk kegiatan tersebut dibutuhkan faktor – faktor produksi. Faktor – faktor produksi terdiri dari :
a. Bahan baku atau bahan mentah material Bahan yang digunakan sebagai dasar dalam pembuatan suatu produk
yang kemudian dari bahan tersebut diproses dan sampai ke proses akhir tercipta suatu produk baru yang bermanfaat. Bahan penolong adalah
bahan yang melekat di dalam produksi suatu produk sehingga tercipta suatu produk baru yang bermanfaat.
b. Dana atau modal Modal dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Modal skill adalah modal yang berupa barang – barang yang akan digunakan dalam proses produksi.
2. Modal uang adalah dana yang dikeluarkan untuk membeli barang – barang dan faktor produksi lainnya.
c. Tenaga kerja Tenaga kerja adalah kemampuan manusiawi yang dapat sumbangkan
untuk memungkinkan dilakukannya produksi barang – barang dan jasa – jasa.
d. Mesin Mesin adalah suatu peralatan yang digerakkan oleh suatu kekuatan atau
tenaga yang digunakan untuk membantu manusia dalam proses produksi dimana mesin ini dapat mengerjakan atau memproduksi suatu
barang yang dihasilkan dalam waktu yang lebih pendek, jumlah yang lebih banyak dan kualitas yang lebih baik.
Dari pengertian – pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa produksi adalah suatu kegiatan untuk menambah nilai guna,
manfaat dari suatu barang dan jasa menggunakan fasilitas produksi yang ada.
2.4.2 Fungsi Poduksi
Menurut Assauri 2003 : 11 yang dimaksud dengan fungso produksi merupakan penekanan terstentu dari tanggung jawab atau
pengambilan keputusan dalam organisasi. Dalam pelaksanaan fungsi
produksi ada 5 lima tanggung jawab keputusan utama yang harus dilakukan, yaitu proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan mutu.
Dimana secara umum fungsi produksi terkait dengan tanggung jawab dalam pengolahan dan pentransformasikan masukan atau input menjadi
keluaran atau out put berupa barang atau jasa yang akan dapat memberikan hasil pendapatan bagi perusahaan. Untuk melaksanakan fungsi tersebut
diperlukan rangkaian kegiatan yang merupakan keterkaitan dan menyatu serta menyeluruh sebagai suatu system. Berbagai kegiatan yang berkaitan
dengan fungsi produksi ini dilaksanakan oleh beberapa bagian yang terdapat pada perusahaan, baik itu perusahaan yang besar maupun kecil.
Menurut Assauri 2003 ; 12 fungsi produksi di atas meliputi empat bagian penting, yaitu :
1. Proses pengolahan, merupkan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan masukan menjadi keluaran yang berupa barang atau
jasa yang akhirnya dapat dijual kepada pelanggan untuk memungkinkan perusahaan memperoleh hasil atau keuntungan yang diharapkan.
2. Jasa – jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan,
sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Jasa – jasa pelayanan produksi dapat berupa : desain produk,
teknologi, cara penggunaan sumber – sumber daya.
3. Perencanaan yang berfungsi agar kegiatan produksi dan operasi yang dilakukan dapat terarah bagi pencapaian tujuan produksi dan operasi
serta fungsi produksi dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Perencanaan yang dilakukan dalam hubungannya dengan fungsi
produksi adalah : a. Perencanaan proses produksi
b. Perencanaan persediaan dan pengadaan c. Perencanaan mutu
d. Perencanaan penggunaan fasilitas mesin e. Perenacanaan pemanfaatan sumber daya manusia
Dan perencanaan tersebut pada dasarnya adalah merupakan penetapan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi yang akan
dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu. 4. Pengendalian atau pengawasan merupakan fungsi untuk menjamin
terlaksananya kegiatan produksi sesuai dengan yang direncanakan. Dan bila terjadi penyimpangan maka penyimpangan tersebut dapat
dikoreksi, sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai. Kegiatan pengendalian yang dilakukan dalam pelaksanaan fungsi produksi
adalah: a. Pengendalian produksi dan operasi
b. Pengendalian dan pengawasan persediaan c. Pengendalian dan pengawasan mutu
d. Pengendalian dan pengawasan biaya
2.4.3 Pengertian Proses
Produksi
Sebelum membahas mengenai pengertian proses produksi sebaiknya kita mengetahui arti dari proses. Yang dimaksud dengan proses
adalah cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber – sumber bahan, tenaga kerja, mesin, dana yang akan diubah untuk memperoleh
suatu hasil. Menurut Assauri 2003 : 97 yang dimaksud dengan proses
produksi adalah cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber
– sumber tenaga kerja, mesin, bahan dan dana yang ada. Sedangkan menurut Ahyari 1996 : 65 yang dimaksud dengan
proses produksi adalah merupakan suatu cara, metode maupun teknik bagaimana penambahan manfaat atau penciptaan faedah baru,
dilaksanakan dalam perusahaan. Dari kedua pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan proses produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan
menggunakan faktor – faktor produksi yang ada, seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana .
2.5 Bahan Baku
2.5.1 Pengertian Bahan
Baku
Bahan baku merupakan bahan yang secara langsung dapat dipergunakan daalam proses produksi dan belum pernah diproses sejak
penerimaan bahan baku digudang. Bahan baku merupakan bahan mentah dasar yang akan diolah menjadi produk jadi, dimana bahan baku terbagi
menjadi bahan baku langsung dan bahan baku tak langsung. Menurut Mulyadi 1999 : 295 bahan baku adalah yang
membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat dari pembelian lokal, impor atau dari
pengolahan sendiri. Di dalam memperoleh bahan baku perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli saja tetapi juga
mengeluarkan biaya – biaya pembelian, pergudangan dan biaya – biaya perolehan lainnya.
Pada beberapa perusahaan besar dengan beberapa unit operasi mengadakan bagian pembelian yang terpusat atau tersentralisir dan ada
pula yang mengadakan pembelian bahan baku yang disentralisir. Menurut Assauri 2003 : 208 Yang biasanya terdapat dari adanya
bagian pembelian bahan baku yang tersentralisir adalah ;
1. Dapat meminimalisir adanya duplikasi usaha duplication of effort yang timbul akibat desentralisasi unit – unit operasi yang dapat
membeli sendiri – sendiri pada tempat yang berbeda – beda. 2. Para petugas pembelian dapat menjadi ahli specialist dalam
pembelian bahan – bahan tertentu. 3. Pesanan dari berbagai unit operasi atau pabrik dapat dikonsolidasikan,
sehingga pembelian bahan – bahan tertentu yang sama dalam jumlah yang besar akan memperoleh keuntungan karena adanya potongan
discount yang tidak diperoleh apabila kita membeli sedikit – sedikit. 4. Dapat mudah mengikuti perkembangan dalam situasi pasar yang luas
dengan adanya bagian pusat central yang dapat mengatur kegiatan pembeliannya.
5. Keragu – raguan para supplier terhadap unit operasi atau pabrik tertentu dapat dihilangkan.
6. Para supplier cenderung untuk menginginkan adanya bagian pembelian yang terpusat dan hidup untuk kekuatan pasar dengan mengetahui
dimana mereka akan pergi untuk membeli dan dapat berbicara langsung dengan mereka.
7. Organisasi pembelian yang terpusat akan dapat memenuhi seluruh aspek yang diinginkan perusahaan seperti bahan – bahan yang
dipergunakan oleh unit – unit operasi atau pabrik yang ada dapat lebih
seragam uniform dan kebijaksanaan persediaan untuk pabrik – pabrik
ini dapat dihubungkan dengan efektif.|
Kelancaran proses produksi sangat dipengaruhi oleh tersediannya bahan baku, sebab bahan baku merupakan bahan utama dalam
memproduksi barang. Kekurangan bahan baku yang tersedia dapat berakibat terlalu tingginya beban – beban biaya untuk menyimpan di
gudang. Jadi dapat diketahui bahwa fungsi bahan baku adalah input atau bahan dalam penyelenggaraan produksi suatu barang dalam suatu industri.
2.5.2 Pengendalian Bahan Baku
Pengendalian merupakan alat untuk mencapai sasaran, pengendalian ini menjaga agar tidak terjadi peristiwa yang tidak
diinginkan dan tidak dikehendaki. Ada tiga aspek yang saling berhubungan dengan suatu sistem
pengendalian persediaan. Aspek – aspek tersebut adalah meramalkan permintaan dimasa yang akan datang, menentukan kapan dan berapa
banyak dilaksanakan pemesanan ulang dan menetapkan dimana persediaan disimpan dengan memperhatikan ketiga aspek tersebut. Diharapkan
perusahaan dapat menentukan bahan baku dengan tepat. Menurut Sumarni dan Soeprihanto 1998 : 167 pengendalian
merupakan aktifitas untuk menemukan, mengoreksi adanya penyimpangan – penyimpangan dari hasil yang telah dicapai dan dibandingkan dengan
rencana kerja yang telah ditetapkan. Proses pengendalian mencatat
perkembangan kearah pokok dan sasaran serta metode pencapaiannya dalam organisasi yang memungkinkan manajer melihat lebih awal adanya
penyimpangan. Hampir semua pabrik selalu memerlukan persedian barang, bahan
mentah maupujn bahan jadi. Dapat dikatakan bahwa pengendalian merupakan aktiva yang meliputi barang – barang milik perusahaan dengan
maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha, atau persediaan barang yang masih dalam proses produksi atau bahan baku yang menunggu
penggunaanya dalam proses produksi. Pada hakekatnya persediaan akan memperlancar operasi perusahaan sehari – hari. Terutama bagi perusahaan
yang jauh dari lokasi bahan baku da jauh dari konsumen. Persediaan bahan mentah maupun bahan jadi dapat berguna :
1. Menghilangkan resiko dari material yang kualitasnya kurang baik sehingga harus dikembalikan.
2. Memperkecil resiko keterlambatan datangnya bahan yang dipesan. 3. Untuk mempertahankan stabilitas organisasi perusahaan atau menjamin
kelancaran arus produksi. 4. Untuk mencapai efisiensi penggunaan
5. Memberikan pelayanan kepada langganan dengan sebaik – baiknya pada
setiap saat.
Setiap perusahaan dapat menentukan terlebih dahulu kebutuhan bahan baku dengan menyusun suatu anggaran atau budget hal ini sangat
penting untuk menjaga agar tidak terjadi adanya kekurangan bahan baku pada saat proses produksi dan yang mengakibatkan terlambatnya proses
produksi perusahaan. Persediaan bahan baku yang cukup harus senantiasa ada dalam
perusahaan, namun perusahaan juga harus menghindari persediaan bahan baku yang terlalu banyak. Walaupun ini mempunyai kebaikan terhadap
kelancaran perusahaan tapi juga akan menimbulkan lebih besar jumlah biaya dan ini berarti akan mengurangi laba perusahaan.
Untuk menentukan jumlah persediaan atau pemesanan bahan baku yang tepat guna menjaga kelancaran perusahaan tanpa menggangu biaya
penyimpanan yang berlebihan dan harus didasarkan pada tiap persediaan bahan baku yang memerlukan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan,
hal ini juga tergantung dari jumlah persediaan bahan baku tersebut. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian
persediaan meliputi : a. Menetapkan jumlah persediaan yang tepat
b. Menetapkan kapan dan berapa bahan baku yang dibutuhkan c. Penetapan waktu diadakan pembelian bahan baku
2.6 Tenaga Kerja
2.6.1 Pengertian Tenaga
Kerja
Pengertian tenaga kerja menurut Mulyadi 1999 : 343 merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah
produk. Menurut R.A Supriono 1999 : 231 tenaga kerja merupakan
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dalam rangka pengolahan produk.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa kelancaran proses produksi tergantung dari adanya tenaga kerja yang digunakan perusahaan.
Karena tenaga kerja merupakan perencanaan sekaligus pelaksanaan dari proses produksi, sehingga perusahaan harus mampu menentukan jumlah
tenaga kerja yang tepat.
2.6.2 Pengendalian Tenaga
Kerja
Pengendalian tenaga kerja berfokus pada pencegahan penyimpangan dalam kualitas dan kuantitas dari sumber daya yang
digunakan dalam perusahaan atau organisasi. Menurut Gibson, Donely, Ivancevich 1996 ; 302 bahwa
beberapa manfaat yang diperoleh perusahaan dalam rangka pengendlian tenaga kerja adalah :
1. Sumber daya manusia harus mampu memenuhi persyaratan kerja yang ditentukan oleh organisasi atau perusahaan.
2. Karyawan harus mempunyai kemampuan fisik dan intelektual untuk melaksanakan tugasnya.
3. Para karyawan harus diingatkan kesadaran atas pentingnya prosedur pengendalian, sehingga memandang fungsi pengendalian sebagai suatu
upaya penting perusahaan. Untuk memantau operasi perusahaan agar berjalan lancar dan
untuk memastikan bahwa berbagai tujuan tengah direalisasikan, maka manajer harus mengawasi dan membimbing kegiatan yang sedang berjalan
dan para manajer harus mengambil tindakan korektif yang bertujuan untuk perbaikan proses perolehan sumber daya manusia atau operasi akitual
dimana jenis pengendalian tenaga kerja ini didasarkan dari fakta hasil masa lalu yang diperoleh serta didasarkan pada masa depan.
Agar kegiatan pengendalian tenaga kerja berhasil para manajer harus mengelilingi dirinya dengan orang – orang yang handal dan
kemudian memberinya peralatan, pelatihan dan dorongan yang mereka butuhkan untuk bekerja sampai potensi mereka sepenuhnya tercurah pada
pekerjaan. Pengendalian tenaga kerja dicapai melalui prosedur yang meliputi
pemilihan dan penetapan dari karyawan. Saat ini pemilihan karyawan menempuh urutan paling penting diantara berbagai tugas yang
dilaksanakan para manajer, para karyawan diseluruh jenjang organisasi bertanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan calon – calon
karyawan untuk bermacam posisi harus direkrut dari dalam atau dari luar perusahaan dan pelamar yang paling menjanjikan harus dari daftar para
pesaingnya berdasarkan pada kesesuaian ketrampilan pelamar dan karakteristik pribadi atau persyaratan kerja.
Seperti diketahui bahwa semakin banyaknya pimpinan memberikan pelimpahan wewenang kepada bawahan, maka semakin
bayank pula pengawas yang harus dilaksanakan. Kadang – kadang pimpinan tidak sempat untum melakukan pengawasan secara efektif
terhadap bawahannya karena banyaknya tugas yang harus diselesaikannya. Untuk keperluan pengawasan ini pimpinan dapat mengangkat staf yang
akan membantunya di dalm melakukan pengawasan terhadap unit – unit dalam organisasi secara keseluruhan.
2.6.3 Penentuan Jumlah Tenaga Kerja
Agar dapat menyelesaikan dan menetapkan tingkat kebutuhan tenaga kerja untuk menyelesaikan produk yang naik turun sesuai
permintaan pasar, perlu dilakukan forecast yang tepat sesuai dengan perubahan – perubahan kapasitas yang dibutuhkan.
Bagi perusahaan biasanya adalah tidak ekonomis untuk menambah dan mengurangi tenaga kerja adalah sumber daya kapasitas yang tetap,
tetapi penyesuaian – penyesuaian besar substansial dapat dibuat tanpa
harus menarik lebih banyak orang dan kemudian memutuskan hubungan kerja dengan mereka.
Penggunaan kerja lembur, sub kontrak dari luar atau penimbunan persediaan merupakan keputusan manajerial dan teragantung pada biaya –
biaya relatif masing – masing alternatif. Pada dasarnya penentuan jumlah tenaga kerja yang diperlukan selama periode waktu tertentu dibuat melalui
perhitungan rasio permintaan terhadap kapasitas satu unit sumber data. Jumlah total jam sumber daya manusia yang diuji dibutuhkan untuk
memenuhi permintaan akan produk – produk yang berbeda – beda adalah sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan dan
memproduksi setiap unit ditambah waktu untuk menyampaikan pada konsumen. Dalam praktek sering ditemui kasus dimana jumlah tenaga
kerja tidak sama dengan jumlah pekerjaan dalam hal jumlah pekerjaan lebih besar daripada jumlah karyawan.
Setelah memutuskan pekerjaan – pekerjaan mana yang ditangani sendiri, mana yang disub kontrakkan dan menentukan jumlah jam kerja
bagian, maka daftar pekerjaan yang dibuat meliputi tenaga kerja langsung dan tidak langsung haruslah tepat sehingga para mandor dan bagian
personalia dapat melakukan pembuatan anggaran – anggaran. Selain
itu dengan
mengetahui jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, hal itu diperlukan untuk lokasi tenaga kerja. Kegiatan lama
yang pelaksanaannya perlu ditambah fasilitas untuk penyelesaiaannya dan dapat diketahui dari mana diambil tambahan fasilitas tersebut.
2.6.4 Pengolahan Tenaga Kerja
Salah satu tujuan pengolahan tenaga kerja adalah untuk meningkatkan produktifitas. Dalam hal ini perlu dicatat bahwa tujuan
manajemen tenaga kerja adalah bukan untuk memaksimumkan performance tetapi mengoptimalkan pelaksanaan kerja adanya berbagai
batasan yang melingkupi operasi organisasi. Menurut Handoko 1992 : 215 berbagai prinsip yang perlu
diperhatikan dalam manajemen tenaga kerja adalah : 1. Memadukan karyawan dan pekerjaan yakni orang – orang yang harus
dipilih untuk pekerjaan atas dasar perbedaan karakteristik dan preferensi individual.
2. Menetapkan standart – standart pelaksanaan kerja maksudnya pelaksanaan standart kerja harus ditetapkan untuk semua pekerjaan,
agar tanggung jawab dan apa yang diharapkan dari pada karyawan jelas.
3. Memberikan penghargaan atas prestasi kerja, artinya manajer perlu memberikan penghargaan kepada karyawan yang dapat mencapai atau
melebihi standart untuk memotivasi kerja mereka.
4. Menjamin supervise yang baik, maksudnya seorang supervisor harus ahli dalam ketrampilan teknologi maupun manajerial, dan mempunyai
perhatian terhadap kesejahteraan, serta rasa kejujuran dengan para karyawan secara individual tanpa melupakan pencapaian prestasi yang
tinggi. 5. Merumuskan secara jelas tanggung jawab karyawan artinya bila
tanggung jawab pekerja jelas, apabila berubah – ubah para pekerja akan frustasi.
2.7 Mesin 2.7.1 Pengertian
Mesin
Pengertian mesin menurut Assauri 2003 : 103 adalah suatu peralatan yang digerakkan oleh suatu kekuatan atau tenaga yang
digunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan produk atau bagian – bagian produk tertentu. Selain itu mesin juga di kenal “ tools “,
yaitu setiap instrument atau perkakas yang kecil yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan dalam mengerjakan produk atau bagian – bagian
produk. Sebagai contoh dari tools ini adalah gergaji, kikir, martil atau palu, obeng dan sebagainya yang sering tedapat pada hampir setiap rumah
tangga dan perusahaan atau pabrik.
2.7.2 Jenis – Jenis Mesin
Adapun jenis – jenis mesin menurut Assauri 1993 104 dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Mesin yang bersifat umum atau serba guna General Purpose Machines merupakan suatu mesin yang dibuat untuk mengerjakan
pekerjaan tertentu untuk berbagai jenis barang, produk atau bagian dari produk part .
Ciri – ciri dari mesin yang bersifat umum adalah : 1. Biasanya dibuat dengan bentuk standart dan selalu atas dasar untuk
pasar, karena mempunyai bentuk standart dan diproses dalam jumlah yang besar dan harganya relatif murah.
2. Mesin serba guna ini sangat fleksibel penggunaannya 3. Dalam pengoperasiannya dibutuhkan pekerja yang terdidik.
4. Biaya perawatan relatif murah begitu juga dengan penggunaannya karena bentuknya yang standart.
b. Mesin yang bersifat khusus Special Purpose Machines Adalah mesin – mesin yang direncanakan dan dibuat untuk
mengerjakan satu atau beberapa jenis kegiatan yang sama. Ciri – ciri dari mesin yang bersifat khusus adalah :
1. Mesin tersebut
dibuat atas dasar pesanan dan dibuat dalam jumlah yang kecil, sehingga harganya relatif mahal.
2. Biasanya mesin jenis ini bersifat otomatis, sehingga pekerjaan cepat selesai.
3. Dalam pengoperasiannya dibutuhkan pekerja yang lebih spesifik. 4. Biaya perawatan lebih mahal
5. Karena penggunaannya bersifat khusus maka mesin ini cepat ketinggalan jaman.
2.7.3 Pengendalian Mesin
Di dalam memproduksi barang dilakukan atau diadakan perencanaan serta pengawasan terhadap produksi yang dihasilkan.
Pemeliharaan serta pengewasan terhadap mesin – mesin dan peralatan proses produksi dapat siap dipakai secara optimal tanpa gangguan dan
dapat dimanfaatkan untuk memproses bahan baku produk jadi yang berkualitas tinggi.
Sedangkan menurut Harsono 2004 : 145 pengendalian mesin produksi yang terkontrol itu mencakup empat unsur, yaitu :
a. Menekan adanya waktu tidak produkstif baik bagi operator maupun mesinnya.
b. Meningkatkan turnover dari inventory
c. Meningkatkan daya terima langsung d. Meningkatkan kualitas produk yang di jual
Dengan ini
pemeliharaan mesin
dan peralatan produksi yang baik dan efektif proses produksi dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan apa
yang diharapkan. Kegiatan pemeliharaan untuk mencegah sering timbulnya
kerusakan yang tidak terduga dan untuk mencari komponen yang dapat mentebabkan peralatan produksi mengalami kerusakan pada waktu
digunakan selama proses. Maksud dan tujuan pengendalian mesin antara lain :
1. Mencegah
timbulnya kerusakan
– kerusakan yang tidak terduga 2.
Memberikan kemungkinan ditemukannya keadaan yang dapat menyebabkan peralatan mengalami kerusakan pada waktu akan
digunakan. 3. Menjamin kelancaran proses produksi karena kelancaran kerja dari
peralatan produksi akan terjamin setelah dilakukan pengendalian mesin. 4. Mencegah timbulnya kerusakan berat yang diakibatkan dari peralatan
sehingga menimbulkan kemacetan seluruh proses produksi.
2.7.4 Pengertian Jam Kerja Mesin
Dalam memproduksi
barang setiap perusahaan menggunakan alat
bantu yang berupa mesin. Tidak jarang kita menjumpai suatu pabrik menggunakan mesin dan sangat tergantung kepada mesin dan peralatan
lainnya. Oleh karena itu kita harus pandai dalam memilih kualitas dari pada mesin tersebut menghasilkan produk, sebab apabila salah dalam
menetapkan kebijaksanaan yang dibuat oleh perusahaan akan mengalami kerugian dan sebaliknya apa bila mesin – mesin maupun peralatan
sebelum operasi tersebut dimulai adalah sangat penting. Hal ini juuga dapat kita lihat jumlah efektifitas dan jumlah mesin yang beroperasi juga
menentukan apakah keadaan operasi perusahaan telah selesai tidak dengan apa yang telah direncanakan. Sehingga kegiatan dapat menunjang yang
lainnya juga diperlukan seperti aktifitas pemeliharaan, perawatan, perbaikan dan pergantian terhadapa mesin dan peralatan pabrik diperlukan
agar proses produksi terjamin kelancarannya dengan kata lain untuk mencegah adanya hambatan dalam proses produksi dan tercapainya
volume yang diharapkan. Jadi
dapat disimpulkan
jam kerja mesin adalah keadaan yang
menunjukkan jumlah jam proses produksi manusia untuk berproduksi atau melaksanakan aktivitas merubah bahan baku menjadi barang jadi.
2.7.5 Tujuan Pengendalian Kapasitas Mesin
Karena keberadaan mesin merupakan penunjang dari lancarnya proses produksim maka keberadaannya perlu dikendalikan. Adapun
pengendalian kapasitas mesin menurut Walley 1997 ; 595 meliputi : a. Memastikan bahwa jumlah perkakas yang dibutuhkan untuk tujuan
produksi sudah tepat. b. Memesan perkakas untuk menampung permintaan produksi
c. Memastikan bahwa rasio biaya atau prestasi diterapkan secara ketat dalam desain perkakas.
d. Mencatat persediaan dan unsur perkakas e. Memastikan bahwa perkakas yang tersedia akan berfungsi selama masa
waktu yang telah ditentukan. f.
Memberikan pelayanan
reparasi perkakas secara memadai.
2.8 Luas Produksi
2.8.1 Pengertian Luas
Produksi
Tujuan perusahaan adalah mendapatkan laba semaksimal mungkin. Luas produksi merupakan jumlah atau volume hasil produksi yang
seharusnya oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Perencanaan luas produksi dimaksudkan agar memperoleh laba yang maksimal, karena
tanpa perencanaan dapat mengakibatkan jumlah yang diproduksikan menjadi terlalu kecil atau terlalu besar.
Menurut Assauri 1999 : 39 luas produksi adalah suatu ukuran berapa banyak barang yang diproduksi oleh perusahaan. Banyaknya
barang – barang yang diproduksi disini berarti meliputi berbagai macam jenis produk yang dihasilkannya. Jadi luas produksi merupakan ukuran
terhadap apa dan berapa barang – barang yang diproduksi oleh perusahaan tertentu. Semakin banyak jenis dan jumlah produksi barang yang
diproduksi makan semakin besar luas produksinya. Menurut Indriyo 2000 : 52 Luas produksi adalah ukuran
terhadap apa dan berapa banyak barang – barang yang diproduksi oleh suatu perusahaan tertentu, semakin banyak barang yang diproduksi, baik
jumlah maupun jenisnya semakin besar luas produksinya. Untuk perusahaan yang menghasilkan lebih dari satu macam
barang, maka untuk kelebihan volume produksi jenis tertentu mengakibatkan berkurangnya kesempatan produk jenis lain diperluas,
karena bahan dasar, bahan pembantu, tenaga dan alat – alat yang dimiliki terlalu banyak dikerahkan pada produk yang volume produksinya
berlebihan. Penentuan luas produksi yang tepat berarti alokasi sumber produksi
akan semakin lebih efisien. Bahan dasar, bahan pembantu dan faktor – faktor produksi lainnya dapat ditentukan pada volume produksi yang tepat
sehingga dapat menghindarkan pemborosan – pemborosan dan kerugian – kerugian finansial.
2.8.2 Faktor – Faktor Yang Menentukan Luas Produksi
Setiap perusahaan memerlukan jumlah dan jenis sumber – sumber produksi yang berbeda – beda satu dengan yang lain, baik itu bahan baku
mesin, tenaga kerja, modal serta tanah tempat kedudukan input lokasi perusahaan . Jenis dan jumlah faktor – faktor produksi menentukan jenis
serta jumlah produk yang dihasilkan. Kebijaksanaan pemimpin perusahaan untuk mengatur jenis dan jumlah barang yang akan diproduksi adalah
penting. Pentingnya penentua luas produksi bagi perusahaan yang memproduksi barang yang bermacam – macam jenisnya adalah
disebabkan karena sifat – sifat produksi yang dimilikinya, oleh karena itu harus dianalisa, diteliti sampai seberapa besar jumlah yang harus
diproduksi untuk masing – masing jenis barang yang akan dihasilkan agar dapat menghasilkan produk yang optimal.
2.9 Kombinasi Produk
Optimum
Apabila perusahaan telah dapat menetukan produk apa saja yang akan diproduksinya, maka perusahaan tersebut dapat pula menentukan
mesin dan peralatan produksi yang akan dipergunakan guna menunjang pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan. Dalam
pelaksanaannya, tidak setiap produk dalam perusahaan akan mempergunakan mesin sendiri – sendiri, tetapi pada umumnya akan
terdapat satu atau beberapa mesin yang akan dipergunakan untuk memproduksikan beberapa produk, baik secara bergantian maupun
bersama – sama. Demikian pula dengan penggunaan bahan baku serta tenaga kerja langsung dalam perusahaan tersebut, akan terdapat beberapa
produk yang dikerjakan dengan mempergunakan bahan baku yang sama serta tenaga kerja langsung yang sama pula.
Menurut Basu Swastha 1994 : 117 kombinasi produk optimum adalah kombinasi barang – barang yang ditawarkan untuk dijual
perusahaan. Sedangkan menurut Assauri 1993 : 153 yang dimaksud dengan
kombinasi produk adalah apabila terdapat lebih dari satu macam produk yang akan diproduksi dengan mempergunakan mesin, tenaga kerja serta
bahan baku yang sama. Suatu perusahaan harus mampu menentukan kapasitas kombinasi
optimal atau berapa besarnya produksi masing – masing produk, sehingga perusahaan tersebut dapat memperoleh hasil produk yang optimal.
2.10 Linier Programming