2.11 Kerangka Berpikir
Media massa adalah salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan akan informasi. Media massa berhak untuk menentukan fakta apa yang akan diambil,
bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak dibawa kemana berita tersebut. Hal ini tentu saja berkaitan dengan cara pandang atau perspektif yang
digunakan oleh masing-masing media. Media massa dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu media cetak dan media elektronik. Media cetak adalah suatu media
yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Pekerjaan sebuah media pada dasarnya adalah sebuah pekerjaan yang
berhubungan dengan pembentukan realitas. Pada dasarnya realitas bukan sesuatu yang telah tersedia, yang tinggal diambil oleh wartawan. Sebalikya, semua pekerja
jurnalis pada dasarnya adalah agen : bagaimana peristiwa yang acak, kompleks disusun sedemikian rupa sehingga membentuk suatu berita, wartawanlah yang akan
mengurutkan, membuat teratur, menjadi mdah dipahami dengan memilih actor-aktor yang akan diwawancarai, sehingga ia membentuk suatu kisah yang dibaca oleh
khalayak. Dalam hal ini surat kabar Kompas dan Jawa Pos pada periode Februari 2010 ini berusaha mengemas berita-berita seputar kontroversi RUU Nikah Siri yang
dibuat oleh Departemen Agama beberapa waktu lalu. Berita yang merupakan hasil konstruksi realitas dari sebuah proses manajemen
redaksional, ternyata tidak selalu menghasilkan makna yang sama seperti yang diharapkan wartawan dalam diri khalayak pembacanya. Berita adalah mencerminkan
realitas social yang direkonstruksi. Berita yang ada di media dapat realitas yang sama.
Demikian halnya dengan berita seputar kontroversi RUU Nikah Siri yang dikeluarkan oleh Departemen Agama beberapa waktu lalu. Surat kabar Kompas dan
Jawa Pos mempunyai sudut pandang yang berbeda pula dalam pemberitaannya masing-masing mengenai realitas yang sama.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Sebagai konsekuensi dari paradigma penelitian yang berlandaskan pada paradigma konstruktifis, maka kecenderungan penelitian ini akan lebih bersifat
kualitatif. Penelitian ini pada dasarnya mencoba untuk menangkap perspektif pemberitaan dalam kaitannya dengan bagaimana pemberitaan itu memperlihatkan
orientasi sebuah media dengan cara tertentu dalam memperlakukan realitas atau fakta. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang secara khas berkaitan dengan observasi,
wawancara dengan narasumber, menelaah terhadap teks-teks dari berbagai teknik kebahasaan, seperti percakapan dan analisis data.
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif kualitatif. Tipe penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang
memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. Kountur, 2003 : 53
Metode ini merupakan suatu metode yang berupaya memberikan gambaran mengenai suatu fenomena tertentu secara terperinci, yang pada akhirnya akan
memperoleh pemahaman yang lebih jelas mengenai fenomena yang diteliti. Pada penelitian deskriptif ini hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak
mencari atau menjalankan hubungan dan tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Rakhmat, 2001 : 24
Pada penelitian ini yang akan dipaparkan adalah bagaimana cara media dalam membingkai atau mengkonstruksi berita-berita mengenai kontroversi RUU Nikah Siri
pada surat kabar Kompas dan Jawa Pos, yang meliputi penyeleksian isu dan penulisan berita. Penelitian ini terdiri dari bagaimana cara wartawan dalam menyusun fakta,
mengisahkan fakta dan menentukan fakta. Selain itu metode framing yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
framing milik Robert M.Entman. Entman melihat framing sebagai cara untuk mengetahui bagaimana suatu media mengemas berita dan mengkonstruksi realitas
melalui dua dimensi besar, yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek- aspek tertentu dari realita atau isu. Penonjolan adalah proses membuat informasi
menjadi lebih bermakna, lebih menarik, berarti, detail, mudah diingat oleh khalayk. Framing dijalankan oleh media dengan menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan
isu yang lain. Dan menonjolkan aspek yang mencolok misal, menempatkan di headline, pengulangan, pemakaian grafis untuk mendukung dan memperkuat
penonjolan, pemakaia label tertentu ketika menggambarkan peristiwa yang diberitakan, asosiasi terhadap symbol, generalisasi, dan lain-lain. Aspek tersebut
dipakai untuk membuat dimensi tertentu dan konstruksi berita menjadi bermakna dan mudah diingat oleh khalayak.
Define problems atau problem identification pendefinisian masalah adalah elemen yang pertama kali dapat dilihat mengenai framing. Elemen ini merupakan
master frame atau bingkai yang paling utama. Ia menekankan bagaimana peristiwa
dipahami oleh wartawan. Ketika ada masalah atau peristiwa, bagaimana peristiwa atau isu tersebut dipahami. Peristiwa yang sama dapat dipahami secara berbeda.
Diagnose cause atau causal interpretation memperkirakan penyebab masalah, merupakan elemen framing untuk membingkai siapa yang dianggap sebagai actor
suatu peristiwa. Penyebab disini bisa berarti apa what, tetapi bisa juga berarti siapa who. Bagaimana peristiwa dipahami, tentu saja menentukan apa dan siapa yang
dianggap sebagai sumber masalah. Make moral judgement membuat pilihan moral adalah elemen framing yang
dipakai untuk membenarkan atau memberikan argumentasi pada pendefinisian masalah yang sudah dibuat. Ketika masalah sudah didefinisikan, penyebab masalah
sudah ditentukan , dibutuhkan sebuah argumentasi yang kuat untuk mendukung gagasan tersebut. Gagasan yang dikutip, berhubungan dengan sesuatu yang familiar
dan dikenal oleh khalayak. Treatment recommendation menekankan penyelesian. Elemen ini dipakai untuk
menilai apa yang dikehendaki oleh wartawan. Jalan apa yang dipilih untuk menyelesaikan masalah. Penyelesaian itu tentu saja sangat bergantung pada
bagaimana peristiwa itu dilihat dan siapa yang dipandang sebagai penyebab masalah. Eriyanto, 2002 : 191
3.2 Subjek dan Objek Peneliti