Serikat dan sebagai akibatnya mereka lebih sedikit membelanjakan poundnya di Amerika Serikat.
2.2.6.3. Permintaan Terhadap Valuta Asing
1. Permintaan terhadap valuta asing timbul bila penduduk suatu
negara membutuhkan barang dan jasa yang di produksi oleh negara lain. Dengan perkataan lain, permintaan valuta asing akan
meningkat bila import juga meningkat. 2.
Faktor ysng mempengaruhi permintaan valas adalah harga mata uang asing tersebut nilai tukarnya, tingkat pendapatan, tingkat
bunga relative, selera, ekspetasi dan kebijakan pemerintah. 3.
Bila nilai tukar murah permintaan terhadap valas akan meningkat, tetapi selama yang berubah hanyalah nilai tukar yang
terjadi adalah pergeseran di sepanjang kurva permintaan, Manurung, 2004 : 85.
2.2.6.4. Sistem Kurs Valuta Asing
Sifat Kurs valuta asing sangat tergantung dari sifat pasar. Apabila transaksi jual beli valuta asing dapat dilakukan secara bebas
di pasar, maka kurva valuta asing akan berubah–ubah sesuai dengan permintaan dan penawaran.
Sistem kurs valuta asing terdiri dari 3 sistem, diantaranya : 1.
Sistem Kurs Valas Berubah-ubah Di dalam pasar bebas perubahan kurs tergantung
beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran valas. Permintaan valas diturunkan dari transaksi debit dalam
neraca pembayaran internasional sedangkan penawaran valas berasal dari eksportir yakni berasal dari transaksi kredit neraca
pembayaran. Suatu mata uang dikatakan “kuat” apabila transaksi kredit lebih besar dari transaksi debit surplus neraca
pembayaran, sebaliknya dikatakan “lemah” apabila neraca pembayaran dikatakan deficit. Faktor-faktor yang berasal dari
dalam maupun luar negeri termasuk harga, pendapatan, dan tingkat suku bunga akan mempengaruhi permintaan dan
penawaran yang pada gilirannya akan mempengaruhi kurs valas. Kurva 2.4 Sistem Kurs Valas yang berubah-ubah
Sumber : Nopirin, 1990, Ekonomi Internasional, Penerbit BPFE-UGM
Yogyakarta Hal 147.
Dari gambar 2.4 dapat dijelaskan sebagai berikut : Pergerakan dalam suatu kurva menujukkan bahwa kenaikan atau
penurunan kurva akan mengakibatkan penurunan atau kenaikan jumlah valas yang diminta, sedangkan pergeseran kurva permintaan
dari D0 ke D1 disebabkan oleh kenaikan pengeluarn pemerintah. Kenaikan jumlah uang yang beredar, selera masyarakat yang
bergeser dari barang buatan dalam negeri ke barang-barang import atau aliran modal ke luar negeri sebagai akibat kepanikan yang
terjadi di dalam negeri. 2.
Sistem Kurs Valas Stabil Kurs stabil bukan merupakan kurs yang secara permanen abadi
dan stabil, tetapi kurs lebih merupakan sistemnya yang diperkenalkan untuk berfluktuasi dalam batas sempit yang
mengelilingi nilai prioritas dimana keduanya tetap berdiri dan kekal. Karakteristik dalam sistem kurs tetap adalah :
a. Stabilitas kurs jangka panjang dengan perubahan nilai paritas
yang jarang. b.
Penyesuaian ketidakseimbangan neraca pembayaran temporer melalui perubahan cadangan internasional, tingkat bunga, dan
pendapatan serta harga terhadap ketidakseimbangan fundamental melalui perubahan nilai paritas.
c. Kurs yang stabil dipertahankan melalui intervensi
pemerintah, dalam batas yang sempit dan terdefinisi dengan jelas. Jamli, 1993 : 191
Pada dasarnya kurs stabil dapat timbul secara : A.
Aktif, yaitu pemerintah menyediakan dana untuk tujuan stabilitas kurs.
B. Pasif, yaitu didalam suatu negara yang menggunakan sistem
standard emas. Kurva 2.5 Sistem Kurs Valas yang Stabil
Sumber : Nopirin, 1990, Ekonomi Internasional, Penerbit BPFE-UGM
Yogyakarta Hal 150. Dari gambar 2.5 dapat dijelaskan sebagai berikut :
Misalnya, pemerintah indonesia menghendaki supaya kurs stabil pada tingkat US = Rp 670,00 dikarenakan suatu sebab
misalnya harga minyak ekspor mengalami kenaikan, sehingga penawaran valuta asing bergeser ke kanan dari S
1
ke S
2
, jika permintaan tetap pada D
1
kurs US cenderung turun menjadi US 1 = Rp 600,00 untuk mencegah penurunan ini pemerintah membeli
dolar di pasar bebas. Pembelian ini akan mengakibatkan permintaan naik yang ditunjukkan dengan pergeseran kurva permintaan ke atas
dari D
1
ke D
2
, tindakan ini akan terus dilanjutkan pada kurs kembali pada tingkat USS 1 = Rp 620,00.
3. Sistem Pengawasan Devisa
Dalam sistem ini pemerintah memonopoli seluruh transaksi valuta asing, tujuannya adalah untuk adanya aliran modal keluar
dan melindungi depresi dari negara lain, terutama dalam hal ini negara tersebut menghadapi keterbatasan cadangan valuta asing
dibandingkan dengan permintaannya. Menghadapi valuta asing yang relative sedikit dibandingkan dengan permintaannya,
pemerintah perlu mengadakan alokasi di dalam penggunaannya, yaitu untuk tujuan-tujuan yang sesuai dengan program
pemerintah. Sistem kurs valas dalam pengawasan devisa ini secara sedrhana dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut :
Gambar 2.6 Kurva Pengawasan Devisa
Sumber : Nopirin, 1990, Ekonomi Internasional, Penerbit BPFE-UGM
Yogyakarta Hal 150. Dari gambar 2.6 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Apabila pasar valas adalah bebes, maka kurs akan terjadi adalah UU = Rp678,00 jumlah yang di tawarkan sama dengan
jumlah yang diterima OE, sedangkan pada kurs US1 = Rp600,00 jumlah yang di minta OE, dan jumlah yang tersedia adalah OG,
dalam hal ini pemerintah perlu mengalokasikan jumlah yang tersedia ini dengan menggunakan kurs yang di tetapkan bisa satu Single
Exchange atau lebih Multiple Exchange Rate.
2.2.6.5. Faktor–Faktor Yang Memiliki Pengaruh Besar atas Perubahan