Sejarah dan Perkembangan Kawin Siri

dibawah tangan. Perkawinan ini biasanya dilakukan oleh kiai atau ulama atau orang yang dipandang telah mengetahui hukum-hukum munakahat pernikahan. Muhdhot, 1994 : 22 Kata siri berasal dari bahasa arab sirra, sirra berarti rahasia Yuns, 1973 : 167. Kawin siri menurut artinya adalah nikah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi atau rahasia. Sedangkan dalam prakteknya di masyarakat, kawin siri adalah perkawinan yang tidak disaksikan oleh orang banyak dan tidak dilakukan di depan PPN atau dicatat di KUA setempat.

2.8 Sejarah dan Perkembangan Kawin Siri

Istilah kawin siri, sebenarnya bukan masalah baru di dalam masyarakat Islam, sebab kitab Al-Muwatha’, mencatat bahwa istilah kawin siri berasal dari ucapanUmar Bin Khatab ketika diberitahuka bahwa telah terjadi perkawinan yang tidak dihadiri oleh saksi kecuali oleh seorang laki-laki dan seorang perempuan, maka dia berkata yang artinya “Ini nikah siri dan aku tidak memperbolehkannya, dan sekiranya aku datang pasti aku rajam”. Pengertian kawin siri dalam persepsi Umar tersebut didasarkan oleh adanya kasus perkawinan yang hanya degan menghadirkan seorang saksi laki-laki dan seorang perempuan. Ini berarti syarat jumlah saksi belum terpenuhi, kalau jumlah saksi belum lengkap meskipun sudah ada yang datang. Maka perkawinan semacam ini menurut Umar dipandang sebagai nikah siri. Ulama-ulama besar sesudahnya pun seperti Abu Hanifah, Malik, dan Syafi’I berpendapat bahwa nikah siri itu tidak boleh dan jika itu terjadi harus difasakh batal. Namun apabila saksi telah terpenuhi tapi para saksi dipesan oleh wali nikah untuk merahasiakan perkawinan yang mereka saksikan, ulama besar berbeda pendapat. Imam Malik, memandang perkawinan itu pernikahan siri dan harus difasakh, karena menjadi syarat mutlak sahnya perkawinan adalah pengumuman I’ian. Keberadaan saksi hanya pelengkap. Maka perkawinan yang ada saksi tetapi tidak ada pengumuman adalah perkawinan yang tidak memenuhi syarat. Namun Abu Hanifah, Syafi’I, dan Ibnu Mundzir berpendapat bahwa nikah semacam itu adalah sah. Abu Hanifah dan Syafi’I menilai nikah semacam itu bukanlah nikah siri karena fungsi saksi itu sendiri adalah pengumuman I’ian. Karena itu kalau sudah disaksikan tidak perlu lagi ada pengumuman khusus. Kehadiran saksi pada waktu melakukan aqad nikah sudah cukup mewakili pengumuman, bahkan meskipun minta dirahasiakan, sebab menurutnya tidak ada lagi rahasia kalau sudah ada empat orang. Dengan demikian dapat ditarik pengertian bahwa kawin siri itu berkaitan dengan fungsi saksi, ulama sepakat bahwa fungsi saksi adalah pengumuman I’ian wa syuhr kepada masyarakat tentang adanya perkawinan. Zahra dalam Nasution, 2002 : 163 Akan tetapi dalam perkembangannya dalam masyarakat Islam, kawin siri dipandang sebagai perkawinan yang sah menurut agama. Wirawan dalam Hariadi, 1994 : 4 menyatakan perkawinan siri merupakan sebagai salah satu bentuk perkawinan yang dikenal oleh masyarakat Indonesia, yaitu suatu perkawinan yang dilakukan oleh masyarakat Islam dengan odin atau kiai sebagai pelaksananya yang mengukuhkan. Sementara Muhammad 1991 menyebutkan bahwa kawin siri dalam pandangan Islam adalah perkawinan yang dilaksanakan sekedar untuk memenuhi ketentuan mutlak untuk sahnya akad nikah yang ditandai dengan adanya : 1. Calon pengantin laki-laki dan perempuan 2. Wali pengantin perempuan 3. Dua orang saksi 4. Ijab dan Qobul Syarat-syarat diatas disebut sebagai rukun atau syariat wajib nikah. Selain itu terdapat sunah nikah yang perlu juga dilakukan sebagai berikut : 1. Khutbah nikah 2. Pengumuman perkawinan dengan penyelenggaraan walimahperayaan 3. Menyebutkan mahar atau mas kawin Dengan demikian dalam proses kawin siri yang dilaksanakan adalah rukun atau wajib nikahnya saja, sedangkan sunah nikah tidak dilaksanakan, khususnya mengenai pengumuman perkawinan atau yang disebut walimahperayaan. Dengan demikian orang yang mengetahui pernikahan tersebut juga terbatas pada kalangan tertentu saja. Keadaan demikian disebut dengan sunyi atau rahasia atau siri. Pada perkembangan selanjutnya istilah siri ini dikaitkan dengan aturan-aturan yang ditetapkan pemerintah, kawin siri bermakna kawin yang tidak dicatatkan petugas yang telah ditunjuk oleh pemerintah KUA. Sebagaimana dikatakan Ramulyo 2002 : 239 yaitu perkawinan yang dilakukan oleh orang-orang Islam, memenuhi baik rukun maupun syarat-syarat perkawinan tetapi tidak didaftarkan pada PPN seperti diatur dan ditentukan UU no. 1 tahun 1974.

2.9 Kawin Siri Dalam Pandangan Hukum Islam

Dokumen yang terkait

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS.

0 3 47

PEMBINGKAIAN BERITA BAILOUT CENTURY (Studi Analisis Framing Tentang Bailout Century Pada Sidang Paripurna SPR di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas).

1 2 100

Pembingkaian Berita Sel Mewah Artalyta di Rutan Pondok Bambu Jakarta (analisis framing dalam surat kabar Jawa Pos dan Kompas).

0 4 102

Pembingkaian Berita Isu Reshuffle Kabinet (Studi Analisis Framing Berita Isu Reshuffle Kabinet di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas).

0 0 102

PEMBINGKAIAN BERITA KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI, 22 -23 MEI 2010. ( STUDI ANALISIS FRAMING KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI 22-23 MEI 2010).

0 1 79

PEMBINGKAIAN BERITA PEMBATALAN KUNJUNGAN KEPALA NEGARA KE BELANDA DI SURAT KABAR (Studi Analisis Framing Berita Pembatalan Kunjungan Kepala Negara ke Belanda di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas).

3 13 142

PEMBINGKAIAN BERITA PEMBATALAN KUNJUNGAN KEPALA NEGARA KE BELANDA DI SURAT KABAR (Studi Analisis Framing Berita Pembatalan Kunjungan Kepala Negara ke Belanda di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas)

0 0 17

KATA PENGANTAR - PEMBINGKAIAN BERITA RUU NIKAH SIRI DI SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS (Studi Analisis Framing RUU Nikah Siri di Surat Kabar Kompas dan Jawa Pos)

0 0 17

PEMBINGKAIAN BERITA KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI, 22 -23 MEI 2010. ( STUDI ANALISIS FRAMING KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI 22-23 MEI 2010).

0 0 22

Pembingkaian Berita Isu Reshuffle Kabinet (Studi Analisis Framing Berita Isu Reshuffle Kabinet di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas)

0 0 17