bangun ekonomi daerah yang dicita-citakan. Dengan pembangunan ekonomi daerah yang terencana, pembayar pajak dan penanam modal juga dapat tergerak untuk
mengupayakan peningkatan ekonomi. Kebijakan pertanian yang mantap, misalnya, akan membuat pengusaha dapat melihat ada peluang untuk peningkatan produksi
pertanian dan perluasan ekspor. Dengan peningkatan efisiensi pola kerja pemerintahan dalam pembangunan, sebagai bagian dari perencanaan pembangunan,
pengusaha dapat mengantisipasi bahwa pajak dan retribusi tidak naik, sehingga tersedia lebih banyak modal bagi pembangunan ekonomi daerah pada tahun depan.
Pembangunan ekonomi daerah perlu memberikan solusi jangka pendek dan jangka panjang terhadap isu-isu ekonomi daerah yang dihadapi, dan perlu
mengkoreksi kebijakan yang keliru. Pembangunan ekonomi daerah merupakan bagian dari pembangunan daerah secara menyeluruh. Dua prinsip dasar
pengembangan ekonomi wilayah yang perlu diperhatikan adalah: 1. Mengenali ekonomi wilayah
2. Merumuskan manajemen pembangunan daerah yang pro-bisnis. Darwanto,
2008
2.9. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang telah dilakukan terhadap tanaman karet, menunjukkan bahwa perkembangan produksi tanaman karet masih sangat layak untuk dikembangkan,
sehingga produksi karet di Indonesia dapat ditingkatkan kembali, beberapa penelitian karet yang telah dilakukan adalah:
Universitas Sumatera Utara
Hutagalung, 1993 melakukan peneletin terdahulu berjudul ”Beberapa Masalah Tata Produksi Dan Pemasaran Karet Rakyat di Kecamatan Padang
Sidempuan Kabupaten Tapanuli Selatan “. Menunjukkan bahwa penambahan luas tanah garapan dan penggunaan input biaya produksi dalam usaha petani karet masih
dapat menaikkan produksi dan pendapatan petani. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa pendapatan petani karet masih dapat ditingkatkan lagi dengan pendayagunaan
seluruh potensi sumberdaya yang mereka miliki baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia. Perlunya pemerintah mengadakan perbaikan sistem pemasaran
berupa mempersingkat saluran tata niaga yaitu dengan memanfaatkan lembaga koperasi, kebijakan perpajakan, ekspor, dan lain-lain. Kurangnya peremajaan petani
terhadap karet yang sudah tua, akhirnya pendapatan petani merosot. Sitepu 2007 melakukan peneletin terdahulu berjudul ”Analisis Produksi
Karet Alam Havea Brasiliensis Kaitannya Dengan Pengembangan Wilayah”. Karet merupakan komoditi yang memiliki pasar yang cukup besar, baik dalam negeri
maupun luar negeri. Produksi Indonesia banyak ditunjang oleh adanya perkebunan karet rakyat akan memiliki arti yang penting sekali didalam upaya peningkatan
pendapatan kesejahteraan petani serta upaya peningkatan devisa serta prekonomian Indonesia pada umumnya. Berkaitan dengan pengembangan budidaya tanaman karet
diwilayah Sumatera Utara, penlitian ini di fokuskan pada pengaruh permintaan pasar, harga karet, dan tenaga kerja terhadap luas lahan dan produksi karet.
Subjek penelitian ini adalah keseluruhan perkebunan karet di Sumatera Utara. Penelitian ini difokuskan pada pengaruh permintaan pasar, harga karet serta terhadap
Universitas Sumatera Utara
luas lahan dan produksi karet. Objek Penelitian ini adalah luas lahan dan produksi karet Sumatera Utara sebagai indikator pengembangan perkebunan karet di Sumatera
Utara. Pengujian hipotesa penelitian menggunakan metode analisis statistik dengan regresi ganda. Memperhatikan pengaruh pasar terhadap pengembangan wilayah di
Sumatera Utara, maka disarankan a Perlu dibuat beberapa kebijakan oleh pemerintah Propinsi Sumatera Utara maupun pengelola perdagangan karet alam untuk
meningkatkan perkebunan karet, melalui pemberian modal usaha serta pengaturan sistem perdagangan karet alam yang memberikan keuntungan bagi petani, b Perlu
diupayakan kebijakan yang menyangkut pengembangan industri produk turunan karet alam.
Rahmanto 2004 melakukan penelitian dengan judul ” Dampak Liberalisasi Perdagangan Global dan Perubahan Kondisi Ekonomi-Politik Domestik Terhadap
Dinamika Perdagangan Luar Negeri Kelompok Komoditas Berbasis Pertanian di Indonesia”. Pengaruh periode krisis ekonomi 1997-2002 terhadap kelompok
komoditas hasil perkebunan seperti karet yang tadinya mengalami kondisi defisit cenderung bersifat positif atau berdampak mengurangi defisit, kecuali untuk
kelompok komoditas gula masih berpengaruh meningkatkan defisit, meskipun tidak nyata secara statistik. Kondisi yang demikian diperkirakan disebabkan oleh
penurunan volume impor yang cukup signifikan sebagai akibat schock depresiasi rupiah terhadap Dollar Amerika yang tajam dan berfluktuasi, sedangkan pengaruh
periode krisis ekonomi terhadap kelompok komoditas yang tadinya mengalami kondisi surplus bervariasi dan sebagian besar tidak nyata secara statistik kecuali
Universitas Sumatera Utara
untuk kelompok komoditas karet dan hasil olahannya berpengaruh sangat nyata menurunkan surplus, sedangkan untuk kelompok komoditas lemak dan minyak
nabatihewani serta buah dan kacang-kacangan yang dapat dimakan berpengaruh nyata meningkatkan surplus.
Sadikin, dkk 2005 melakukan penelitian dengan judul ”Dampak Pembangunan Perkebunan Karet Rakyat Terhadap Kehidupan Petani di Riau”.
Proses pembangunan wilayah daerah di Provinsi Riau sering menghadapi banyak masalah yang cukup komplek. Selain luasnya wilayah dan banyak Pulau,
permasalahan muncul karenan disebabkan oleh adanya keragaman aksesibilitas antar daerah, teknologi, sumberdaya manusia dan tingkat perkembangan pembangunan.
Keadaan seperti ini lebih kentara di daerah pedesaan. Di mana sebagian besar masyarakat Riau yang tinggal di pedesaan adalah sebagai petani karet-rakyat yang
umumnya tingkat kesejahteraan mereka masih dalam kondisi yang memprihatinkan. Sejauh ini strategi dan langkah kebijakan Pemerintah untuk membangun dan
mengembangkan perkebunan karet-rakyat telah dilaksanakan, seperti a Pembentukan pusat-pusat pengolahan karet di beberapa daerah sentra produksi
dengan tujuan menampung dan mengolah lateks dari hasil perkebunan rakyat dan untuk memperbaiki mutu olahannya, b Melakukan pembinaan perkebunan rakyat
dengan membentuk unit pelaksana proyek UPP yang lebih populer di Propinsi Riau dikenal dengan proyek SRDP. Meskipun program ini berfungsi sebagai pembinaan
petani-karet secara menyeluruh dari masalah budidaya sampai ke persoalan pemasaran. Tapi dalam perjalanannya masih belum memberi banyak dampak dan
Universitas Sumatera Utara
manfaat kepada petani kebun, terlebih lagi bagi masyarakat miskin lain di pedesaan. Penyebabnya adalah; strategi pembangunan perkebunan lebih condongberorientasi
kepada peningkatan produksi untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan memperbesar devisa negara. Sementara, aspek persoalan sosial kemasyarakatan
seperti lembaga-lembaga lokal dan berbagai relasi produksi di tingkat lokal yang terkait langsung dengan upaya meningkatkan tarap kehidupan masyarakat di
pedesaan terkesan diabaikan. Dirjen Perkebunan 2007 melihat perkembangan baik dari segi konsumsi
maupun produksi karet dunia, dalam tahun-tahun mendatang dipastikan masih akan terus meningkat. Indonesia merupakan penghasil karet sekaligus sebagai salah satu
basis manufaktur karet dunia. Tersedianya lahan yang luas memberikan peluang untuk menghasilkan karet alami yang lebih besar lagi dengan menambah areal
perkebunan karet. Tetapi lebih utama dari itu, produksi karet alam bisa ditingkatkan dengan meningkatkan teknologi pengolahan karet untuk meningkatkan efisiensi,
dengan demikian output latex yang dihasilkan dari input getah bisa lebih banyak dan menghasilkan material sisa yang semakin sedikit. Meskipun pasar karet alam
lebih sedikit dibanding dengan pasar karet sintetik, namun produksi maupun konsumsi karet alam masih cukup besar. Salah satu kelebihan dari karet alam antara
lain dilihat dari segi kestabilan harganya yang tidak terpengaruh secara langsung oleh harga minyak dunia. Tidak demikian halnya dengan harga karet sintetik yang terkena
dampak langsung oleh kenaikan harga minyak dunia yang terjadi belakangan ini.
Universitas Sumatera Utara
Parhusip 2008 potensi pasar karet alam dalam jangka panjang masih cukup baik yang disebabkan kebutuhan karet merupakan kebutuhan dasar dalam keperluan
sehari-hari dan beberapa negara berkembang mengalami pertumbuhan industrialisasi yang cukup tinggi seperti Cina, India dan Brasil. Pergerakan harga karet dunia juga
menunjukkan tren positif dan Indonesia sebagai salah satu produsen terbesar karet diharapkan dapat bekerjasama dengan produsen lain untuk dapat menjaga posisi
harga yang tetap menguntungkan. Kerjasama tersebut dapat dilakukan dengan strategi mengurangi frekwensi sadapan karet atau mengatur perluasanperemajaan lahan agar
lebih optimal dapat mengatur pasokan ke pasar internasional. Pengembangan karet alam diharapkan dapat dioptimalisasi melalui kedua line usaha baik on farm maupun
off farm. Permasalahan produktivitas lahan merupakan permasalahan utama dalam pengembangan on farm termasuk kualitas bahan baku olahan yang masih rendah.
Kondisi tersebut diharapkan dapat dijembatani dengan pola plasma antara perkebunan rakyat dengan perkebunan besar dalam peningkatan hasil dan harga. Pola plasma
tersebut diharapkan juga dapat menjembatani perbankan dalam pemberian fasilitas kredit terkait dengan kemampuan manajemen dan jaminan yang selama ini masih
menjadi kendala utama dalam meningkatkan kemampuan permodalan perkebunan. Menghadapi tantangan pelemahan pertumbuhan ekonomi dunia akibat krisis
keuangan global, Indonesia sebagai salah satu produsen utama karet alam diharapkan dapat mengoptimalkan kondisi pasar karet jangka panjang melalui peningkatan
produktivitas lahan dan kebijakan yang mendukung seluruh aspek komoditas karet baik sektor on farm maupun off farm.
Universitas Sumatera Utara
Damanik 2000 melakukan penelitian dengan judul penelitian ” Analisis Dampak Pengembangan Komoditas Perkebunan Terhadap Perekonomian Wilayah di
Propinsi Sumatera Utara ” 1. Komoditas perkebunan di propinsi Sumatera Utara merupakan komoditas ekspor. Oleh karena pemasukan devisa negara melalui ekspor,
adalah hal yang sangat penting untuk membantu pemerintah dalam mengurangi defisit neraca pembayaran. Komoditas perkebunan tetap perlu dikembangkan
terutama pada wilayah yang relatif mempunyai tingkat pendapatan dan kesempatan kerja yang tinggi dibanding wilayah lainnya, sehingga dengan cara demikian selain
ada pemasukan devisa untuk negara juga dapat dijadikan instrument dalam mengurangi kesenjangan ekonomi antar wilayah di propinsi Sumatera Utara. 2.
Komoditas perkebunan dalam menciptakan nilai tambah pendapatan dan kesempatan kerja lebih rendah dibandingkan sektor pertanian. 3. Komoditas
pertanian yang berorientasi pada pasar domestik seperti padi, ternak, kelapa dan sayuran serta buah-buahan pada umumnya mempunyai kemampuan dalam
menciptakan nilai tambah dan kesempatan kerja yang tinggi.
2.10. Kerangka Pikir Penelitian