Teori Produksi TINJAUAN PUSTAKA

banyak getah susu. Tanaman karet mengalami gugur daun sekali setahun pada musim kemarau, di Sumatera Utara terjadi pada bulan Februari-Maret. Setelah gugur daun, terbentuk bunga bila tanaman karet telah berumur 5-7 tahun, tergantung pada tinggi tempat di atas permukaan laut. Masa produktif tanaman karet adalah 25-30 tahun Sianturi, 2001. Tanaman karet adalah tanaman daerah tropis. Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 15  LS dan 15  LU, curah hujan yang cocok tidak kurang dari 2000 mm. Optimal 2500-4000 mmtahun. Tanaman karet tumbuh optimal di dataran rendah, yaitu pada ketinggian 200 m dpl sampai 600 m dpl dengan suhu 25-35  C Setyamidjaja, D, 1993.

2.2. Teori Produksi

Biaya kesempatan adalah nilai sumber daya dalam penggunaan yang terbaik. Biaya kesempatan perlu dipertimbangkan dalam mengukur seluruh biaya produksi. Biaya eksplisit adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang berbentuk kas, sedangkan biaya implisit adalah biaya dikeluarkan dalam proses produksi dalam bentuk nonkas. Keuntungan ekonomi adalah penerimaan dikurangi semua biaya, tercakup di dalamnya pengembalian normal untuk manajemen dan modal. Biaya marjinal adalah perubahan biaya total yang berkaitan dengan perubahan satu unit output. Sedangkan, biaya inkremental dapat diartikan sebagai tambahan biaya total dari penerapan keputusan manajerial P.Sofa, 2008 Universitas Sumatera Utara Fungsi biaya rata-rata atau unit-1 kadang-kadang lebih berguna dari fungsi biaya total dalam pengambilan keputusan suatu usaha di sektor pertanian. Fungsi biaya rata-rata dapat diperoleh dengan membagi fungsi biaya total yang relevan dengan output. Biaya marjinal adalah perubahan biaya total yang berkaitan dengan perubahan output output. Fungsi biaya marjinal berpotongan dengan fungsi biaya total rata-rata dan fungsi biaya variabel rata-rata di titik minimum ke dua fungsi tersebut. Fungsi biaya rata-rata jangka panjang akan: a Menurun, apabila skala pengembalian dalam produksi adalah meningkat, b Konstan, apabila skala pengembalian dalam produksi adalah konstan, dan c Meningkat, apabila skala pengembalian dalam produksi adalah menurun. Fungsi biaya rata-rata jangka panjang adalah merupakan kurva amplop dari sejumlah kurva biaya rata-rata jangka pendek. Pada tingkat output yang hasilnya di spesifikasi tingkat keuntungan ekonomi diperoleh dengan membagi keuntungan ditambah biaya tetap total dengan kontribusi keuntungan. Analisis titik impas adalah spesial pada kasus analisis keuntungan di mana keuntungan diharuskan sama dengan nol. Suatu usaha dapat dikatakan tinggi tingkat pengungkitannya apabila biaya tetap adalah relatif lebih besar tinggi dari pada biaya variabel. Pada umumnya, penggunaan analisis pengungkitan operasi menyatakan secara tidak langsung tingginya tingkat risiko keuntungan sepanjang waktu. Dalam arti kata, peningkatan nilai pengungkitan operasi menyatakan lebih bervariasinya keuntungan sepanjang waktu, oleh karena itu tinggi tingkat risikonya Wildan, 2008. Universitas Sumatera Utara Menurut Kay dalam Prayitno, 1986, faktor produksi tenaga kerja terdiri dari dua unsur yaitu jumlah dan kualitas. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan dapat dipenuhi dari tenaga kerja keluarga yang tersedia maupun dari luar keluarga. Sedangkan kualitas yang mencirikan produktivitas tenaga kerja tergantung dari keterampilan, kondisi fisik, pengalaman dan latihan. Dalam kasus petani miskin, rendahnya produktivitas tenaga kerja erat kaitannya dengan kualitas manusianya itu sendiri. Tingkat pendidikan yang rendah, kekurangan gizi, dan keterbatasan-keterbatasan yang lain merupakan penyebab rendahnya produktivitas tenaga kerja, lambatnya adopsi teknologi baru, kurangnya kreatifitas dan rasionalisasi berusaha. Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersama- sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru yaitu hasil pertanian. Modal usahatani terdiri dari modal tetap dan modal kerja untuk pembelian input variabel yang digunakan dalam proses produksi. Selain tanah, modal merupakan faktor produksi yang langka bagi petani miskin. Oleh karena itu, rumah tangga golongan ini diduga hanya mampu mengerjakan jenis-jenis pekerjaan yang mengandalkan tenaga dan atau sedikit modal. Petani adalah pemimpin atau manager dalam usahataninya yang mengatur organisasi produksi secara keseluruhan. Ia memutuskan berapa banyak pupuk yang dibeli dan digunakan, berapa kali tanah dibajak dan diratakan, berapa kali rumput disiangi, bahkan dia juga memutuskan apakah akan dipakai tenaga kerja dari luar Universitas Sumatera Utara disamping tenaga kerja dari keluarga sendiri. Berkaitan dengan itu, maka tingkat keterampilan petani mempunyai peranan yang sangat penting. Keterampilan manajemen dari petani dapat diukur dari tingkat pendidikan atau latihan yang pernah diperoleh. Keempat faktor produksi tersebut diatas saling berkaitan satu sama lain dalam mempengaruhi produksi dan pendapatan petani. Untuk menganalisis pengaruh faktor produksi tersebut terhadap produksi dan pendapatan petani miskin dapat digunakan fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dan tingkatkombinasi penggunaan input-input. Analisis dan estimasi hubungan tersebut dikenal sebagai Analisis Fungsi Produksi. Analisis Fungsi produksi yang paling umum digunakan dalam bidang pertanian dan lebih dikenal dibandingkan dengan fungsi lainnya. adalah fungsi produksi Cobb-Douglas. Keunggulan fungsi ini adalah pangkat dari fungsi atau koefisien βi i = 1,2 …n merupakan elastisitas produksi Ep yang dapat digunakan secara langsung dan penjumlahan dari koefisien tersebut dapat menduga bentuk skala usaha return to scale atau tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi. Dengan skala usaha akan dapat diketahui apakah kegiatan suatu usaha tani yang diteliti dapat mengikuti kaidah increasing, constant atau decreasing return to scale. Untuk menduga skala usaha atau tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dapat digunakan elastisitas produksi. Elastisitas produksi didefinisikan sebagai perubahan produk dibagi dengan persentase perubahan masukan. Hasil Universitas Sumatera Utara pendugaan parameter dengan menggunakan model Cobb-Douglas adalah merupakan elastisitas produksi. Dalam analisis fungsi produksi, hubungan output dan input biasanya ditunjukkan dalam bentuk hubungan fungsi sebagai berikut : Q = f X 1 , X 2 , X 3 , … X n i Keterangan: Q = tingkat outputproduksi dependent variable X 1 , X 2 , X 3 , … X n = Faktor produksi atau input independent variable. Dari fungsi produksi tersebut dapat dirobah kedalam beberapa bentuk atau model matematik. Dalam fungsi produksi pertanian pada umumnya hubungan antara output dan input menunjukkan hubungan yang non linier. Salah satu bentuk fungsi produksi sederhana yang sering digunakan dalam analisis fungsi produksi pertanian adalah bentuk fungsi produksi eksponensial yang biasa ditulis : Q = b . X 1 b1 . X 2 b2 …. X n bn . Q = produksi X 1 , X 2 , … X n = Faktor produksi b 1 , b 2 , … b n = Koefisien elastisitas produksi Menurut Hayami-Ruttan dalam Prayitno, 1986, fungsi eksponensial dapat dirobah menjadi fungsi produksi linier “ double log “ dengan transformasi logaritma sebagai berikut : ln Q = ln b + b 1 lnX 1 + b 2 lnX 2 + b 3 lnX 3 + μ Universitas Sumatera Utara Keistimewaan bentuk fungsi produksi ini karena mudah interpretasinya yaitu koefisien dari fungsi produksi sekaligus menunjukkan elastisitas produksi dari faktor produksi yang bersangkutan, dan koefisien itu juga dapat menunjukkan seberapa besar hubungan antara tiap faktor produksi terhadap produksi. Besarnya koefisien elastisitas produksi menunjukkan apakah petani berproduksi pada tahap yang rasional atau tidak rasional dilihat dari efisiensi tehnis. Menurut Mubyarto 1979, tahap produksi rasional apabila elastisitas produksi antara 0 Ep 1. Apabila elastisitas produksi lebih besar dari satu, maka masih ada kesempatan bagi petani untuk mengatur kembali kombinasi dan penggunaan faktor produksi sedemikian rupa sehingga dengan jumlah faktor produksi yang sama dapat menghasilkan produksi total yang lebih besar. Dalam keadaan demikian, produksi disebut belum efisien sehingga tidak rasional. Sebaliknya apabila elastisitas produksi lebih kecil dari nol, maka produksi total sudah mulai menurun dan produksi marjinal sudah negatif. Keadaan ini disebut tidak rasional karena penambahan penggunaan faktor produksi justru mengakibatkan produksi total menurun. Adanya ketiga tahap produksi tersebut, menurut Kay adalah karena adanya sifat dari fungsi produksi yang dianggap tunduk pada suatu hukum yang disebut “ The Law of Diminishing Return “. Hukum ini mengatakan bahwa bila satu macam input ditambah penggunaannya sedangkan input lain tetap, maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan mulai menaik, tetapi kemudian seterusnya menurun bila input terus ditambah. Tambahan output Universitas Sumatera Utara yang dihasilkan dari penambahan satu unit variabel tersebut disebut Marginal Physical Product MPP dari input tersebut. 2.3. Modal Dalam pengertian ekonomi modal adalah barang atau uang yang bersama- sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru. Karena modal menghasilkan barang-barang baru atau merupakan alat untuk memupuk pendapatan maka akan menciptakan dorongan dan minat untuk menyisihkan kekayaannya maupun hasil produksi dengan maksud yang produktif dan tidak untuk maksud keperluan yang konsumtif. Dalam pengertian sehari-hari modal diartikan sebagai tabungan masyarakat yang setiap saat dapat digunakan untuk membeli saham perusahaan atau obligasi pemerintah ataupun untuk untuk dipinjamkan kepada orang lain. Modal dinyatakan nilainya dalam bentuk uang yang merupakan sebagai alat pengukur nilai dari modal tersebut. Menurut Suryana 2000, akumulasi modal merupakan keharusan bagi kegiatanpembangunan ekonomi suatu negara terlebih bagi negara-negara berkembang, karena pembangunan itu sendiri memerlukan modal. Meskipun demikian dapat disadari bahwa modal bukanlah satu-satunya yang penting dalam menggerakkan pembangunan, karena ada beberapa faktor lainnya seperti skill, enterpreuner, sistem pemerintahan yang efisien, kesanggupan untuk menciptakan dan menggunakan teknologi, dan corak sikap masyarakat. Universitas Sumatera Utara Modal diharapkan dapat diciptakan untuk menahan diri dalam bentuk konsumsi, dengan tujuan pendapatannya akan dapat lebih besar lagi di masa yang akan datang. Pengembangan pembangunan ekonomi akan terlaksana bila pembentukan modal berjalan baik. Oleh sebab itu pembangunan yang berhasil akan tetap berusaha meningkatkan modalnya. 2.4. Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan resources, tepatnya human resources atau sumber daya manusia yang berperan dalam kegiatan pembangunan masyarakat. Peranan tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi sangat besar terhadap perkembangan ekonomi, demikian pula pada sektor industri yang banyak berorientasi kepada sektor padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja. Menurut Suryana 2000, bahwa penduduk dapat berperan sebagai sumber tenaga kerja, tenaga ahli, pimpinan perusahaan, dan tenaga usahawan yang diperlukan untuk memimpin dan menciptakan kegiatan pembangunan ekonomi. Dengan demikian penduduk bukan merupakan salah satu faktor produksi saja, tetapi juga yang paling penting merupakan sumber daya yang menciptakan dan mengembangkan teknologi serta yang mengorganisir penggunaan berbagai faktor produksi. Selanjutnya Simanjuntak 1998 menyatakan bahwa tenaga kerja dan bukan tenaga kerja dibedakan hanya oleh batas umur. Tiap-tiap negara memberikan batasan umur berbeda. Misalnya, India menggunakan batasan umur 14 sampai 60 tahun. Jadi tenaga kerja adalah penduduk yang berumur antara 14 sampai 60 tahun. Sedangkan Universitas Sumatera Utara orang yang berumur dibawah 14 tahun atau diatas 60 tahun digolongkan sebagai bukan tenaga kerja. Menurut Sukirno 2000, bahwa golongan penduduk yang tergolong sebagai angkatan kerja adalah penduduk yang berumur di antara 15-64 tahun, kecuali: i ibu rumah tangga yang lebih suka menjaga keluarganya daripada bekerja, ii penduduk muda dalam lingkungan umur tersebut yang masih meneruskan pelajarannya di sekolah atau universitas, iii orang yang belum mencapai umur 65 tetapi sudah pensiun dan tidak mau bekerja lagi, iv pengangguran sukarela-yaitu golongan penduduk dalam lingkungan umur tersebut yang tidak secara aktif mencari pekerjaan. Selanjutnya Dumairy 1997, mengatakan tenaga kerja dipilah ke dalam dua kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang bekerja, atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara sedang tidak bekerja dan mencari pekerjaan. Sedangkan yang termasuk bukan angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan, yakni orang-orang yang kegiatannya bersekolah pelajar dan mahasiswa, mengurus rumah tangga, serta menerima pendapatan tetapi bukan merupakan imbalan langsung atas jasa kerjanya Pengertian tenaga kerja dalam www.nakertrans.go.id adalah: Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat UU Pokok Ketenagakerjaan No, 14 Tahun 1969. Dalam hubungan ini maka pembinaan Universitas Sumatera Utara tenaga kerja merupakan peningkatan kemampuan efektivitas tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan. Pengertian bekerja menurut indikator ketenagakerjaan adalah: “Jika telah melakukan kegiatan ekonomi dengan maksud memperoleh pendapatan atau keuntungan paling sedikit satu jam secara tidak terputus selama satu minggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha atau kegiatan ekonomi”. Menurut BPS 2001 membagi tenaga kerja employed atas 3 tiga macam, yaitu: a Tenaga kerja penuh full employed, adalah tenaga kerja yang mempunyai jumlah jam kerja ≥ 35 jam dalam seminggu dengan hasil kerja tertentu sesuai dengan uraian tugas. b Tenaga kerja tidak penuh atau setengah pengangguran under employed, adalah tenaga kerja dengan jam kerja 35 jam dalam seminggu. c Tenaga kerja yang belum bekerja atau sementara tidak bekerja unemployed, adalah tenaga kerja dengan jam kerja ≤ 1 jam per minggu. Simanjuntak 1998 menyatakan Tenaga kerja atau manpower terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja atau labor force terdiri dan: 1 golongan yang bekerja, 2 golongan yang menganggur atau mencari pekerjaan. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari: 1 golongan bersekolah, 2 golongan yang mengurus rumah tangga, dan 3 golongan lain-lain atau penerima pendapatan. Ketiga golongan dalam kelompok bukan angkatan kerja sewaktu-waktu dapat Universitas Sumatera Utara menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh sebab itu kelompok ini sering juga dinamakan potential labor force. Transformasi dari bukan angkatan kerja ke angkatan kerja terutama bagi tenaga kerja wanita sangat ditentukan oleh banyak faktor, antara lain: a Tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin besar keinginannya untuk masuk dalam pasar kerja. b Tingkat sosial yang lebih tinggi, mempunyai perasaan rendah diri apabila tidak bekerja. c Kondisi ekonomi rumah tangga yang mengharuskan wanita bekerja. d Semakin panjang usia harapan hidup. e Adanya fasilitas atau kemudahan-kemudahan lain yang tersedia menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk mengurus rumah tangga berkurang sehingga peluang untuk bekerja diluar rumah sangat besar. f Banyak terbuka lapangan kerja baru. Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja di Indonesia adalah penduduk yang telah berusia 15 tahun ke atas yang ikut berpartisipasi dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan masyarakat.

2.5. Luas Lahan