terpengaruh. Dalam analisis makro ekonomi biasanya dimisalkan bahwa investasi perusahaan bersifat investasi otonomi.
Investasi otonomi adalah pembentukan modal yang tidak dipengaruhi pendapatan nasional. Dengan kata lain tinggi rendahnya
pendapatan nasional tidak menentukan jumlah investasi yang dilakukan oleh perusahaan–perusahaan atau setiap daerah.
2.2.1.4. Cara Pembagian Investasi
Cara pembagian investasi menurut jenisnya : a.
Autonomous investment dan Induced invesment Autonomous invesment investasi otonom adalah investasi yang
besar kecilnya tidak dipengaruhi pendapatan, tetapi dapat berubah oleh karena adanya perubahan faktor diluar pendapatan.
Misal tingkat teknologi, kebijakan para pengusaha dan sebagainya. Induced investment investasi terimbas adalah
bersebelahan dengan investasi otonom. Investasi ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan.
b. Public investment dan Private investment Public investment adalah investasi atau penanaman modal yang
dilakukan oleh pemerintah. Yang dimaksud ialah pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah tingkat satu, tingkat dua,
kecamatan, maupun desa. Private investment adalah investasi yang dilakukan oleh pihak swasta.
c. Domestic investment dan Foreign investment
Domestic investment adalah penanaman modal dalam negeri. Foreign investment adalah penanaman modal luar negeri.
d. Gross investment dan Net investment
Gross investment investasi bruto adalah total seluruh investasi yang diadakan atau dilaksanakan pada suatu ketika. Atau
investasi yang dilakukan pada suatu Negara daerah tertentu pada atau selama suatu periode tertentu.
e. Net investment investasi netto adalah selisih antara investasi
bruto dengan penyusutan. Rosyidi, 2003 : 169-172.
2.2.1.5. Teori Portofolio
Portofolio diartikan sebagai serangkaian kombinasi beberapa aktiva investasi dan dipegang Investor, baik perorangan
maupun lembaga. Kombinasi aktiva tersebut berupa aktiva riil, aktiva financial ataupun keduanya.
Harry M. Morkowitz, Seorang yang pertama kali mengembangkan teori pemilihan portofolio menyatakan bahwa
sebagian besar investor termasuk dalam risk arverter menghindari resiko. Hal ini berarti bahwa investor akan selalu berusaha untuk
dapat menghindari resiko. Untuk menghindarinya, maka investor mencoba untuk melakukan diversivikasi investasi Pandji, 2001 :
106.
Dalam portofolio pasar, harus dipahami adanya resiko Investasi yang terdiri dari 2 komponen, yaitu :
1. Resiko tidak sistematik Unsystematic Ris
2. Resiko sistematik Systematic Ris
Resiko tidak sistematik merupakan resiko yang terkait dengan suatu saham tertentu yang umumnya dapat dihindari
Avoidable dan diperkecil melalui diversifikasi Diversifiable, sedangkan resiko sistematik merupakan resiko pasar yang bersifat
umum dan berlaku bagi semua saham dalam pasar modal yang bersangkutan. Resiko ini tidak dapat dihindari oleh investor melalui
diversifikasi sekalipun Sunariyah, 2000 : 180. Teori pemilihan portofolio oleh Harry M. Mokowitz
dengan beberapa asumsi sebagai berikut : 1.
Seorang Investor mempunyai sejumlah uang tertentu. 2.
Sejumlah uang tersebut di investasikan untuk jangka waktu tertentu, yang disebut Holding Period.
3. Pada akhir masa tertentu Holding Period investor akan menjual
sahamnya. 4.
Investor akan selalu mencoba menghindari resiko Risk Averse 5.
Untuk menghindari resiko, Investor mencoba melakukan diversifikasi Investasinya.
6. Investor menjumpai beberapa portofolio engan harga yang sudah
pasti, masalahnya adalah bagaimana mengalokasikan uang
mereka diantara berbagai portofolio untuk memaksimalkan hasil yang diharapkan
7. Investor mampu mengestimasikan hasil yang diharapkan dari
masing-masing portofolio. 8.
Semua portofolio secara sempurna dapat dibagi. 9.
Pemilihan untuk Investasi tidak tergantung pada Investor lain. Asumsi tersebut diatas dapat dipakai sebagai dasar dalam
merumuskan kebijakan portofolio Investasi. Ini berarti apabila asumsi tersebut tidak dapat dipenuhi, maka kesimpulan harus
diambil dengan hati-hati.Sunariyah, 2000 : 18 Untuk dapat melakukan kegiatan portofolio ini ada
beberapa langkah yang harus dilakukan agar resiko minimal dapat dicapai. Salah satunya adalah langkah portofolio yang dikemukakan
oleh John Dickonsen. Langkah – Langkah ini meliputi sebagai berikut :
1. Placement Analysis
Pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif yang berhubungan dengan data investasi yang akan dijadikan portofolio.
2. Portofolio Construction
Pengumpulan data Investasi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan Investor.
3. Portofolio Selection
Melakukan kombinasi dari berbagai data investasi yang sudah dipilih, sehingga didapatkan portofolio yang efisien.
Langkah lain yang dapat ditempuh dalam melakukan pemilihan instrument Investasi menurut Robert Ang, 1997 Pandji,
2001 : 106 adalah sebagai berikut : 1.
Melakukan analisis yang cermat, dipilih instrument Investasi yang diinginkan.
2. Melakukan pembobotan masing – masing Instrument Investasi
terhadap nilai portofolio secara keseluruhan. 3.
Melakukan penentuan horizon Investasi Investment Horizon 4.
Masing – Masing Instrument Investasi dilaukan Expected Return nya sesuai dengan Horizon Investasi.
5. Melakukan penghubungan Expected Return, rata-rata, standard
deviasi dari portofolionya sesuai dengan Horizon Investasi.
2.2.1.6. Tujuan Investor