Gel Gelling agent PENELAAHAN PUSTAKA

E. Gel

Gel adalah sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar terpenetrasi oleh suatu cairan Dirjen POM, 1995. Gel merupakan dua komponen sistem semipadat yang mengandung banyak air. Gel memiliki karakteristik yaitu struktur yang berkesinambungan memberikan sifat seperti bentuk padat. Gel yang bersifat polar, di mana polimer alami atau sintetik membentuk matriks tiga dimensi cairan hidrofilik. Mayoritas gel terbentuk dari agregasi partikel padat koloidal, sistem padat atau semipadat sehingga membentuk gel yang terpenetrasi dalam cairan. Partikel saling terhubung membentuk jaringan yang mengakibatkan kekakuan pada struktur Aulton, 2002. Hidrogel merupakan sistem gel di mana air terjebak oleh polimer tidak larut. Salah satu keunggulan hidrogel sebagai komponen sistem penghantaran obat adalah kompatibiltas yang baik dengan jaringan biologis. Beberapa polimer yang digunakan dalam hidrogel akan terhidrolisis perlahan Zats dan Kushla, 1996. Hidrogel merupakan sediaan yang mudah disebarkan, terbentuk melalui pembengkakan terbatas dari bahan organik makro molekuler atau senyawa anorganik. Hidrogel termasuk ke dalam kelompok dari heterogel kaya cairan. Setelah kering hidrogel akan meninggalkan suatu film tembus pandang elastis dengan daya lekat tinggi, tidak menyumbat pori kulit, dan mudah dicuci dengan air. Pelepasan bahan obat dinilai sangat bagus. Bahan obat dilepaskan dalaam waktu lebih pendek dan nyaris sempurna dari pembawanya Voigt, 1995.

F. Gelling agent

Gelling agent yang ideal untuk produk farmasetik dan kosmetik seharusnya memiliki kriteria inert, aman, dan kompatibel dengan komponen lain dalam formulanya. Sejumlah polimer digunakan untuk membentuk jaringan struktural yang merupakan bagian penting dalam sistem gel. Polimer tersebut antara lain polimer alami, derivat selulosa dan carbomer Zats dan Kushla,1996. Carbomer atau Carbopol gambar 1 adalah polimer sintetik asam akrilat dengan berat molekul tinggi yang memiliki ikatan silang dengan alil sukrosa atau alil eter dari pentaerithritol. Carbomer mengandung kelompok asam karboksilat 56 hingga 68 yang dihitung dari basis kering. Berat molekul resin carbomer secara teoritis adalah 7 x 10 5 hingga 4 x 10 9 . Secara umum carbomer digunakan dalam formulasi sediaan cair atau semisolid sebagai suspending atau sebagai agen untuk meningkatkan viskositas. Carbomer berfungsi sebagai gelling agent pada konsentrasi 0,5-2. Carbomer berwarna putih, bersifat asam, serbuk yang higroskopis dan memiliki bau yang khas Rowe, Sheskey, dan Owen, 2006. Gel terbentuk dengan netralisasi pada pH antara 5 dan 10 menggunakan hidroksida logam atau amina seperti diisopropanolamin dan trietanolamin. Netralisasi meningkatkan rantai panjang carbomer melalui tolakan muatan untuk memproduksi jaringan gel yang terjerap. Tolakan muatan berperan penting dalam pembentukan gel, viskositas dan kekuatan gel yang bergantung pada pH dan kandungan garam Swarbrick dan Boylan, 1992. Carbomer merupakan bahan stabil dan higroskopis yang dapat dipanaskan hingga temperatur dibawah 104 C selama 2 jam tanpa mempengaruhi efisiensi kekentalan. Namun pemanasan yang berlebihan akan menyebabkan perubahan warna dan penurunan stabilitas. Dekomposisi terjadi dengan pemanasan selama 30 menit pada suhu 260 C. Carbomer yang berbentuk serbuk tidak mendukung untuk pertumbuhan jamur dan kapang. Sedangkan pada dispersi cair akan memungkinkan tumbuhnya jamur dan kapang. Oleh karena itu diperlukan pengawet sebagai antimikroba. Viskositas dispersi carbomer dapat dipertahankan selama penyimpanan pada suhu kamar. Penyimpanan yang dihindarkan dari sinar matahari atau penambahan antioksidan dapat menjaga viskositas dispersi. Paparan cahaya dapat menyebabkan oksidasi yang ditunjukkan dengan penurunan viskositas dispersi. Stabilitas gel carbomer dari sinar UV dapat ditingkatkan dengan trietanolamin yang juga berfungsi untuk netralisasi. Sediaan topikal dengan gelling agent carbomer tidak menunjukkan reaksi hipersensitif pada manusia Rowe dkk., 2006. Gambar 1. Struktur kimia Carbopol Rowe dkk., 2006

G. Humektan

Dokumen yang terkait

Optimasi sodium carboxymethyl cellulose sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humektan dalam sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis menggunakan aplikasi desain faktorial.

0 4 117

Optimasi gelling agent carbopol 940 dan humektan gliserin terhadap sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

3 16 126

Optimasi carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sedian gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

4 19 111

Optimasi gelling agent CMC Na dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

7 60 112

Optimasi gelling agent Carbopol dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

3 29 115

Optimasi gelling agent CMC-Na dan humetan gliserin dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) : aplikasi desain faktorial.

4 21 113

Optimasi humektan propilenglikol dan Gelling Agent CMC-Na dalam sediaan cooling gel ekstrak daun petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) : aplikasi desain faktorial.

0 2 88

Optimasi humektan propilenglikol dan gelling agent carbopol 940 dalam sediaan gel penyembuh luka ekstrak daun petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) : aplikasi desain faktorial.

5 16 99

Optimasi humektan propilenglikol dan gelling agent carbopol 940 dalam sediaan gel penyembuh luka ekstrak daun petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) : aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 1 97

Optimasi humektan propilenglikol dan Gelling Agent CMC-Na dalam sediaan cooling gel ekstrak daun petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) : aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 86