Aspek Hukum Pidana Atas Informed consent

2. Aspek Hukum Pidana Atas Informed consent

Dalam kaitannya dengan masalah informed consent meski tidak ada satu pasal pun dari KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan KUHAP Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang khusus mengatur tentang informed consent. Tetapi ada beberapa pasal yang dapat diterapkan dalam pembahasan tentang informed consent. Bahwa setiap manusia mempunyai hak untuk menentukan diri sendiri the right on self determination, sehingga tak seorangpun dibenarkan untuk melakukan suatu tindakan atas badan orang lain termasuk dokter atas diri pasiennya, terkecuali ada izin dari yang mempunyai diri. Dari sini terlihat betapa hukum pidana pun menjunjung hak-hak asasi manusia. Dengan berbekal adanya suatu informasi dari dokter, seorang pasien dengan kemandiriannya menentukan apakah ia menyetujui atau tidak menyetujui tindakan yang akan dilakukan dokter. Ada sementara pendapat yang menyatakan, bila dokter telah menyampaikan informasi yang cukup kepada pasien dan pasien menyetujui tindakan medis dokter, maka dokter terbebas dari tuduhan malapraktek medis. Dalam praktek pasien tidak dapat menuntut atau menggugat dokter di pengadilan bila ia dirugikan atau timbul suatu akibat yang fatal dari tindakan dokter itu. Pendapat diatas seolah-olah merupakan suatu dasar penadaan hukuman, padahal tidak demikian. Informasi yang disampaikan dokter kepada pasien selain sebagai syarat atau landasan dari persetujuan pasien juga merupakan kewajiban dokter. Dan jika dokter lalai dalam melaksanakan tindakan medis tersebut maka dokter tetap dapat dituntut malapraktek. Jadi adanya informasi dan Universitas Sumatera Utara persetujuan pasien sama sekali tidak dapat memberikan jaminan kepada dokter bahwa ia bebas dari tuduhan maupun gugatan malapraktek. Contoh kasus, jika seorang dokter melakukan tindakan medis dalam suatu operasi misalnya menusukan pisau sehingga menimbulkan luka, atau membuat orang menjadi tidak berdaya, dengan membius, dan lain-lain tanpa adanya persetujuan dari pasien terlebih dahulu, maka dokter tersebut dapat dituntut telah melakukan tindak pidana penganiayaan pasal 351 KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

3. Informed Consent dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran