Pengertian Linier Programming Asumsi Dasar Linier Programming

terdapat satu atau beberapa mesin yang akan dipergunakan untuk memproduksikan beberapa produk, baik secara bergantian maupun bersama – sama. Demikian pula dengan penggunaan bahan baku serta tenaga kerja langsung dalam perusahaan tersebut, akan terdapat beberapa produk yang dikerjakan dengan mempergunakan bahan baku yang sama serta tenaga kerja langsung yang sama pula. Menurut Basu Swastha 1994 : 117 kombinasi produk optimum adalah kombinasi barang – barang yang ditawarkan untuk dijual perusahaan. Sedangkan menurut Assauri 1993 : 153 yang dimaksud dengan kombinasi produk adalah apabila terdapat lebih dari satu macam produk yang akan diproduksi dengan mempergunakan mesin, tenaga kerja serta bahan baku yang sama. Suatu perusahaan harus mampu menentukan kapasitas kombinasi optimal atau berapa besarnya produksi masing – masing produk, sehingga perusahaan tersebut dapat memperoleh hasil produk yang optimal.

2.10 Linier Programming

2.10.1 Pengertian Linier Programming

Linier Programming menurut Hani Handoko 2000 : 379 adalah suatu metode analitik paling terkenal yang merupakan suatu bagian kelompok teknik – teknik yang disebut programasi matematik. Menurut Supranto 1997 : 261 linier programming adalah suatu kasus dimana ukuran keberhasilan atau biaya adalah fungsi linier dan kendala – kendala atau pembatas pada tersedianya utilitas sumber – sumber dapat dinyatakan atau diekspresikan sebagai persamaan atau pertidaksamaan linier. Sedangkan Linier Programming menurut Subagyo 2000 : 9 merupakan suatu model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber – sumber yang terbatas secara optimal. Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa linier programming merupakan suatu teknik perencanaan yang analisisnya menggunakan model matematika dengan tujuan memperoleh pemecahan terbaik tentang alokasi sumber daya yang terbatas jumlahnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara optimal.

2.10.2 Asumsi Dasar Linier Programming

Menurut Pangestu Subagyo 2000 : 13 asumsi – asumsi dasar linier programming dapat diperinci sebagai berikut : 1. Proportionality Asumsi Kesebandingan Asumsi ini berarti bahwa naik turunnya nilai Z dan penggunaan sumber atau fasilitas yang tersedia akan berubah secara sebanding proportional dengan perubahan tingkat kegiatan. Misal : a. Z = C 1 X 1 + C 2 X 2 + C 3 X 3 + ……….. + C n X n Setiap penambahan 1 unit X 1 akan menaikkan Z dengan C 1 Setiap penambahan 1 Unit X 2 akan menaikkan nilai X dengan C 2 dan seterusnya b. a 11 X 1 + a 12 X 2 + a 13 X 3 + ………….. + a 1n X n ≤ b 1 Setiap penambahan 1 Unit X 1 akan menaikkan penggunaan sumber fasilitas 1 dengan a 11 Setiap penambahan 1 Unit X 2 akan menaikkan penggunaan sumber fasilitas 1 dengan a 12 dan seterusnya. Dengan kata lain, setiap ada kenaikan kapasitas riil tidak perlu ada biaya persiapan set up cost 2. Additivity Asumsi Penambahan Asumsi iini berarti bahwa nilai tujuan tiap kegiatan tidak saling mempengaruhi, atau dalam linier programming dianggap bahwa kenaikan dari nilai tujuan Z yang diakibatkan oleh kenaikan suatu kegiatan dapat ditambahkan tanpa mempengaruhi bagian nilai Z yang diperoleh dari kegiatan lain. Misal : Z = 3X 1 + 5X 2 dimana X 1 = 10; X 2 = 2; sehingga Z = 30 + 10 = 40 Andaikata X 1 bertambah 1 unit, maka sesuai dengan asumsi pertama nilai Z menjadi 40 + 3 = 43. Jadi, nilai 3 karena kenaikan X 1 dapat langsung ditambahkan pada nilai Z mula – mula tanpa mengurangi bagian Z yang diperoleh dari kegiatan 2 X 2 3. Divisibility Asumsi Pembagian Asumsi ini menyatakan bahwa keluaran output yang dihasilkan oleh setiap kegiatan dapat berupa bilangan pecahan. Demikian pula dengan nilai Z yang dihasilkan. Misal : X 1 = 6,5 ; Z = 1.000,75 4. Deterministic Asumsi Pasti Asumsi ini menyatakan bahwa semua parameter yang terdapat dalam model linier programming yang berupa a ij , b i , C j dapat diperkirakan dengan pasti.

2.10.3 Model Linier Programming

Dokumen yang terkait

Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco

3 57 222

Perencanaan Agregat Dengan Menggunakan Metode Linier Programming Dalam Menyusun Jadwal Induk Produksi Yang Optimal (Study Kasus Di PT. Karya Agung Nusantara - Sidoarjo)

0 7 2

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENENTUAN KOMBINASI PRODUK OPTIMAL DALAM UPAYA MEMAKSIMALKAN LABA PADA CV. MULTI BANGUNAN JEMBER

0 4 17

Aplikasi Metode Goal Programming Untuk Menentukan Kombinasi Produk Yang Optimal Pada PT. Sukorejo Indah Textile Pasuruan

1 4 124

LAPORAN TUGAS AKHIR Penentuan Kombinasi Jumlah Produk Untuk Menentukan Laba yang Optimal dengan Pendekatan Goal Programming ( Studi Kasus pada PT. TIMBANGAN ”SSS”, SUMBER-SOLO. ).

0 0 13

PENDAHULUAN Penentuan Kombinasi Jumlah Produk Untuk Menentukan Laba yang Optimal dengan Pendekatan Goal Programming ( Studi Kasus pada PT. TIMBANGAN ”SSS”, SUMBER-SOLO. ).

0 0 6

PENENTUAN KOMBINASI MEDIA PROMOSI YANG OPTIMAL UNTUK MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA Penentuan Kombinasi Media Promosi Yang Optimal Untuk Meningkatkan Volume Penjualan Pada Hotel Dana Di Surakarta.

0 0 9

ANALISIS LINIER PROGRAMMING UNTUK OPTIMALISASI KOMBINASI PRODUK

0 0 6

ANALISIS LINIER PROGRAMMING DENGAN METODE SIMPLEKS DALAM PENENTUAN KOMBINASI PRODUK YANG OPTIMAL UNTUK MENINGKATKAN LABA PADA PT SULAWESI AGUNG JAYA

0 0 16

ANALISIS PERHITUNGAN KOMBINASI PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN LINEAR PROGRAMMING METODE SIMPLEKS UNTUK MEMAKSIMALKAN LABA PADA PABRIK KAYU CV BUANA GUNA JAMBI

0 0 14