pegunungan dengan luas 353,185 ha 53,34 dengan kemiringan 20 derajat – 40 derajat.
Musim hujan yang berpengaruh biasanya pada bulan Januari, April, Mei, September, Nopember dan Desember setiap tahunnya. Angin laut berhembus kencang
dan arah barat menuju timur sewaktu menjelang musim dingin yang mengakibatkan terjadinya musim hujan. Angin barat berhembus dengan kecepatan sedang dan arah
timur menuju arah barat sewaktu menjelang musim kering. Di Kabupaten Mandailing Natal terdapat sungai-sungai yang jumlahnya
cukup banyak dan dipergunakan untuk irigasi tehnis maupun 12 tehnis, dimana sebagian besar sudah dimanfaatkan menjadi pengairan persawahan, perikanan dan
kebutuhan air minum. Adapun sungai terbesar dan terpanjang Mandailing Natal adalah Batang
Gadis terbentang di Kecamatan Panyabungan Selatan dan Kecamatan Panyabungan Utara sampai Kecamatan Hutabargot; Aek Mata terbentang di Kecamatan
Panyabungan Timur dan Panyabungan Kota serta bermuara di sungai Batang Gadis; Aek Pohon terbentang di Kecamatan Panyabungan Panyabungan Timur dan bermuara
di Batang Gadis.
4.2. Deskripsi Sektor Pertanian Mandailing Natal
Dari segi penyerapan tenaga kerja, komoditi karet di kabupaten Mandailing Natal yang tersebar di 17 kecamatan dapat menyerap paling banyak petani yaitu
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 7.999 KK. Jumlah KK setiap kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal yang dapat di serap pada kebun karet di sajikan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Penyerapan Tenaga Kerja Keluarga dari Perkebunan Karet Rakyat di Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2008
No Kecamatan Total
Ha Jumlah
KK
1 Siabu 2.198
628 2 Bukit
Malintang 2.798
799 3 Panyabungan
Utara 4.685
469 4 Panyabungan
Kota 8.983
890 5 Panyabungan
Timur 4.727
472 6 Panyabungan
Barat 2.277
277 7 Panyabungan
Selatan 2.204
220 8
Lembah Sorik Merapi 1.162
116 9 Tambangan
4.983 498
10 Kotanopan 4.662
466 11 Ulu
Pungkut 527
52 12 Muarasipongi
633 63
13 Batang Natal
10.330 1.033
14 Lingga Bayu
7.533 753
15 Batahan 1.758
175 16 Natal
1.012 101
17 Muara Batang Gadis
9.873 987
Jumlah 70.355 7.999
Sumber : Kabupaten Mandailing Natal Dalam Angka Tahun 2009.
Universitas Sumatera Utara
4.3. Kinerja Pengembangan Komoditi Karet
Kondisi pasar karet di Kabupaten Mandailing telah mampu menarik minat masyarakat untuk memilih karet sebagai pilihan untuk dibudidayakan. Namun terlihat
dari realitas harga ditingkat petani dengan kisaran harga Rp 6.000-8.000 per kg sesungguhnya sudah dapat meningkatkan pendapatan perkebunan karet. Rentangan
harga untuk rantai pasar I pertama sampai ke pabrik masih panjang, sehingga masih terdapat kesenjangan harga yang signifikan antara harga di tingkat petani dengan
harga pabrik crumb rubber. Sebagai contoh harga karet dalam bentuk lump pada minggu kedua bulan
Oktober 2008 ditingkat Medan Rp 13.800,- kadar air 100 . Akan tetapi harga di tingkat petani inipun sudah dapat mensejahterakan perkebunan karet di Mandailing
Natal. Pengembangan tanaman karet di Kabupaten Mandailing Natal merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama petani
karet. Hasil pengembangan komditas karet di kabupaten Mandailing Natal pada kurun waktu 5 tahun dilihat dari beberapa parameter, antara lain: lokasi sentra produksi dan
luas komoditi karet.
4.3.1. Lokasi Sentra Produksi
Sentra lokasi produksi karet di Kabupaten Mandailing Natal tersebar di 12 Kecamatan dari 17 Kecamatan yaitu Kecamatan Siabu, Bukit Malintang,
Panyabungan Utara, Panyabungan Kota, Panyabungan Timur, Panyabungan Barat, Panyabungan Selatan, Tambangan, Kotanopan, Batang Natal, dan Muara Batang
Gadis, Luas areal baku lahan dan kapasitas sentra produksi komoditi karet pada tahun
Universitas Sumatera Utara
2008. Produksi komoditas karet rakyat pada 12 kecamatan sebagai lokasi sentra produksi di Kabupaten Mandaling Natal mencapai 32.448,57 ton per tahun dengan
luas lahan tanaman karet menghasilkan sebesar 65.193 Ha, kapasitas produksi tertinggi terdapat di kecamatan Panyabungan Kota sebesar 6.749,40 ton yang di susul
Kecamatan Batang Natal sebesar 4.294,76 ton dengan luas lahan 65.193 Ha dapat di lihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Lokasi Sentra Produksi, Luas Baku Lahan, dan Kapasitas Produksi Komoditi Karet di Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2008
No Kecamatan Luas Baku
Lahan Ha
Kapasitas Produksi Ton
1 Siabu 2.687,00
1.074,85 2 Bukit
Malintang 3.287,95
2.130,63 3 Panyabungan
Utara 5.174,33
3.112,33 4 Panyabungan
Kota 9.392,13
6.749,40 5 Panyabungan
Timur 5.216,90
2.006,40 6 Panyabungan
Barat 2.766,08
1.020,85 7 Panyabungan
Selatan 2.693,03
1.007,06 8 Tambangan
5.480,36 1.888,15
9 Kotanopan 5.171,08
1.515,85 10 Batang
Natal 10.819,50
4.294,76 11 Lingga
Bayu 8.022,00
3.417,05 12
Muara Batang Gadis 10.362,05
4.231,24
Total 71.072,41 35.886.68
Sumber : Data Statistik Perkebungan Kabupaten Mandailing Natal, Dinas Perkebunan Kabupaten Mandailing Natal, Tahun 2009
Universitas Sumatera Utara
4.3.2. Luas Komoditi Karet
Luas komoditi karet dari tahun 2004-2008 mengalami kenaikan setiap tahunnya rata-rata 7.998.53 Ha, dan produksi komoditas karet juga mengalami
kenaikan rata-rata 2.298,27 ton. Luas komoditi karet di Kabupaten Mandailing Natal dari tahun 2004-2008 disajikan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Luas Komoditi Karet di Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2004-2008
No Tahun
Luas Tanaman Ha
Kenaikan Produksi
Ton Kenaikan
1 2004 39.078,30 - 26.693,60 - 2 2005 49.760,00
10.681,70 32.768,00
6.074,40 3 2006 59.708,00
9.948,00 33.768,00
1.000,00 4
2007 69.078,30
9.370,30 34.693.60
925,60 5 2008 71.072,41
1.994,11 35.886,68
1.193,08
Rata-rata 7.998.53 2.298,27
Sumber : Data Statistik Perkebungan Kabupaten Mandailing Natal, Dinas Perkebunan Kabupaten Mandailing Natal, Tahun 2009
4.4. Karakteristik Responden
Responden penelitian terdiri dari 100 orang berasal dan masyarakat yang bertanam tanaman karet di daerah penelitian, dengan kerakteristik seperti berikut.
4.4.1. Umur
Komposisi responden berdasarkan umur, secara umum berkisar antara 35 tahun hingga 50 tahun, seperti tertera pada Tabel 4.4. berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Umur No
Umur Tahun
Jumlah Responden
Persen
1 35
6 6.00
2 36-40 15
15.00 3 41-45
49 49.00
4 46-50 21
21.00 5 50
9 9.00
Jumlah 100 100,00
Sumber: Data Primer Olahan 2009
Umur dominan responden pada penelitian ini adalah kisaran umur antara
41 - 45 tahun sebanyak 49 responden 49,00 . Jumlah ini adalah paling banyak dari responden lainnya. Pada penelitian ini juga dijumpai responden dengan usia 50
tahun sebanyak 9 responden 9,00, serta responden dengan umur 30 tahun sebanyak 6 responden 6,00.
4.4.2. Tingkat Pendidikan
Komposisi responden berdasarkan tingkat pendidikan, secara umum adalah Sekolah Dasar hingga Strata-1, seperti tertera pada Tabel 4.5. berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat
Pendidikan Jumlah
Responden Persen
1 SD 17
17.00 2 SLTP
48 48.00
3 SLTA 27
27.00 4 Diploma
6 6.00
5 Strata-1 2
2.00
Jumlah 100 100.00
Sumber: Data Primer Olahan 2009
Tingkat pendidikan responden yang dominan adalah tingkat pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP sebanyak 48 responden 48,00, jumlah
ini lebih tinggi bila di banding dengan responden lainnya, yaitu tingkat pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA sebanyak 27 responden 27,00, tingkat
pendidikan SD sebanyak 17 responden 17,00 disusul dengan yang terkecil tingkat pendidikan Starata-1 sebanayak 2 responden 2,00.
4.4.3. Pekerjaan
Komposisi responden berdasarkan pekerjaan meliputi pekerjaan petani, PNS, Pensiunan, Pengusaha dan Pegawai Swasta seperti tertera pada Tabel 4.6. berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan
Responden Jumlah
Responden Persen
1 Petani 88
88,00 2 PNS
3 3,00
3 Pensiunan 4
4,00 4 WiraswastaPengusaha
4 4,00
5 Pegawai Swasta
1 1,00
Jumlah 100 100,00
Sumber: Data Primer Olahan 2009
Pekerjaan yang dominan responden adalah sebagai petani sebanyak 88 responden 88,00 dalam hal ini merupakan pekerjaan utama sebagai petani kebun
karet rakyat sedangkan responden lainnya seperti PNS 3 responden 3,00, pensiunan 4 responden 4,00, wiraswasta 4 responden 4,00 dan paling sedikit
adalah pegawai swasta 1 responden 1,00, bukan merupakan pekerjaan utama responden namun sebagai pekerjaan sampingan untuk menambah pendapatan.
4.4.4. Lama Bermukim
Komposisi responden berdasarkan lama bermukim, secara umum adalah dibawah 3 tahun hingga diatas 15 tahun, seperti tertera pada Tabel 4.7. berikut:
Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bermukim No
Lama Bermukim Tahun
Jumlah Responden
Persen
1 ≤ 5
11 11,00
2 6-10
12 12,00
3 11-15
22 22,00
4 16-20
42 42,00
5 20
13 13,00
Jumlah 100 100,00
Sumber: Data Primer Olahan 2009
Universitas Sumatera Utara
Lama bermukim responden yang dominan adalah pada kisaran 16-20 tahun sebanyak 42 responden 42,00, serta responden yang telah bermukim di sekitar
lokasi penelitian diatas 17 tahun sebanyak 20 responden 13,00 dan yang paling sedikit adalah lama bermukim
≤ 5 tahun sebanyak 11 responden 11,00.
4.4.5. Lama Berkebun Karet
Komposisi responden berdasarkan lama bertanam karet, secara umum adalah ≤ 5 tahun hingga diatas 18 tahun, seperti tertera pada Tabel 4.8. benikut:
Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Berkebun Karet Rakyat di
Kabupaten Mandailing Natal
No Lama Berkebun Karet
Tahun Jumlah
Responden Persen
1 ≤ 5
6 6,00
2 5-9
14 14,00
3 9-13
29 29,00
4 14-18
41 41,00
5 18
10 10,00
Jumlah 100 100,00
Sumber: Data Primer Olahan 2009
Lama bertani tanaman karet dan responden yang dominan, adalah berada pada
kisaran 14-18 tahun sebanyak 41 responden 41,00, dan yang paling sedikit adalah responden yang bertanam karet
≤ 5 tahun sebanyak 6 responden 6,00.
Universitas Sumatera Utara
4.5. Sumber Modal
Modal yang digunakan oleh responden untuk mengelola lahan tanaman karet pada umumnya adalah modal sendiri, serta modal pinjaman dari lembaga keuangan
dan keluarganya. Sumber modal mengelola tanaman karet seperti tertera pada Tabel 4.9. berikut.
Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Modal Perkebunan Karet Rakyat di Kabupaten Mandailing Natal
No Sumber Modal
Jumlah Responden
Persen
1 Modal sendiri
68 68,00
2 Pinjam dari keluarga
12 12,00
3 Pinjam dari bank
8 8,00
4 Pinjam dari rentenir
12 12,00
Jumlah 100 100,00
Sumber: Data Primer Olahan 2009
Sumber modal didominasi oleh modal sendiri responden, yaitu sebanyak 68 responden 68 dan pinjaman bersumber dari pinjamanpemberian keluarga
sebanyak 12 responden. Pinjaman dari keluarga umumnya tidak dikenakan bunga bahkan adakalanya pinjaman tersebut dikonversikan dengan karet yang akan
dipanennya serta yang paling sedikit mendapat pinjaman dari bank yaitu sebanyak 8 responden. Pinjaman ini secara umum direncanakan untuk 5 lima tahun, sehingga
setelah tanaman karet sudah mulai bisa di deres, maka hasil penjualan karet tersebut akan digunakan untuk membayar pinjaman modal tersebut. Pinjaman modal dari
bank umumnya dikenakan bunga sebesar 15 setahun. Responden yang meminjam
Universitas Sumatera Utara
modal bertanam karet dari rentenir yaitu sebanyak 12 orang. Modal yang dipinjam setelah dikenakan bunga 30 setahun dan diangsur setiap bulannya sesuai dengan