Surat Kabar Jawa Pos

Halaman 28-31 Memuat opini Halaman A,B,C,D Metro Surabaya dan daerah seputar Surabaya, Malang, dan daerah Jawa Timur lainnya

4.1.2. Surat Kabar Jawa Pos

4.1.2.1. Sejarah Perkembangan Jawa Pos Surat kabar Jawa Pos pertama kali diterbitkan Juli 1949 oleh suatu perusahaan yang bernama PT. Java Pos Concern Ltd. Yang bertempat di jalan Kembang Jepun 166-169. Perusahaan ini didirikian oleh WNI keturunan kelahiran Bangka yang bernama The Cung Sen alias Soesono Tedjo pada tanggal 1 Juli 1949. Soesono Tedjo merupakan perintis berdirinya Jawa Pos ini. Pada awalnya Soesono Tedjo ini bekerja di kantor film Surabaya. Pada mulanya dia yang bertugas menghubungi surat kabar agar pemuatan iklan filmnya lancer. Dari situ Soesono Tedjo mengetahui bahwa memiliki surat kabar ternyata menguntungkan, maka iapun mendirikan perusahaan surat kabar dengan nama Java Post pada tanggal 1 Juli 1949. Harian Jawa Pos saat itu dikenal dengan harian Melayu-Tioghoa, perusahaan penerbitnya waktu itu adalah PT. Jawa Post Concer Ltd, yang bertempat di jalan Kembang Jepun. Pemimpin redaksi pertamanya adalah Goeh Tjing Hok. Selanjutnya sejak 1951 pemimpin redaksinya adalah Thio Oen Shik. Keduanya dikenal sebagai orang-orang republiken tak pernah goyah. Pada saat The Cung Sen dikenal sebagai raja Koran karena memiliki tiga buah surat kabar yang diterbitkan dalam tiga bahasa yang berbeda. Surat kabar yang berbahasa Indonesia bernama Java Post, yang berbahasa Tionghoa adalah Huo Chiau Shin Wan, sedangkan De Vrije Pers adalah surat kabar yang terbit dengan menggunakan bahasa Belanda. Surat kabar De Vrije Pers, yang berbahasa Belanda tersebut awalnya dimiliki oleh Vit Geres Maatschappij. De Vrije Pers yang berlokasi di jalan Kaliasin 52 Surabaya, tetapi selanjutnya dibeli oleh PT. Java Post Concer Ltd, pada bulan April 1954. Pada bulan dan tahun yang sama, Java Post mulai dicetak di percetakan Agil di jalan K.H. Mansyur Surabaya. Pada tahun 1962, harian De Vrije Pers dilarang terbit oleh pemerintah Republik Indonesia sehubungan dengan peristiwa Trikora untuk merebut kembali Irian Barat dari tangan Belanda. Sebagai gantinya diterbitkan surat kabar harian yang berbahasa Inggris dengan nama Daily News, meskipun akhirnya harian ini dihentikan penerbitannya karena minimnya pemasangan iklan pada tahun 1981. Sedangkan munculnya kemelut yang disebabkan oleh meletusnya G30SPKI ternyata tidak saja menimpa harian Kompas tetapi juga menimpa harian Huo Chiau Shin Wan, sehingga pada tahun kejadian itu, harian ini juga dilarang terbit. Karena itu sejak tahun 1981 praktis hanya harian Java Post yang bertahan tetap terbit meskipun dengan kondisi yang memprihatinkan karena oplahnya yang sangat kecil yakni hanya 1000 eksemplar. Pada awal terbitnya, Java Post memiliki ciri utama terbit pagi hari dengan menampilkan berita-berita umum. Terbitnya Java Post dicetak dipercetakan Agil, di Jl. Kiai Mas Mansyur Surabaya, dengan Oplah 1000 eksemplar. Sejak 1 April 1954, Java Post dicetak dipercetakan De Vrije Pres, Jl. Kaliasin 52 Surabaya. Dari tahun ke tahun jumplah oplah Java Post mengalami peningkatan. Tercatat tahun 1954-1957 oplah sebesar 4000 eksemplar dan tahun 1958-1964 oplah sebesar 10.000 eksemplar. Pada tahun 1958, Java Post berganti ejaan menjadi Djawa Post dan kemudian pada tahun 1961 nama Djawa Post ejaannya lebih disempurnakan dengan nama Jawa Pos. Pada saat itu Jawa Pos perkembangannya semakin membaik dengan oplah pada tahun 1971-1981 menjadi 10.000 eksemplar. Dan lebih parah lagi pada tahun 1982 oplah Jawa Pos tinggal 6700 eksemplar. Pendistribuasiannyapun di Surabaya hanya tinggal 2000 eksemplar, sedangkan lainnya di beberapa kota di Jawa Timur, di Malang yang beredar hanya 350 eksemplar. Penurunan jumlah oplah ini dikarenakan system manajemen yang diterapkan semakin kacau. Ketiga anak The Cung Shen diharapkan dapat melanjutkan usaha penerbitan ini, tidak satupun yang tinggal di Indonesia. Terlebih lagi teknologi cetak yang semakin sulit diikuti perkembangannya. Rendahnya oplah yang diperoleh penerbit yang berakibat pada kecilnya pendapatan menyebabkan The Cung Shen sebagai pemilik perusahaan menerima tawaran untuk menjual mayoritas perusahaan kepada PT. Grafiti Pers yang menerbitkan Tempo pada tangga 1 April 1982. Pak The begitu panggilan untuk The Cung Shen menyatakan tidak mungkin lagi bisa mengembangkan Jawa Pos. Tetapi pak The tidak ingin surat kabar yang didirikannya mati begitu saja. Itulah sebabnya mengapa Jawa Pos diserahkan kepada pengelola yang baru. Pak The sendiri memilih Tempo dengan pertimbangan khusus. “Tempo kan belum punya surat kabar”. “ Kalau saya serahkan kepada rekan yang sudah punya surat kabar, tentu surat kabar saya ini akan dinomorduakan”. Begitu kata pak The saat itu. Dengan pertimbangan seperti itu, pak The ingin perkembangan Jawa Pos tidak terhambat. Pak The sendiri dalam usianya yang sudah 89 tahun akhirnya memang berangkat ke Inggris bersama istrinya Megah Endah, yang berusia 71 tahun. Melihat keadaan yang terjadi pada PT. Java Post Concern Ltd tersebut maka Direktur Utama PT. Grafitti Pers, bapak Eric Samola S.H menugaskan bapak Dahlan Iskan untuk membenahi kondisi PT. Java Post Concern Ltd denagn melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Pada tanggal 1 April 1982, pengelolaan Jawa Pos diserahkan kepada Dahlan Iskan yang pada saat itu mejabat sebagai pemimpin umum dan pimpinan redaksi Jawa Pos. Sebelum Pak The berangkat ke Inggris, beliau berpesan agar Jawa Pos bisa dikembangkan sebagaimana di masa mudanya. Maka pada suatu malam sebelum keberangkatannya ke Inggris, sebuah pesta kecil diadakan di halaman rumahnya di jalam Pregolan. Disitulah diadakan kebulatan tekad, “ Kami bertekad merebut kembali sejarah yang pernah dibuat pak The”, begitu kata-kata akhir sambutan Dahlan Iskan yang saat itu ditunjuk untuk memimpin Jawa Pos. kata- kata itu akhirnya dibuktikan oleh Dahlan Iskan yang sekarang menjabat sebagai direktur utama atau CEO. Hanya dalam waktu dua tahun, oplah Jawa Pos sudah 250.000 eksemplar. Padahal ketika alih manajemen ini dilakukan, untuk eraih oplah 100.000 saja rasanya mimpi. Sejak saat itulah perkembangan harian Jawa Pos semakin menakjubkan dan menjadi surat kabar terbesar yang terbit di Surabaya. Berkat adanya perbaikan tersebut, maka pada tahun 1999 oplahnya mencapai 320.000 eksemplar. Pada tanggal 29 Mei 1985 berdasarkan Akte Notaris Liem Shin Hwa S.H No. 8 Pasal 4 menyatakan bahwa nama PT. Java Post Concern td diganti dengan nama PT. Jawa Pos. perubahan lain yang dilakukan oleh PT. Jawa Pos adalah dalam hal permodalan. Pada awalnya PT. Jawa Pos dimiliki secara tunggal, namun sehubungan dengan surat Menteri Penerangan No. 1PerMenpen84 tentang Surat Ijin Usaha Percetakan dan Penerbitan SIUPP, khususnya tentang kepemilikan saham, maka 20 dari saham perusahaan tersebut harus dimiliki oleh para karyawan dan wartawan untuk menciptakan rasa ikut memiliki. Meskipun telah terjadi perubahan kepemilikan, Jawa Pos tidak merubah secara esensial isi pemberitaannya. Surat kabar Jawa Pos tentang berkembang sebagai surat kabar yang menyajikan berita-berita umum. Berita-berita umum ini meliputi peristiwa-peristiwa penting nasional yang merupakan peristiwa ekonomi, politik, hukum, social, budaya, pemerintahan, olahraga, dan sebagainya. Selain itu juga berita-berita lain yang berdasarkan peristiwa di daerah Jawa Timur dan Indonesia Timur. Melejitnya opleh Jawa Pos ini, tak terlepas dari perjuangan dan kepeloporan Jawa Pos mengubah budaya masyarakat Surabaya, pada khususnya, dan Jawa Timur pada umumnya. Waktu itu budaya masyarakat membaca Koran adalah sore. Koran terbesar yang terbit di Surabaya adalah Koran Sore yaitu Surabaya Post. Koran-koran Jakarta pun datangnya ke Surabaya sore. Ketika Jawa Pos mempelopori terbit pagi, banyak warga yang menertawai. “ Koran kok pagi “. Banyak diantaranya yang menolak. Banyak agen dan loper yang tidak mau menjual Jawa Pos. Bahkan dititipin saja, agen dan loper pun menolak. Managemen Jawa Pos lantas memutar otak. Kalau tak ada loper dan agen, lewat apakah Koran ini dipasarkan? Akhirnya ditemukan cara lain, istri-istri wartawan diminta untuk menjadi agen atau loper Koran. Termasuk istri dari Dahlan Iskan sendiri. Cara ini ditempuh dengan banyak tujuan. Pertama, demi perkembangan Koran itu sendiri. Kedua, menambah income keluarga wartawan. Waktu itu gaji wartawan masih kecil, dengan cara ini keluarga Jawa Pos ada tambahan pendapatan. Dan yang ketiga, memberikan kebanggan kepala keluarga karyawan atas jirih payah suaminya. Dan kelak kemudian hari, beberapa diantara istri keluarga wartawan ini menjadi agen-agen besar Koran Jawa Pos. Perjuangan dan kepeloporan ini ternyata membuahkan hasil. Termasuk perubahan mendasar di keredaksian. Warga Surabaya, utamanya lebih memilih surat kabat Jawa Pos. Dan pada tahun 1985, opleh Jawa Pos sudah tembus pada angka 250.000 perhari. Jawa Pos sanggup mengalahkan tiras penerbitan-penerbitan lain yang berada di Surabaya sejak lama dan bahkan mendominasi pasar Surabaya seperti Surabaya Post. Banyak strategi yang dilakukan Jawa Pos untuk mencapai kondisi seperti ini, diantaranya dengan ingin menjadi surat kabar yang melakukan hal-hal baru untuk pertama kalinya di Indonesia seperti terbit 24 halaman per hari, menjadi surat kabar pertama yang terbit di hari libur nasional dan muncul dengan ukuran kecil tanpa mengurangi isi berita pada saat krisis moneter terjadi di Indonesia. Salah satu hal yang benar-benar membuat kelompok Jawa Pos menjadi sebuah kelompok media yang sangat besar yaitu dengan adanya JPNN Jawa Pos News Networking. JPNN ini dibentuk sebagai salah satu sarana untuk menampung berita dari seluruh daerah di Indonesia dan untuk keperluan sumber berita berbagi media cetak yang berada dalam satu naungan kelompok Jawa Pos. Hal ini menyebabkan berita di satu daerah di luar Surabaya tidak perlu dikerjakan layoutnya di Surabaya dan juga berita tersebut dikerjakan di kota yang bersangkutan dan hasilnya dikirimkan ke JPNN untuk diambil oleh redaksi yang ada di Surabaya. Saat ini dimana masanya media online sedang berkembang, Jawa Pos pun juga tidak mau ketinggalan untuk ikut berpartisipasi dengan memberikan fasilitas Jawa Pos yang bisa diakses melalui internet dengan alamat situs www.jawapos.co.id . Ketika dalam waktu singkat Jawa Pos mampu menembus oplah diatas 100.000, yang semula dianggap mimpi. Akhirnya Jawa Pos “bermimpi” lagi. Yakni dengan berambisi menembus oplah 1000.000. Berbagai upaya dilakukan, baik dari redaksi, pemasaran, maupun lainnya untuk menembus angka itu. Tapi ternyata sulit. Jawa Pos tetap bertahan dengan oplah 4.00.000. Managemen lantas memutar otak agar sumber daya dan dana yang dimiliki tetap optimal. Lantas muncul ide untuk ekspansi. Yakni membuat Koran di daerah-daerah Indonesia. Ide itu muncul dari Dahlan Iskan usai studi media di Amerika. Di Amerika dan Negara maju lain, di setiap kota punya satu Koran. Dari itu, dia berasumsi bahwa di kota-kota besar di Indonesia bisa didirikan satu Koran. Dan, ini dilakukan. Dikirimlah orang-orang terbaik Jawa Pos mendirikan Koran di berbagai daerah di Indonesia. Ada yang menghidupkan Koran yang mau mati atau tinggal SIUPP-nya saja. Ada yang kerjasama dan banyak diantaranya didirikan oleh Jawa Pos. Berhasil di satu kota, dilakukan di kota lain. Gagal di satu kota, di coba di kota lain. Dan pada April 2001, anak perusahaan Jawa Pos sudah mencapai 90 grup. Koran-koran yang dulu menjadi anak-anak perusahaan Jawa Pos sekarang juga mendirikan Koran-koran, majalah, atau tabloid-tabloid menjadi cucu Jawa Pos. Beberapa media dikelola oleh Jawa Pos di berbagai daerah di Indonesia, diantaranya Suara Indonesia, yang telah berganti nama menjadi Radar Surabaya, Dharma Nyata, Manuntung, Akcaya, Fajar, Riau Pos, Menado Pos, Suara Nusa, Memorandum, Karya Dharma, Bhirawa, Mercusuar, Cendrawasih Pos, Kompetisi, Komputek, Agrobis, Liberty, Mentari, Oposisi, Gugat, Posmo, Harian Rakyat, Merdeka, Amanat, Demokrat, Harian Duta Masyarakat Baru, Independen, Harian Sumatra Ekspress, dan masih banyak lagi yang lainnya. Kerjasama dengan berbagai media itu bisa berupa bantuan modal, baik berupa uang ataupun mesin cetak ataupun sumber daya manusia. Kini, hampir diseluruh propinsi di Indonesia, Jawa Pos punya grup, kecuali di Aceh dan NTT. Bisnisnya tak hanya Koran tetapi percetakan, pabrik kertas, real estate, hotel, bursa sampai travel agen. Ini semua berada diatas tangan dingin Dahlan Iskan. Bagaimana mimpi oplah 1 juta? Dahlan pun bilang, “kita sudah mencapainya. Kalau oplah seluruh grup Jawa Pos dikumpukan”. 4.1.2.2. Sebaran dan Profil Pembaca Jawa Pos Pembaca Jawa Pos yang paling banyak berada di wilayah Surabaya yaitu sebesar 40, sedangkan 25 berada di wilayah Jawa Timur selain Surabaya. 10 pembaca Jawa Pos ada di Jawa Tengah dan 25 sisanya tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang lain seperti Jakarta, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Irian Jaya dan kota-kota lainnya. Sedangkan dari segi usia pembaca Jawa Pos adalah 60 berumur 17 tahun- 35 tahun, 20 35 tahun keatas, 5 dibawah usia 17 tahun, sedangkan sisanya adalah usia 45 tahun ke atas. Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan oleh Jawa Pos, pembaca Jawa Pos sebanyak 60 adalah wanita. Litbang, Jawa Pos tahun 2001 4.1.2.3 Kebijakan Redaksional Sebelum berita dimuat, terlebih dahulu melewati penyeleksian dengan melihat situasi, kondisi, toleransi, pandangan, dan jangkauan, pemuatan berita tergantung dari bobot berita yang dimunculkan oleh suatu berita.semakin berbobot berita tersebut, maka akan semakin luas dalam penulisannya. Secara tidak langsung bahwa berita yang besar atau mendapat perhatian masyarakat banyak dan sedang menjadi isu pembicaraan msyarakat akan mendapat porsi yang lebih banyak untuk dimuat da diulas dari berbagai aspek Jawa Pos. Hal ini dilakukan Jawa Pos untuk memenuhi keingintahuan masyarakat akan informasi-informasi yang dibutuhkan. Jawa Pos mempunyai keinginan untuk memberikan kepuasan informasi kepada masyarakat. Untuk itu tidak heran apabila kita melihat halaman pertama Jawa Pos dipenuhi satu tema berita dengan berbagai ulasan dari berbagai aspek atau sudut pandang. Di bidang keredaksian, kepeloporan Jawa Pos adalah membuat berita besar dibesarkan. Caranya, judul-judul Jawa Pos dibuat besar menjadi empat lima kolom atau bahkan memenuhi seluruh kolom halaman satu. Ini sebuah perubahan luar biasa di bidang jurnalistik karena pada umumnya judul Koran waktu itu dua kolom. Beritanya juga dibuat berangle-angle. Sehingga pembaca mendapat informasi yang mendalam dalam berbagai sudut pandang. Tak kalah radikalnya, Jawa Pos mempelopori penulisan feature yang berisi berita-berita unik dan human interest. Dalam pemuatan berita-berita politik, Jawa Pos selalu memiliki prinsip bahwa apa yang diberitakan adalah benar. Tetapi tidak semua kebenaran harus diberitakan. Jawa Pos juga melihat situasi yang ada pada saat itu. Apakah situasi memungkinkan, maka Jawa Pos akan memuat berita lebih leluasa. Hal ini akan sangat riskan jika memuat berita-berita yang sangat sensitive. Menurut Jawa Pos dari fakta yang sama tergantung dari kemampuan media massa iu untuk mengaduk-aduk emosional pembaca. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan untuk menyajikan fakta yang sama dan juga bisa sekaligus mengaduk-aduk emosi pembaca. Itu semua tergantung dari reporter mencari berita, menemukan narasumber yang tepat sesuai dengan criteria seperti kredibilitas dan kompetensitas narasumber serta kemampuan untuk menuliskannya kedalam sebuah berita. Yang tidak kalah pentingnya adalah kesanggupan redaktur untuk menyetujui atau tidak berita yang akan dimuat tersebut. Redaktur kemudian memberikan judul yang tepat untuk berita tersebut dimuat atau tidak, dengan berbagai perubahan atau editing seperlunya, begitulah proses sebuah berita dimuat dalam intitusi Jawa Pos. Jawa Pos juga mengalami perubahan dalam halaman sambungan dari halaman satu. Sambungan halaman satu di Jawa Pos kini diberikan judul lagi, yang maksudnya untuk memudahkan pembaca mencari sambungannya. Itu semata-mata hanya untuk memudahkan pembaca dan juga berkaitan dengan kebijaksanaan layout. Pemuatan halaman Metropolis disebabkan sebagian besar pasar Jawa Pos ada di Surabaya. Metropolis adalah berita-berita kota Surabaya yang tempat kejadiannya di Surabaya. Metropolis juga memuat gejolak atau isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat Surabaya. Yang dimaksud dengan berita Surabaya oleh Jawa Pos adalah berita yang tempat kejadiannya di kota Surabaya dan berkaitan dengan manfaatnya untuk kepentingan masyarakat Surabaya. Namun jika pokok bahasannya terlalu menasional dan tidak Metropolis lagi, maka berita itu bukan disebut sebagai berita Surabaya. Pengaruh berita Surabaya bagi Jawa Pos sangat benar sekali. Dalam mengejar berita antara redaktur berita dan wartawan ada kerjasama sehingga suatu berita bisa saja diburu karena diperintahkan oleh redaktur, bisa pula berasal dari kemampuan wartawan sendiri untuk memburu berita yang menurutnya layak dimuat, cara mendapatkan berita yang dilakukan Jawa Pos adalah dengan menampakkan wartawan di pos masing-masing. Ada pos kriminal, pos Pemda, pos Hankam, dan lain-lain. Selain berita yang mendadak, ada juga berita yang direncanakan. Setiap hari di Jawa Pos ada rapat perencanaan yang selain mengevaluasi apa yang telah dikerjakan, juga menentukan apa yang diberitakan besok, atau tentang kelanjutan berita sebelumnya. Baik kejadian yang akan terjadi sesuai jadwal atau pendapat pakar untuk berita criminal berita tak terduga didapatkan dari berbagai sumber, bisa dari kepolisisan berdasarkan laporan pihak berwenang atau bisa juga dari investigasi langsung lalu dikomparasikan. Sampai dengan tahun 1985, harian Jawa Pos terbit 16 halaman setiap harinya ditambah suplemen ronce setiap hari Senin, Rabu, Sabtu. Secara umum deskripsi isi tiap halaman surat kabar Jawa Pos adalah sebagai berikut : Halaman 1 Memuat berita-berita utama yang bernilai berita tinggi dan menyangkut kepentingan nasional ditambah dengan kolom feature Halaman 2 Memuat berita-berita seputar ibukota propinsi Jawa Timur Surabaya Halaman 3 Memuat berita-berita seputar ekonomi dan bisnis Halaman 4 Memuat jati diri, opini, surat pembaca dan pojok Halaman 5 Memuat berita ekonomi dan bisnis Halaman 6 Memuat berita-berita seputar daerah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta Halaman 7 Memuat berita-berita luar negri Halaman 8 Memuat berita-berita seputar kota Malang Halaman 9 Memuat berita-berita hiburan Halaman 10-11 Memuat iklan jitu Halaman 12 Memuat berita-berita seputar daerah Jawa Timur selain Surabaya dan Malang Halaman 13 Memuat berita-berita seputar Indonesia Timur Halamn 14-15 Memuat berita-berita olahraga Halaman 16 Memuat sambungan dari halaman lain, berita tentang tokoh Pada awal tahun 1996, harian Jawa Pos terbit 20 halaman dengan format umum sebagai berikut : Halaman 1 Memuat berita-berita utama yang bernilai berita tinggi dan yang menyangkut kepentingan nasional ditambah dengan kolom feature Halaman 2 Memuat berita-berita seputar ibukota propinsi Jawa Timur, Surabaya Halaman 3 Memuat berita-berita seputar kota Jakarta Halaman 4 Memuat opini, jati diri, surat pembaca dan pojok Halaman 5 Memuat berita ekonomi dan bisnis Halaman 6-7 Memuat berita seputar daerah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta Halaman 8 Memuat berita seputar kota Malang Halaman 9-12 Memuat suplemen Ronce Halaman 13 Memuat berita-berita tentang Indonesia Timur Halaman 14 Memuat iklan jitu Halaman 15 Memuat berita-berita luar negri Halaman 16-17 Memuat berita-berita seputar daerah Jawat Timur selain Surabaya dan Malang Halaman 18-19 Memuat berita-berita olahraga Halaman 20 Memuat sambungan dari halaman lain Pada perkembangan selanjutnya, untuk memenangkan persaingan atas ketatnya kompetisi antar lembaga media maka Jawa Pos melakukan berbagai terobosan termasuk diantaranya terbit 24 halaman tiap harinya. Dengan terbit 24 halaman ini, harian Jawa Pos terbagi dalam tiga sesi : 1. Koran 1 Bagian Utama memuat liputan-liputan utama mengenai peristiwa nasional ataupun internasional. 2. Koran 2 Metropolis yang memuat berita-berita tentang kota Surabaya dan daerah lain di Jawa Timur. 3. Koran 3 Olahraga memuat berita olahraga dan hiburan Halaman 1 Memuat berita-berita utama yang dianggap memiliki nilai berita yang penting, analisis para pengamat, rubric tentang wanita, daftar isi dan feature Halaman 2 Memuat berita-berita seputar kekuatan-kekuatan politik di Indonesia Halaman 3 Memuat berita-berita laporan khusus Halaman 4 Memuat berita jati diri, opini dan surat pembaca Halaman 5 Nusantara Memuat berita-berita nasional atau daerah-daerah di Indonesia Halaman 6 Jatim Memuat berita-berita yang ada di Jawa Timur selain Surabaya Halaman 7Ekonomi Bisnis Memuat berita-berita seputar kebijakan ekonomi dan bisnis Halaman 8 Industri dan Perdagangan Memuat berita-berita seputar industry dan perdagangan Halaman 11 Komunitas Memuat berita-berita tentang sebuah kelompok atau komunitas tertentu dan juga sebagian iklan Halaman 12 Memuat iklan Halaman 13 Memuat berita-berita seputar kebijakan daerah-pro otonomi Halaman 14 Memuat berita-berita internasional Halaman 15 Memuat halaman sambungan dari halaman satu Halaman 16 Memuat foto dan berita ringan tokoh-tokoh ternama, serta sedikit berita-berita nasional maupun internasional Koran 2 Bagian Metropolis Halaman 9-10 Memuat berita-berita seputar daerah Surabaya serta beberapa feature yang berkaitan dengan kejadian di wilayah Halaman 11 Memuat berita-berita seputar kota Sidoarjo Halaman 12 Memuat berita-berita daerah Jawa Timur lainnya, selain kota Surabaya, Sidoarjo dan Malang Halaman 13 Memuat berita-berita seputar kota Malang Halaman 14 Memuat artikel tentang internet Halaman 15 Rubric khusus Halaman 16 Memuat berita ekonomi dan bisnis Koran 3 bagian Olahraga Halaman 17 dan 24 Memuat berita-berita seputar peristiwa olahraga internasional Halaman 18, 22 dan 23 Memuat berita-berita peristiwa nasional Halaman 20 dan 21 Memuat halaman iklan jitu 4.2 Frame Surat Kabar Kompas dan Jawa Pos 4.2.1 Berita Surat Kabar Kompas

Dokumen yang terkait

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS.

0 3 47

PEMBINGKAIAN BERITA BAILOUT CENTURY (Studi Analisis Framing Tentang Bailout Century Pada Sidang Paripurna SPR di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas).

1 2 100

Pembingkaian Berita Sel Mewah Artalyta di Rutan Pondok Bambu Jakarta (analisis framing dalam surat kabar Jawa Pos dan Kompas).

0 4 102

Pembingkaian Berita Isu Reshuffle Kabinet (Studi Analisis Framing Berita Isu Reshuffle Kabinet di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas).

0 0 102

PEMBINGKAIAN BERITA KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI, 22 -23 MEI 2010. ( STUDI ANALISIS FRAMING KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI 22-23 MEI 2010).

0 1 79

PEMBINGKAIAN BERITA PEMBATALAN KUNJUNGAN KEPALA NEGARA KE BELANDA DI SURAT KABAR (Studi Analisis Framing Berita Pembatalan Kunjungan Kepala Negara ke Belanda di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas).

3 13 142

PEMBINGKAIAN BERITA PEMBATALAN KUNJUNGAN KEPALA NEGARA KE BELANDA DI SURAT KABAR (Studi Analisis Framing Berita Pembatalan Kunjungan Kepala Negara ke Belanda di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas)

0 0 17

KATA PENGANTAR - PEMBINGKAIAN BERITA RUU NIKAH SIRI DI SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS (Studi Analisis Framing RUU Nikah Siri di Surat Kabar Kompas dan Jawa Pos)

0 0 17

PEMBINGKAIAN BERITA KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI, 22 -23 MEI 2010. ( STUDI ANALISIS FRAMING KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI 22-23 MEI 2010).

0 0 22

Pembingkaian Berita Isu Reshuffle Kabinet (Studi Analisis Framing Berita Isu Reshuffle Kabinet di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas)

0 0 17