Pengaruh Kontribusi terhadap Pengelolaan Sanitasi Lingkungan

4.3.3 Pengaruh Kontribusi terhadap Pengelolaan Sanitasi Lingkungan

Pengaruh kontribusi terhadap pengelolaan sanitasi lingkungan di Kota Subulussalam sebagai berikut: Tabel 4.11 Pengaruh Kontribusi terhadap Pengelolaan Sanitasi Lingkungan di Kota Subulussalam Tahun 2009 Pengelolaan Sanitasi Lingkungan Tidak Baik Baik Jumlah p value Kontribusi n n n Tidak Aktif 51 51,0 5 5,0 56 56,0 Aktif 10 10,0 34 34,0 44 44,0 0,000 Jumlah 61 61,0 39 39,0 100 100,0 Pada tabel 4.11 di atas menjelaskan bahwa 56 orang 56,0 menyatakan jarang memberikan gagasan-gagasan atau ide-ide dalam kegiatan pengelolaan sanitasi lingkungan, diantaranya 51 orang 51,0 tidak melakukan tindakan pengelolaan air limbah, jamban keluarga, sampah, dan penyediaan air bersih masyarakat. Sedangkan yang menyatakan aktif pemberian gagasan-gagasan atau ide- ide dalam kegiatan pengelolaan sanitasi lingkungan sebanyak 44 orang 44,0, diantaranya 34 orang 34,0 melakukan tindakan pengelolaan air limbah, jamban keluarga, sampah, dan penyediaan air bersih masyarakat dengan baik. Tujuan penyampaian informasi kesehatan yang dilakukan kader-kader kesehatan atau instansi terkait baik kepada anggota keluargamasyarakat maupun sesama masyarakatanggota keluarga untuk menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat. Informasi kesehatan tentang prilaku hidup bersih dan sehat belum Universitas Sumatera Utara tersosialisasi dengan baik. Masyarakat cenderung mengabaikan pola hidup bersih sehat dengan tidak melakukan pengelolaan sanitasi lingkungan . Hasil uji statistik chi-square diketahui bahwa p value 0,000 0,05, berarti ada pengaruh kontribusi terhadap pengelolaan sanitasi lingkungan di daerah aliran sungai Kota Subulussalam. 4.3.4 Pengaruh Tanggungjawab terhadap Pengelolaan Sanitasi Lingkungan Pengaruh tanggungjawab terhadap pengelolaan sanitasi lingkungan di Kota Subulussalam sebagai berikut: Tabel 4.12 Pengaruh Tanggungjawab terhadap Pengelolaan Sanitasi Lingkungan di Kota Subulussalam Tahun 2009 Pengelolaan Sanitasi Lingkungan Tidak Baik Baik Jumlah p value Tanggungjawab n n n Rendah 56 56,0 18 18,0 74 74,0 Tinggi 5 5,0 21 21,0 26 26,0 0,000 Jumlah 61 61,0 39 39,0 100 100,0 Pada tabel 4.12 di atas menjelaskan bahwa 74 orang 74,0 menyatakan responden tidak mampu dan sanggup untuk melaksanakan pengelolaan sanitasi lingkungan, diantaranya 56 orang 56,0 tidak melakukan tindakan pengelolaan air limbah, jamban keluarga, sampah, dan penyediaan air bersih masyarakat dengan baik. Sedangkan yang menyatakan sanggup dan mampu untuk melakukan pengelolaan sanitasi lingkungan sebanyak 26 orang 24,0, diantaranya 21 orang 21,0 Universitas Sumatera Utara melakukan tindakan pengelolaan air limbah, jamban keluarga, sampah, dan penyediaan air bersih masyarakat dengan baik. Kemampuan pengelolaan sanitasi lingkungan di daerah aliran sungai selain dipengaruhi faktor keterampilan juga faktor mental. Upaya masyarakat dalam melakukan pengelolaan sanitasi lingkungan dapat disebabkan masyarakat tidak memiliki rasa kepedulian atau merasa tidak memiliki peran dalam kelestarian komunitas daerah aliran sungai. Masyarakat kurang memiliki peran terhadap kebersihan lingkungan sekitarnya. Hal ini disebabkan karena persepsi masyarakat tentang tanggung jawab sanitasi lingkungan bukan tanggang jawab mereka melainkan tanggung jawab pemerintah atau instansi terkait. Hasil uji statistik chi-square diketahui bahwa p value 0,000 0,05, berarti ada pengaruh tanggungjawab terhadap pengelolaan sanitasi lingkungan di daerah aliran sungai Kota Subulussalam.

4.4 Analisa Multivariat