pada suhu 55 C. Vacuum rotary evaporator ini akan menguapkan pelarut dibawah
titik didihnya dengan cara menurunkan tekanan dalam labu alas bulat sehingga senyawa aktif yang diinginkan flavonoid tidak rusak karena pemanasan suhu tinggi.
Selanjutnya cairan dipindahkan ke cawan porselin untuk diuapkan sisa pelarutnya menggunakan waterbath suhu 70
C selama 3 jam dengan pengadukan yang dilakukan setiap setengah jam sekali. Hasil ekstrak yang diperoleh berwarna hijau tua pekat
sebanyak 3,2 gram sehingga didapatkan persen yield sebesar 8.
C. Uji Kuantitatif Ekstrak Daun Cocor Bebek
Pengujian terhadap ekstrak daun cocor bebek dilakukan untuk mengidentifikasi adanya kandungan flavonoid dan menetapkan kadarnya dalam
ekstrak. Pengujian kandungan flavonoid ini dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu LPPT Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Metode untuk uji
kuantitatif ini menggunakan spektrofotometri visibel. Uji kuantitatif memerlukan senyawa standar untuk membuat kurva baku di mana untuk golongan flavonoid dapat
menggunakan quercetin atau rutin Saifudin, Rahayu, dan Teruna, 2011. Pembanding yang digunakan untuk uji flavonoid dalam penelitian ini adalah
quercetin . Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa ekstrak daun cocor bebek
mengandung flavonoid sebesar 45,305 ppm dalam 202,4 ppm sampel ekstrak 22,384.
D. Orientasi Level setiap Faktor Penelitian
Faktor yang diamati dalam penelitian ini adalah Carbopol sebagai gelling agent
dan gliserin sebagai humektan. Hal ini dikarenakan kedua faktor tersebut mempengaruhi sifat fisik gel. Parameter sifat fisik gel meliputi viskositas dan daya
sebar. Oleh karena itu, dilakukan orientasi kedua faktor yang bertujuan untuk menetapkan level tinggi dan rendah untuk masing-masing faktor tersebut. Pengaruh
adanya variasi komposisi Carbopol terhadap respon sifat fisik gel ditunjukkan pada tabel IV.
Tabel IV. Pengaruh variasi komposisi Carbopol terhadap sifat fisik gel
Carbopol g Viskositas
d.Pa.s Daya sebar
cm
1,0 240
5,675 1,2
260 5,050
1,4 275
4,125 1,6
290 4,150
1,8 280
4,275 2,0
290 4,325
Gelling agent akan menentukan konsistensi sediaan yang dihasilkan
Marriott dan Wilson, 2010. Seiring penambahan jumlah Carbopol menyebabkan perubahan respon, di mana akan terjadi peningkatan viskositas dan penurunan daya
sebar sediaan gel.
Gambar 3. Grafik orientasi pengaruh variasi komposisi Carbopol terhadap viskositas
Gambar 4. Grafik orientasi pengaruh variasi komposisi Carbopol terhadap daya sebar
Gambar 3 menunjukkan bahwa komposisi Carbopol sebesar 1 - 1,4 g memberikan respon daya sebar yang berbeda tiap levelnya dan linear. Ketika
dilakukan penambahan Carbopol diatas 1,4 g tidak terjadi perbedaan respon daya
50 100
150 200
250 300
350
1 1,2
1,4 1,6
1,8 2
V iskosi
tas d.P
a.s
Carbopol g
1 2
3 4
5 6
1 1,2
1,4 1,6
1,8 2
D aya se
bar cm
Carbopol g
sebar yang signifikan. Berdasarkan gambar 4, komposisi Carbopol sebesar 1 - 1,6 g menimbulkan respon viskositas yang berbeda setiap levelnya dan linear. Peningkatan
komposisi Carbopol diatas 1,6 g memberikan respon viskositas yang relatif konstan. Berdasarkan hasil orientasi tersebut didapatkan daerah irisan dari kedua grafik yaitu 1
g sebagai level rendah dan 1,4 g sebagai level tinggi. Menurut Rowe dkk. 2006, Carbopol digunakan sebagai gelling agent pada konsentrasi 0,5-2,0.
Tabel V. Pengaruh variasi komposisi gliserin terhadap sifat fisik gel
Gliserin g Viskositas d.Pa.s Daya sebar cm
10 300
4,475 20
290 5,375
30 290
5,350 40
285 5,475
50 280
5,750 60
275 6,000
Gambar 5. Grafik orientasi pengaruh variasi komposisi gliserin terhadap viskositas
260 265
270 275
280 285
290 295
300 305
10 20
30 40
50 60
V iskosi
tas d.P
a.s
Gliserin g
Gambar 6. Grafik orientasi pengaruh variasi komposisi gliserin terhadap daya sebar
Pengaruh adanya variasi komposisi gliserin terhadap respon sifat fisik gel ditunjukkan pada tabel V. Seiring penambahan jumlah gliserin maka respon daya
sebar akan meningkat. Berdasarkan gambar 5, komposisi gliserin sebesar 30 – 60 g
akan menyebabkan terjadinya peningkatan respon daya sebar yang berbeda pada setiap levelnya dan linear. Sedangkan respon viskositas akan menurun dengan
dilakukannya penambahan jumlah gliserin. Pada gambar 6 diketahui bahwa komposisi gliserin sebesar 30
– 60 g juga menunjukkan respon viskositas yang berbeda tiap levelnya dan linear. Berdasarkan hasil orientasi tersebut didapatkan
masing-masing level tinggi dan rendah gliserin yaitu 30 - 60 g. Gliserin digunakan sebagai humektan pada konsentrasi
30 Rowe dkk., 2006.
1 2
3 4
5 6
7
10 20
30 40
50 60
D aya se
bar cm
Gliserin g
E. Pembuatan Gel Anti-inflamasi Ekstrak Daun Cocor Bebek