NaCl, suspensi karagenan-salin 1 , Carbopol kualitas farmasetis, trietanolamin kualitas farmasetis, gliserin kualitas farmasetis, metil paraben kualitas famasetis,
etanol 70 kualitas farmasetis, dan Voltadex
®
.
D. Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah maserator, alat-alat gelas cawan porselin, pipet tetes, batang pengaduk, gelas arloji, pipet volume, gelas ukur,
gelas Beaker, Erlenmeyer, labu hisap, propipet, corong Buchner, pompa vacuum, mixer
Maspion MT-1150, blender Phillip, Viskometer seri VT 04 RION- JAPAN, stopwatch, waterbath, neraca analitik, oven, vacuum rotary evaporator,
indikator pH universal pH stick, alat uji daya sebar, dan jangka sorong digital.
E. Tata Cara Penelitian
1. Determinasi cocor bebek Kalanchoe pinnata L.
Determinasi dilakukan di Laboratorium Kebun Tanaman Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Determinasi berdasarkan acuan Backer dan
van Den Brink 1963. Determinasi dilakukan dengan mencocokkan ciri morfologi tanaman dengan kunci determinasi hingga diperoleh kategori spesies
sehingga dapat diketahui kebenaran identitas tanaman.
2. Pembuatan ekstrak daun cocor bebek
a. Pengumpulan dan pembuatan serbuk daun cocor bebek. Bibit cocor bebek
diperoleh dari tempat budidaya Merapi Farma, Kaliurang, Yogyakarta. Bibit
dibudidayakan di Kebun Obat Universitas Sanata Dharma Kampus III Paingan. Daun cocor bebek dipanen pada umur tiga bulan sebelum
berbunga. Daun cocor bebek yang telah dipanen kemudian dicuci dengan air bersih dengan tujuan untuk menghilangkan pengotor yang terdapat pada
daun. Daun yang telah dicuci bersih kemudian dikeringkan dengan bantuan sinar matahari tidak langsung selama 2 hari dilanjutkan dalam almari
pengering dengan suhu 35 C hingga seluruh bagian daun mengering. Daun
yang telah kering diserbukkan dengan blender kemudian diayak dengan pengayak ukuran 40 mesh.
b. Pembuatan ekstrak daun cocor bebek. Pembuatan ekstrak mengacu pada
penelitian Nwose 2013 dengan modifikasi pelarut dan proses pemekatan. Serbuk simplisia daun cocor bebek dilakukan penyarian dengan metode
maserasi menggunakan cairan penyari yaitu etanol 70 dengan perbandingan 2:5. Perendaman dilakukan selama 48 jam pada suhu kamar.
Serbuk dan maserat dipisahkan menggunakan corong Buchner dan kertas saring dengan bantuan pompa vacuum. Bagian serbuk dilakukan penyarian
kembali menggunakan cairan penyari yang sama dan direndam selama 48 jam. Kedua hasil penyarian dicampur kemudian dipekatkan menggunakan
rotary evaporator pada suhu 55
C. Selanjutnya cairan dipindahkan ke cawan porselin untuk diuapkan sisa pelarutnya menggunakan waterbath
suhu 70 C selama 3 jam dengan pengadukan yang dilakukan setiap setengah
jam sekali.
c. Uji kuantitatif kandungan ekstrak daun cocor bebek. Uji kandungan
flavonoid ekstrak daun cocor bebek secara kuantitatif menggunakan metode spektrofotometri visibel. Pengujian dilakukan di Laboratorium Penelitian
dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan menggunakan pembanding quercetin. Pengujian diawali dengan pembuatan
kurva standar quercetin kemudian kadar flavonoid ditetapkan dengan mengukur absorbansi pada panjang gelombang 510 nm.
3. Optimasi formula gel