Metode Penelitian Sikap Pengadilan Terhadap Informed Consent Dalam Perjanjian Terapeutik Ditinjau Dari Perspektif Hukum Perdata (Studi Putusan Mahkamah Agung RI No. 46 K/Pdt/2006)

4. Untuk menyelamatkan jiwa pasien atau anggota tubuhnya. 9

F. Metode Penelitian

Penelitian ini di fokuskan pada penelitian terhadap substansi hukum yang berkaitan dengan sikap pengadilan terhadap informed consent dalam perjanjian terapeutik ditinjau dari perspektif hukum perdata, baik dari segi hukum positif yang berlaku sekarang ius constitutum maupun dari segi hukum yang dicita-citakan ius constituendum. 10 1. Metode Pendekatan Penelitian tentang sikap pengadilan terhadap informed consent dalam perjanjian terapeutik ditinjau dari perspektif hukum perdata studi putusan Mahkamah Agung No. 46 KPdt2006 menggunakan pendekatan yang bersifat yuridis normatif, yaitu dengan mengkajimenganalisis data sekunder berupa bahan-bahan hukum terutama bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dengan memahami hukum sebagai seperangkat peraturan atau norma-norma positif di dalam sistem perundang-undangan yang mengatur mengenai kehidupan manusia. Penelitian hukum normatif merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka. Penelitian hukum normatif atau kepustakaan ini mencakup : a. Penelitian terhadap asas-asas hukum b. Penelitian terhadap sistematika hukum c. Penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertical dan horizontal d. Perbandingan hukum dan 9 J. Gunandi, Tindakan Medik dan Tanggung Jawab Produk Medik, Balai Penerbit FK UI, Jakarta, 1993, hal. 70. 10 Ronny Hanitijo Soemitro, Metodelogi Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1990, hal .12. e. Sejarah hukum 11 2. Spesifikasi penelitian Spesifikasi dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang mendeskripsikan secara terperinci fenomena sosial yang menjadi pokok permasalahan. Suatu penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin berkenaan dengan permasalahan yang dibahas di dalam skripsi ini yaitu berkenaan dengan sikap pengadilan terhadap informed consent dalam perjanjian terapeutik ditinjau dari perspektif hukum perdata serta peraturan perundang-undangan yang mengaturnya. 3. Sumber Data Penelitian hukum yang bersifat normatif selalu menitik beratkan pada sumber data sekunder. Data sekunder pada penelitian dapat dibedakan menjadi bahan-bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Dalam penelitian ini, bersumber dari data sekunder sebagai berikut: a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mengikat, seperti peraturan perundang-undangan seperti KUHPerdata yang berkaitan dengan permasalahan yang ada di dalam skripsi ini yaitu mengenai sikap pengadilan terhadap informed consent dalam perjanjian terapeutik ditinjau dari perspektif hukum perdata. Serta peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tulisan di dalam skripsi ini, seperti Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, Undang- 11 Ibid, hal. 14. Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang praktik kedokteran, Peraturan Menteri Kesehatan No 290 tahun 2008, kode etik kedokteran, putusan pengadilan, dan lain-lain. b. Bahan hukum sekunder, yakni bahan hukum yang menjelaskan bahan hukum primer, dalam hal penulisan skripsi ini berupa tulisan para ahli hukum seperti buku-buku teks, artikel serta jurnal-jurnal hukum serta makalah-makalah yang berkaitan dengan tulisan di dalam skripsi ini. c. Bahan hukum tertier, yakni bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia, kamus Inggris-Indonesia, kamus ensiklopedia, kamus Hukum Kesehatan dan Kamus Hukum. 4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam suatu penelitian pada dasarnya tergantung pada ruang lingkup dan tujuan penelitian. Menurut Rony Hanitijo Soemitro teknik pengumpulan data terdiri dari studi kepustakaan, pengamatan observasi, wawancara interview, dan penggunaan daftar pertanyaan kuisoner 12 . Berdasarkan ruang lingkup, tujuan dan pendekatan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan, termasuk studi dokumen. 12 Ibid, hal. 15

G. Sistematika Penulisan

Dokumen yang terkait

Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 101/K.Pdt.Sus/Bpsk/2013 Tentang Penolakan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor

22 248 119

Analisis Yuridis Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 981K/PDT/2009 Tentang Pembatalan Sertipikat Hak Pakai Pemerintah Kota Medan No. 765

4 80 178

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Efektivitas Penerapan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 179/K/SIP/1961 Di Dalam Persamaan Hak Mewaris Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Pada Masyarakat Suku Batak Toba Perkotaan (Studi Di Kecamatan Medan Baru)

2 68 122

Analisis Tentang Putusan Mahkamah Agung Dalam Proses Peninjauan Kembali Yang Menolak Pidana Mati Terdakwa Hanky Gunawan Dalam Delik Narkotika

1 30 53

Eksekusi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 609 K/Pdt/2010 Dalam Perkara Perdata Sengketa Tanah Hak Guna Bangunan Dilaksanakan Berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri

3 78 117

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Penetapan Luas Tanah Pertanian (Studi Kasus : Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11/Puu-V/2007 Mengenai Pengujian Undang-Undang No: 56 Prp Tahun 1960 Terhadap Undang-Undang Dasar 1945)

4 98 140

Sikap Masyarakat Batak-Karo Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA-RI) No.179/K/SIP/1961 Dalam Persamaan Kedudukan Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Mengenai Hukum Waris (Studi Pada Masyarakat Batak Karo Desa Lingga Kecamatan Simpang...

1 34 150

Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi No.92/Puu-X/2012 Ke Dalam Undang-Undang No.17 Tahun 2014 Tentang Mpr, Dpr, Dpd Dan Dprd

0 54 88