melakukan tindakan pengelolaan air limbah, jamban keluarga, sampah, dan penyediaan air bersih masyarakat dengan baik.
Kemampuan pengelolaan sanitasi lingkungan di daerah aliran sungai selain dipengaruhi faktor keterampilan juga faktor mental. Upaya masyarakat dalam
melakukan pengelolaan sanitasi lingkungan dapat disebabkan masyarakat tidak memiliki rasa kepedulian atau merasa tidak memiliki peran dalam kelestarian
komunitas daerah aliran sungai. Masyarakat kurang memiliki peran terhadap kebersihan lingkungan sekitarnya. Hal ini disebabkan karena persepsi masyarakat
tentang tanggung jawab sanitasi lingkungan bukan tanggang jawab mereka melainkan tanggung jawab pemerintah atau instansi terkait.
Hasil uji statistik chi-square diketahui bahwa p value 0,000 0,05, berarti ada pengaruh tanggungjawab terhadap pengelolaan sanitasi lingkungan di daerah aliran
sungai Kota Subulussalam.
4.4 Analisa Multivariat
Analisa multivariat bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama- sama antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.
Dalam penelitian ini uji regresi logistik berganda dilakukan untuk menguji hipotesis kebijakan lingkungan dan peranserta keterlibatan, kontribusi dan tanggung
jawab masyarakat terhadap pengelolaan sanitasi lingkungan di daerah aliran sungai di Kota Subulussalam.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13 Pengaruh Kebijakan dan Peranserta terhadap Pengelolaan Sanitasi Lingkungan Menggunakan Regresi Logistik
Pengelolaan Sanitasi Lingkungan Variabel
Uji Wald P value
Konstanta 22,775 0,000
Kebijakan 10,699 0,001
Keterlibatan 3,886 0,049
Kontribusi 8,045 0,005
Tanggungjawab 4,033 0,045
Hasil regresi logistik dengan uji Wald untuk menguji masing-masing koefisien regresi logistik bahwa koefisien variabel kebijakan =10,699 dengan p value
= 0,001, koefisien variabel keterlibatan =3,886 dengan p value =0,049, koefisien
variabel kontribusi =8,045 dengan p value =0,005, koefisien variabel tanggungjawab =4,033 dengan p value =0,046. Untuk mengetahui variabel kebijakan dan peranserta
masyarakat dalam pengelolaan sanitasi lingkungan, hasil regresi logistik ganda dengan koefisien konstansa =22,775 dengan p value =0,0000,05 berarti variabel
kebijakan dan peranserta masyarakat berpengaruh secara bermakna terhadap pengelolaan sanitasi lingkungan.
Model regresi logistik P X =
4 033
, 4
3 045
, 8
. 2
886 ,
3 1
699 ,
10
1 1
X X
X X
e
. Mengacu pada hasil penelitian ini, maka variabel kebijakan merupakan variabel yang lebih
besar kontribusinya terhadap pengelolaan sanitasi lingkungan di DAS Kota Subulussalam
.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
Kebijakan pemeliharaan kelestarian daerah aliran sungai DAS merupakan
upaya untuk mengelolaan sanitasi lingkungan secara berkelanjutan yang meliputi kegiatan pemeliharaan dan perlindungan kelestarian DAS. Keberhasilan pelaksanaan
kebijakan pemerintah No. PP No. 35 tentang Sungai, PP No. 69 tahun 1996 tentang Peran serta masyarakat dalam pengelolaan DAS dan PP No.16 tahun 2005 tentang
Sumber daya air yang mencakup pokok-pokok sanitasi, 81 menyatakan belum terlaksana atau berhasil guna sesuai yang diharapkan.
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sanitasi lingkungan dapat diukur dari keterlibatannya secara aktif dalam pengelolaan sanitasi lingkungan. Untuk dapat
mencapai tujuan kesehatan lingkungan, maka masyarakat sebagai pelaku perlu diikutsertakan. Keikutsertaan responden dalam kegiatan pengelolaan sanitasi
lingkungan mencakup: penyediaan air bersih, jamban keluarga, sampah dan pembuangan limbah rumah tangga, 61 jarang terlibat dalam kegiatan pengelolaan
sanitasi lingkungan. Untuk meningkatkan peran serta atau peran masyarakat harus
mengikutsertakan dalam berbagai aktivitas program seperti menghadiri pertemuan- pertemuan sekaligus memberikan masukanide-idegagasan terhadap permasalahan
yang dihadapai masyarakat. Kontribusi responden, 56 jarang memberikan gagasan-
78
Universitas Sumatera Utara