Uji sifat fisik dan stabilitas fisik gel Uji aktivitas anti-inflamasi

mixer dengan skala putar 1 selama 5 menit. Penambahan trietanolamin dilakukan pada menit pertama setelah proses pencampuran dimulai.

4. Uji sifat fisik dan stabilitas fisik gel

a. Uji organoleptis dan pH. Uji organoleptis dilakukan terhadap penampilan fisik sediaan gel ekstrak daun cocor bebek yang telah dihasilkan meliputi warna, bau, dan homogenitas. Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal pH stick. Sediaan gel dioleskan pada pH stick kemudian warna yang dihasilkan dibandingkan dengan standar pada pH stick. b. Uji viskositas. Pengujian viskositas gel dilakukan setelah 48 jam proses pembuatan dan setelah penyimpanan selama 4 minggu. Masing-masing formula gel ditentukan viskositasnya dengan menggunakan alat Viscometer Rion seri VT 04. Ukuran paddle yang digunakan adalah skala 2 karena rentang viskositas yang diteliti antara 100 hingga 4000 d.Pa.S. Sediaan gel dimasukkan ke dalam cup sampai terisi ¾ cup. Paddle dipasang ke rotor dengan posisi tegak lurus. Cup dipasang kemudian rotor dinyalakan. Nilai viskositas ditunjukkan oleh jarum penanda. c. Uji daya sebar. Pengukuran daya sebar dilakukan terhadap sediaan gel setelah 48 jam proses pembuatan. Daya sebar diukur dengan cara menimbang gel sebanyak 1 gram kemudian gel diletakkan pada bagian tengah lempeng kaca bulat berskala. Kaca bulat dan anak timbang dengan beban 125 gram diletakkan diatas gel kemudian didiamkan selama 1 menit dan diukur diameter sebarnya Garg dkk., 2002.

5. Uji aktivitas anti-inflamasi

a. Penyiapan hewan uji. Penelitian ini menggunakan tikus jantan galur Sprague Dawley yang berumur 2-3 bulan dengan berat 100-200 g. Tikus diberi pra perlakuan sebelum pengujian dengan dipuasakan selama 12 jam. b. Pembuatan larutan NaCl 0,9 . NaCl ditimbang sebanyak 0,9 g kemudian dilarutkan dengan aquadest dalam labu ukur 100 ml. c. Pembuatan suspensi karagenan-salin 1 . Karagenan ditimbang sebanyak 0,1 g kemudian dilarutkan dengan larutan NaCl 0,9 dalam labu ukur 10 ml. d. Uji aktifitas anti-inflamasi. Tikus dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok kontrol positif, kontrol negatif dan kelompok perlakuan sediaan gel ekstrak daun cocor bebek. Setiap kelompok masing-masing terdiri dari tiga ekor tikus. Semua tikus diukur tebal kakinya. Hewan uji kelompok perlakuan diberi gel ekstrak daun cocor bebek pada telapak kaki kiri, kelompok kontrol positif diberi Voltadex ® pada telapak kaki kiri, sedangkan kontrol negatif tidak dioleskan gel ekstrak daun cocor bebek maupun Voltadex ® . Satu jam setelah perlakuan, diinjeksikan pada telapak kaki kiri tiap tikus 0,5 ml suspensi karagenan-salin 1. Pengukuran ketebalan telapak kaki tikus dilakukan dengan jangka sorong digital. Pengukuran ketebalan telapak kaki tikus selama 3 jam yang dilakukan pada menit ke 0 sebelum dioleskan Voltadex ® dan gel , 30, 60, 120, 180 Matthew dkk., 2013. Nilai edema tiap jam diukur dengan rumus : Yu = Yt –Yo ...................................................................................... 1 Keterangan : Yu : Edema kaki tikus pada waktu tertentu Yt : Tebal kaki tikus pada waktu tertentu setelah diradangkan dengan karagenan 1 Yo : Tebal kaki tikus sebelum diradangkan dengan karagenan 1 Nilai AUC total masing-masing perlakuan dihitung dengan rumus: ∑ [ ] ................................................ 2 Keterangan : : area dibawah kurva dari jam ke-0 sampai jam ke-3 mm.jam : selisih edema telapak kaki pada jam ke-n-1 mm : selisih edema telapak kaki pada jam ke-n mm : jam ke-n jam : jam ke-n-1 jam Persen penghambatan inflamasi dihitung dengan rumus: ........... 3 Keterangan : : rata – rata kontrol negatif mm.jam : masing-masing tikus pada kelompok yang diberi perlakuan n mm.jam Taufiq, Wahyuningtyas, dan Wahyuni, 2008.

F. Optimasi dan Analisis Data

Dokumen yang terkait

Optimasi sodium carboxymethyl cellulose sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humektan dalam sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis menggunakan aplikasi desain faktorial.

0 4 117

Optimasi gelling agent carbopol 940 dan humektan gliserin terhadap sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

3 16 126

Optimasi carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sedian gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

4 19 111

Optimasi gelling agent CMC Na dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

7 60 112

Optimasi gelling agent Carbopol dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

3 29 115

Optimasi gelling agent CMC-Na dan humetan gliserin dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) : aplikasi desain faktorial.

4 21 113

Optimasi humektan propilenglikol dan Gelling Agent CMC-Na dalam sediaan cooling gel ekstrak daun petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) : aplikasi desain faktorial.

0 2 88

Optimasi humektan propilenglikol dan gelling agent carbopol 940 dalam sediaan gel penyembuh luka ekstrak daun petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) : aplikasi desain faktorial.

5 16 99

Optimasi humektan propilenglikol dan gelling agent carbopol 940 dalam sediaan gel penyembuh luka ekstrak daun petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) : aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 1 97

Optimasi humektan propilenglikol dan Gelling Agent CMC-Na dalam sediaan cooling gel ekstrak daun petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) : aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 86