Pada tabel 4.6 di atas, menjelaskan hasil penilaian observasi di lapangan yang dilakukan peneliti mengenai pelaksanaan pengelolaan sanitasi lingkungan mencakup
pengelolaan air limbah, jamban keluarga, sampah, penyediaan air bersih, ditemukan 71 tidak tersedia petunjuk, cara, informasi dan penyuluhan tentang cara-cara
pengelolaan sanitasi lingkungan di daerah aliran sungai, 87 tidak mendirikan rumah di bibir sungai, 80 tidak tersedia sarana pembuangan air limbah, 69 rumah tidak
menyediakan jamban, 70 sarana air bersih tidak tersedia, 80 air diambil untuk keperluan sehari-hari, 68 membuang air besar ke sungai, 70 tidak menyediakan
tempat pembuangan sampah sementara, 69 tidak melakukan kegiatan gotong royong menjaga kebersihan sungai, dan 66 membuang sampah ke sungai.
4.2.5 Deskripsi Kebijakan Lingkungan, Peran Serta Masyarakat dan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan
Hasil penelitian berdasarkan kategori pada variabel kebijakan, peran serta dan pengelolaan sanitasi lingkungan terlihat pada tabel berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Distribusi Kebijakan Lingkungan dan Peran Serta Masyarakat di Kota Subulussalam Tahun 2009
Variabel Jumlah Kebijakan Lingkungan Hidup
a. Tidak Terlaksana 81
81,0 b. Terlakana
19 19,0
Jumlah 100 100,0
Keterlibatan
a. Tidak Aktif 61
61,0 b. Aktif
39 39,0
Jumlah 100 100,0
Kontribusi
a. Tidak Aktif 56
56,0 b. Aktif
44 44,0
Jumlah 100 100,0
Tanggung Jawab
a. Rendah 74
74,0 b. Tinggi
26 26,0
Jumlah 100 100,0
Pada tabel 4.7 di atas menjelaskan kebijakan pemerintah merupakan
pelaksanaan berbagai peraturan dan program pengelolaan dan pengendalian pencemaran sungai mengacu pada peraturan pemerintah pusat tentang sanitasi
lingkungan. Realisasi pelaksanaannya paling banyak menyatakan tidak terlaksana di daerah aliran sungai sebanyak 81 orang 81,0.
Peran serta masyarakat dalam berbagai kegiatan yang timbul atas kehendak dan keinginan sendiri di tengah masyarakat untuk penyelenggaraan pengelolaan
sanitasi lingkungan, 61 orang 60 menyatakan keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaan sanitasi belum berjalan sesuai yang diharapkan atau belum aktif.
Untuk meningkatkan peran serta atau peran masyarakat haruslah mengikutsertakan dalam berbagai aktivitas program sanitasi lingkungan yang
dilaksanakan. Salah satu kontrbusi keterlibatan masyarakat dengan memberikan
Universitas Sumatera Utara
gagasan-gagasan atau ide-ide mengenai berbagai solusi masalah-masalah yang dirasakan masyarakat di daerah aliran sungai selama ini. Gagasan-gagasan tersebut 56
orang 56 menyatakan belum aktif memberikan ide-ide dalam pengelolaan sanitasi lingkungan di daerahnya.
Untuk menumbuhkan kegiatan peran serta masyarakat diperlukan suatu keterampilan dan pengetahuan yang luas agar masyarakat dapat mengetahui dan
merasakan manfaat dan hasil guna dalam memelihara keseahtan lingkungan, dengan melakukan tindak lanjut pemeliharaan kesehatan lingkungan. Namun kemampuan
dan kesanggupan masyarakat tersebut dalam melakukan berbagai aktivitas pengelolaan sanitasi lingkungan 74 orang 74 dikategorikan masih rendah.
Tabel 4.8 Distribusi Observasi Pengelolaan Sanitasi Lingkungan di Kota Subulussalam Tahun 2009
Variabel Jumlah Pengelolaan Sanitasi Lingkungan
a. Tidak Baik 61
61,0 b. Baik
39 39,0
Jumlah 100 100,0
Pada tabel 4.8 di atas menjelaskan bahwa pengelolaan sanitasi lingkungan di
daerah aliran sungai kota Subulussalam sebagai bagian dari pembangunan kesehatan masyarakat sampai saat ini masih menghadapi berbagai masalah, antara lain
ditunjukkan belum adanya keterpaduan antar sektor, antar instansi dan antar daerah serta partisipasi masyarakat yang belum optimal dalam pengelolaan sanitasi
lingkungan DAS yang mencakup penyediaan pengelolaan air limbah, kepemilikan
Universitas Sumatera Utara
jamban keluarga, tempat sampah dan penyediaan air, 61 orang 61 belum melaksanakan pengelolaan sanitasinya dengan baik sesuai yang diharapkan.
4.3 Analisa Bivariat