Peradangan akut menyebabkan terjadinya respon secara langsung terhadap kerusakan sel  atau  jaringan  yang  melibatkan  sistem  vaskuler  lokal,  sistem  imun  dan  beberapa
sel,  sedangkan  pada  peradangan  kronis,  inflamasi  disebabkan  karena  adanya kerusakan jaringan yang simultan. Peradangan kronis terjadi apabila proses inflamasi
terjadi dalam waktu lama beberapa bulan, bahkan bisa menahun, terjadi pergeseran progesif jenis sel yang hadir pada jaringan luka. Edema pembengkakan disebabkan
karena  adanya  suplai  cairan  maupun  sel  darah  merah  maupun  sel  darah  putih  dari sirkulasi darah menuju jaringan interstisial. Kumpulan cairan beserta sel-sel tersebut
dalam jaringan luka disebut eksudat Nugroho, 2012.
B. Cocor Bebek Kalanchoe pinnata Lam.
Nama  latin  tanaman  cocor  bebek  adalah  Kalanchoe  pinnata  Lam., termasuk  ke  dalam  famili  tumbuhan  Crassulaceae.  Cocor  bebek  populer  digunakan
sebagai  tanaman  hias  di  rumah  tetapi  banyak  pula  tumbuh  liar  di  kebun-kebun  dan pinggir parit yang tanahnya banyak berbatu Bangun, 2012.
Di Indonesia, cocor bebek merupakan jenis tanaman yang sudah tidak asing lagi  karena  keunikan  yang  dimilikinya.  Keunikan  tersebut  adalah  tunas  muda  cocor
bebek muncul dari ujung-ujung daun yang telah tua. Habitat cocor bebek adalah tanah berpasir  dengan  sinar  matahari  cukup  pada  ketinggian  0  -  1.000  meter  di  atas
permukaan  laut.  Cocor  bebek  ini  banyak  terdapat  dan  sangat  dikenal  di  Indonesia. Morfologi  cocor  bebek  yaitu  berupa  herba  sukulen  dengan  tinggi  0,3
–  2  meter, batang  berbentuk  bulat,  daun  berwarna  hijau  buram  atau  hijau  kebiruan,  lembaran
daun tebal dan mengandung banyak air, tepian daun bergerigi, daun berbentuk bulat telur atau agak lonjong berukuran 20 x 15 cm dan yang kecil 5 x 2,5 cm, tunas-tunas
muda muncul dari tepian daun tunas adventif. Bunga berkelamin ganda, umumnya keluar pada Bulan Mei hingga Desember, bunga berwarna merah muda, buah jarang
terbentuk.  Perbanyakan  dapat  dilakukan  dengan  penanaman  tunas  mudanya  atau setek batang Suhono dan TIM LIPI, 2010.
Senyawa aktif yang terkandung dan berhasil diisolasi dari daun cocor bebek antara lain flavonoid, steroid, terpenoid, fenolik, tannin, alkaloid dan glikosida. Daun
cocor  bebek  diketahui  mengobati  gangguan  seperti  hipertensi,  diabetes  mellitus, memar, luka bakar, bisul, disentri, diare, muntah, arthritis, reumatik, nyeri sendi, sakit
kepala, anti-fungi, anti-bakteri, dan inflamasi akut Prasad dkk., 2012. Daunnya yang ditumbuk  halus  juga  dapat  digunakan  sebagai  kompres  untuk  anggota  badan  yang
mengalami pembengkakan Suhono dan TIM LIPI, 2010. Taksonomi tanaman cocor bebek adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Saxifragales
Famili : Crassulaceae
Genus : Kalanchoe
Species : Kalanchoe pinnata Lam.
Majaz dkk., 2011
C. Flavonoid