modal bertanam karet dari rentenir yaitu sebanyak 12 orang. Modal yang dipinjam setelah dikenakan bunga 30 setahun dan diangsur setiap bulannya sesuai dengan
perjanjian.
4.6. Modal
Modal yang dibutuhkan untuk kebun karet dalam satu hektar secara umum hampir sama di Kabupaten Mandailing Natal yaitu sekitar Rp 46.500.000,-
perhektarnya. Dana yang dikeluarkan meliputi kegiatan pembersihan lahan land clearing, penanaman, pemeliharaan tanaman karet sampai tahun kelima. Besarnya
modal awal yang dibutuhkan untuk kebun karet berdasarkan kuesioner responden diperoleh seperti pada Tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Modal Awal Perkebunan Karet Rakyat di Kabupaten Mandailing Natal
No Modal Awal Rp
Jumlah Responden Persen
1 18.000.000- 43.000.000
40 40,0
2 44.000.000- 68.000.000
38 38,0
3 69.000.000-.93.000.000 22
22,0
Jumlah 100 100,0
Sumber: Data Primer Olahan 2009
Dari 100 responden petani karet, sebagian besar mempunyai modal awal antara Rp.18.000.000-Rp.43.000.000 sebanyak 40 responden 40,0, sedangkan
yang mempunyai modal antara Rp.43.000.000-Rp.68.000.000 sebanyak 38 responden 38,0, dan yang mempunyai modal antara Rp.68.000.000-Rp.93.000.000 sebanyak
22 responden 22,0.
Universitas Sumatera Utara
4.7. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang diperlukan untuk mengelola perkebunan karet hingga tahun kelima perhektarnya adalah bervariasi. Berdasarkan hasil kuesioner yang diperoleh
dari responden banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengelola perkebunan karet perhektarnya seperti tertera pada Tabel 4.11. berikut:
Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja yang Digunakan Perkebunan Karet Rakyat di Kabupaten Mandailing
Natal
No Tenaga Kerja HOKHa
Jumlah Responden Persen
1 14-21 21
21,0 2 22-29
61 61,0
3 30-37 18
18,0
Jumlah 100 100,0
Sumber: Data Primer Olahan Tahun 2009
Dari 100 responden petani karet, sebagian besar menggunakan tenaga kerja
14-21 hari orang kerja HOK sebanyak 21 orang 21,0, sedangkan yang menggunakan tenaga kerja 22-29 HOK sebanyak 61 orang 61,0, dan yang
menggunakan tenaga kerja 30-37 HOK sebanyak 18 orang 18,0. Pada penelitian ini, jumlah tenaga kerja yang dominan digunakan mengelola tanaman karetnya adalah
sebesar 22-29 HOK, keadaan ini secara umum terjadi karena sebagian besar lahan yang dikelola merupakan lahan yang dialih fungsikan dari bermacam jenis tanaman
palawija ke tanaman karet, sehingga pembersihan lahan tidak dimulai dari kegiatan awal sehingga relatif minim menyedot tenaga kerja. Berdasarkan pengamatan di
lapangan, tenaga kerja yang digunakan secara umum berasal dari anggota keluarga yang masih bertalian hubungan kekeluargaan.
Universitas Sumatera Utara
4.8. Produksi Karet