atau melakukan kegiatan kesehatan yang sesuai dengan keahlian dan kewenangannya saja. Dan selanjutnya dalam Pasal 53 ayat 2 menyebutkan
Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan mematuhi hak pasien. Artinya bahwa standar profesi adalah
pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam melaksanakan profesi secara baik. Tenaga Kesehatan yang berhadapan dengan pasien seperti dokter dan
perawat, dalam melaksanakan tugasnya harus menghormati hak pasien. Kode etik kedokteran mengandung tuntutan agar Dokter menjalankan
profesinya berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur. Malahan tugas dokter tidak terbatas pada pekerjaan kuratif dan preventif saja, karena dokter harus ikut
aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial dan kemanusiaan. Atas hal tersebut jika motivasi seseorang dokter dalam bekerja karena uang dan kedudukan, dokter
tersebut dapat digolongkan dalam motivasi rendah. Jika dokter cenderung untuk bekerja sedikit dengan hasil banyak, dokter tersebut akan tergelincir untuk
melanggar kode etik dan sumpahnya. Sebaliknya jika motivasinya berdasarkan pada keinginan untuk memenuhi prestasi, tanggung jawab dan tantangan dari
tugas itu sendiri, akan mudah baginya untuk menghayati dan mengamalkan kode etik dan sumpahnya. Disamping itu dia senantiasa akan melakukan profesinya
menurut ukuran yang tertinggi, serta meningkatkan ketrampilannya sehingga kemampuan untuk melaksanakan tugasnya tidak perlu disangsikan lagi.
3. Hak dan Kewajiban Pasien
Dalam pandangan hukum, pasien adalah subyek hukum mandiri yang dianggap dapat mengambil keputusan untuk kepentingan dirinya sendiri. Setiap
Universitas Sumatera Utara
hubungan hukum yang bersifat timbal balik akan selalu mempunyai dua segi yang isinya di satu pihak adalah hak dan di pihak lain adalah kewajiban. Dengan lain
perkataan bahwa hak pihak pertama merupakan kewajiban pihak kedua dan sebaliknya kewajiban pihak pertama itu merupakan hak bagi pihak kedua.
Demikian juga dengan hubungan hukum antara dokter dengan pasiennya pun terdapat hak dan kewajiban. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun
2004 tentang Praktek Kedokteran Pasal 52, pasien dalam menerima pelayanan
pada praktek kedokteran, mempunyai hak: a.
Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat 3
b. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain
c. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
d. Menolak tindakan medis
e. Mendapatkan isi rekam medis
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran Pasal 53 pasien dalam menerima pelayanan pada praktek kedokteran,
mempunyai kewajiban: a.
Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya
b. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi
c. Mematuhi ketentuan yang berlaku di dalam sarana pelayanan
kesehatan d.
Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima Berbicara mengenai hak-hak pasien dalam pelayanan kesehatan, secara umum hak
pasien tersebut dapat dirinci sebagai berikut
12
a. Hak pasien atas perawatan
:
12
Ibid, hlm.33-34.
Universitas Sumatera Utara
b. Hak untuk menolak cara perawatan tertentu
c. Hak untuk memilih tenaga kesehatan dan rumah sakit yang akan
merawat pasien d.
Hak atas informasi e.
Hak untuk menolak perawatan tanpa izin f.
Hak atas rasa aman g.
Hak atas pembatasan terhadap pengaturan kebebasan perawatan h.
Hak untuk mengakhiri perjanjian perawatan i.
Hak atas twenty for a day visitor rights j.
Hak pasien mengenai bantuan hukum k.
Hak pasien untuk menasihatkan mengenai percobaan oleh tenaga kesehatan atau ahlinya.
Sesuai dengan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan, dikatakan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Bersamaan dengan hak tersebut juga pasien juga mempunyai kewajiban, baik kewajiban secara moral maupun secara
yuridis. Secara moral pasien berkewajiban memelihara kesehatannya dan menjalankan aturan-aturan perawatan sesuai dengan nasihat dokter yang
merawatnya. Beberapa kewajiban pasien yang harus dipenuhinya dalam pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Kewajiban memberikan informasi
b. Kewajiban melaksanakan nasihat dokter atau tenaga kesehatan
Universitas Sumatera Utara
c. Kewajiban untuk berterus terang apabila timbul masalah dalam
hubungannya dengan dokter atau tenaga kesehatan d.
Kewajiban memberikan imbalan jasa e.
Kewajiban memberikan ganti rugi, apabila tindakannya merugikan dokter atau tenaga kesehatan
Selain kewajiban yang disebutkan diatas, Pasien juga memiliki kewajiban dalam membantu kesembuhan dirinya. Pasien-pasien juga mempunyai kewajiban
kewajiban yang oleh Jusuf Hanafiah disebutkan sebagai berikut
13
a. Pasien wajib memeriksakan diri sedini mungkin kepada dokter.
Memang ada tuntutan bahwa dokter harus siap melayani pasien setiap :
waktu, namun alangkah baiknya bila pasien dapat berobat pada jam kerja karena dokter adalah manusia biasa yang juga memerlukan
istirahat yang cukup. Ini diperkecualikan untuk kasus gawat darurat. b.
Memberikan informasi yang benar dengan lengkap tentang penyakitnya. Informasi yang benar dan lengkap dari
pasienkeluarganya merupakan hal yang penting bagi dokter dalam membantu menegakkan diagnosis penyakit.
c. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter
d. Pasien berkewajiban mematuhi petunjuk dokter yang berkaitan dengan
penyakitnya baik tentang yang berkaitan dengan makan dan minum, maupun istirahat cukup, dan sebagainya.
13
Dr.Anny Isfandyarie Sp. An. SH, Malpraktek dan Resiko Medik dalam Kajian Hukum Pidana, Jakarta, Penerbit: Prestasi Pustaka, 2005, hlm.94.
Universitas Sumatera Utara
e. Yakin pada dokternya, dan yakin akan sembuh.Dalam mengusahakan
kesembuhannya, pasien harus yakin kalau dokter akan berupaya semaksimal mungkin di dalam mengobat dirinya.Karena itu, pasien
harus bisa bekerja sama dan kooperatif pada saat dokter akan melakukan pemeriksaan.
f. Melunasi biaya perawatan di rumah sakit, biaya pemeriksaan, dan
pengobatan serta honorarium dokter.
4. Hubungan antara Dokter dan Pasien