Biasanya pasien yang diopname adalah pasien yang telah mendapat diagnosa dokter bahwa pasien ini harus dirawat secara khusus karena penyakitnya
membutuhkan perawatan dan pengobatan secara intensif dan khusus.
Dengan demikian perawatan itu akan mengikuti cara-cara pengobatan secara teratur dan terus menerus, sehingga diharapkan dalam waktu yang singkat
pasien akan sembuh. b.
Pasien berobat jalan, adalah pasien yang tidak memerlukan perawatan secara khusus di rumah sakit seperti pasien opname. Hal ini karena pasien yang
berobat jalan itu hanyalah mengidap penyakit yang dianggap dokter tidak membutuhkan perawatan khusus dan untuk menjalani pengobatannya cukup
datang pada waktu-waktu tertentu saja.
2. Hak dan Kewajiban Dokter
Suatu tindakan yang dilakukan dokter secara material tidak bersifat melawan hukum dengan tujuan perawatan yang sifatnya konkrit, dan dilakukan
sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku di dalam bidang ilmu kedokteran.Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran
Pasal 50, hak dokter:
a. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas
sesuai standar profesi dan standar prosedur operasional. b.
Memberikan pelayanan menurut standar profesi dan standar prosedur operasional.
c. Memperolah informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau
keluarganya. d.
Menerima imbalan jasa.
Universitas Sumatera Utara
Pada pasal tersebut yang dimaksud mengenai standard profesi ialah batasan kemampuan knowledge, skill and professional attitude minimal yang
harus dikuasai oleh seorang individu untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi
profesi. Dan yang dimaksud dengan standard prosedur operasional ialah suatu perangkat
instruksi atau langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu.
Hak – hak dokter sebagai pengemban profesi dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Hak memperoleh informasi yang selengkap-lengkapnya dan sejujur-
jujurnya dari pasien yang akan digunakannya bagi kepentingan diagnosis maupun terapeutik.
b. Hak atas imbalan jasa atau honorarium terhadap pelayanannya yang
diberikan kepada pasien. c.
Hak atas itikad baik dari pasien atau keluarganya. d.
Hak membela diri terhadap tuntutan atau gugatan pasien atas pelayanan kesehatan yang diberikannya.
e. Hak untuk memperoleh persetujuan tindakan medik dari pasien
ataupun keluarganya.
Universitas Sumatera Utara
Selain Hak-hak dokter diatas, dokter memiliki kewajiban-kewajiban yang harus ia laksanakan sesuai dengan tanggung jawab profesionalis. Jika diperhatikan
Kode Etik Kedokteran Indonesia yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 1983, di dalamnya terkandung
beberapa kewajiban yang harus dilaksanakan oleh dokter di Indonesia. Kewajiban-kewajiban tersebut meliputi:
a. Kewajiban umum
b. Kewajiban terhadap penderita
c. Kewajiban terhadap teman sejawatnya
d. Kewajiban terhadap diri sendiri
11
Berpedoman pada isi rumusan kode etik kedokteran tersebut, Harmien Hadiati Koeswaji mengatakan bahwa secara pokok kewajiban dokter dapat
dirumuskan sebagai berikut: a.
Bahwa ia wajib merawat pasiennya dengan cara keilmuan yang ia miliki secara adekuat. Dokter dalam perjanjian tersebut tidak
menjanjikan menghasilkan satu hasil tertentu, karena apa yang dilakukannya itu merupakan upaya atau usaha sejauh mungkin sesuai
dengan ilmu yang dimilikinya. Ini berarti bahwa dokter wajib berusaha dengan hati-hati dan kesungguhan menjalankan tugasnya.
b. Dokter wajib menjalankan tugasnya sendiri dalam arti secara pribadi
dan bukan dilakukan oleh orang lain sesuai dengan yang telah
11
Dr Bahder Johan Nasution, Hukum Kesehatan Pertanggungjawaban dokter, Jakarta, Penerbit: Rineka Cipta , 2005, hlm. 35.
Universitas Sumatera Utara
diperjanjikan, kecuali apabila pasien menyetujui perlu adanya seseorang yang mewakilinya.
c. Dokter wajib memberi informasi kepada pasiennya mengenai segala
sesuatu yang berhubungan dengan penyakit atau penderitaannya. Kewajiban dokter ini dalam hal perjanjian perawatan menyangkut dua
hal yang ada kaitannya dengan kewajiban pasien.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran Pasal 51, kewajiban dokter dalam melaksanakan praktek kedokteran :
a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien b.
merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu
melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan
c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan
juga setelah pasien tersebut meninggal dunia; d.
melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya;
dan
e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu
kedokteran atau kedokteran gigi
Sepanjang diketahui di dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, penulis hanya dapat menemui dua buah pasal yang berkaitan
dengan kewajiban dokter, yakni pasal 50 dan pasal 53 ayat 2. Pasal 50 menyatakan bahwa tenaga kesehatan bertugas menyelenggarakan atau melakukan
kegiatan kesehatan sesuai dengan bidang keahlian atau kewenangan tenaga kesehatan yang bersangkutan. Dari perumusan pasal tersebut dapat diketahui
adanya kewajiban dokter sebagai salah satu unsur tenaga kesehatan untuk bekerja
Universitas Sumatera Utara
atau melakukan kegiatan kesehatan yang sesuai dengan keahlian dan kewenangannya saja. Dan selanjutnya dalam Pasal 53 ayat 2 menyebutkan
Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan mematuhi hak pasien. Artinya bahwa standar profesi adalah
pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam melaksanakan profesi secara baik. Tenaga Kesehatan yang berhadapan dengan pasien seperti dokter dan
perawat, dalam melaksanakan tugasnya harus menghormati hak pasien. Kode etik kedokteran mengandung tuntutan agar Dokter menjalankan
profesinya berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur. Malahan tugas dokter tidak terbatas pada pekerjaan kuratif dan preventif saja, karena dokter harus ikut
aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial dan kemanusiaan. Atas hal tersebut jika motivasi seseorang dokter dalam bekerja karena uang dan kedudukan, dokter
tersebut dapat digolongkan dalam motivasi rendah. Jika dokter cenderung untuk bekerja sedikit dengan hasil banyak, dokter tersebut akan tergelincir untuk
melanggar kode etik dan sumpahnya. Sebaliknya jika motivasinya berdasarkan pada keinginan untuk memenuhi prestasi, tanggung jawab dan tantangan dari
tugas itu sendiri, akan mudah baginya untuk menghayati dan mengamalkan kode etik dan sumpahnya. Disamping itu dia senantiasa akan melakukan profesinya
menurut ukuran yang tertinggi, serta meningkatkan ketrampilannya sehingga kemampuan untuk melaksanakan tugasnya tidak perlu disangsikan lagi.
3. Hak dan Kewajiban Pasien