Pengaruh Tanggungjawab terhadap Pengelolaan Sanitasi Lingkungan

tindakan masyarakat untuk melaksanakan pengelolaan air limbah, jamban keluarga sampah, penyediaan air bersih semakin baik. Untuk memberdayakan partisipasi masyarakat dengan meningkatkan wawasan dan pengetahuannya diperlukan berbagai penyuluhan-penyuluhan langsung ke tempat-tempat masyarakat dengan pelaksanaannya secara kontinyu. Pemberdayaan orgnasasi-organisasi sebagai wadah motivator dapat mengubah peran serta dan prilaku masyarakat untuk secara sadar dan peduli bahwa lingkungan yang mereka tempati saat ini sangat memerlukan perubahan dan prilaku ke arah yang positif dengan melaksanakan kerjasama antara masyarakat itu sendiri karena masyarakatlah sebagai pelaku dan penghasil pencemaran lingkungan. Dengan bertambahnya wawasan masyarakat maka masyarakat akan dapat berkontribusi memberikan gagasan-gagasanide-ide untuk mengidentifkasi masalah, solusi dan keinginan masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam pengelolaan sanitasi di daerah aliran sungai DAS kota Subulussalam.

5.2.3 Pengaruh Tanggungjawab terhadap Pengelolaan Sanitasi Lingkungan

Hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan yang memiliki standar kebersihan dan kesehatan serta mampu menjalankan polaperilaku hidup bersih dan sehat. Dalam penerapan hidup bersih dan sehat dengan tindakan- tindakan atau kemampuan masyarakat untuk mewujudkan lingkungan yang sehat seperti memiliki jamban keluarga, sumur, dan rumah sehat. Lingkungan yang sehat memiliki ciri-ciri tempat tinggal rumah dan lingkungan sekitar rumah yang sehat pula. Universitas Sumatera Utara Tanggung jawab menurut Sastropoetro 1998 merupakan kesanggupan dan kemampuan dalam melakukan tindakan pengelolaan sanitasi lingkungan di daerah aliran sungai yang meliputi adanya tanggungjawab terhadap kebersihan daerah aliran sungai. Kesehatan seseorang akan menjadi baik jika lingkungan yang ada di sekitarnya juga baik. Hasil pemantaun Aceh Sanitation Assessment and Assistance Programe ASAAP tahun 2003 di propinsi Aceh Nanggroe Darussalam NAD, situasi kondisi fasilitas sanitasi dan pengelolaannya sebelum stunami masih kurang baik Sukarma, 2009. Di daerah-daerah pedesaan, praktek buang air di tempat-tempat seperti sungai, pinggir pantai dan ladang adalah hal yang dianggap wajar . Masyarakat Subulussalam yang berdomisili di tiga kecamatan Rundeng, Longkib dan Sultan Daulat yang berdekatan dengan DAS merasa belum mampu untuk berbuat dalam pengelolaan sanitasi lingkungan. Sesuai dengan jawaban responden bahwa responden tidak menjaga sanitasi lingkungan 71 dan juga membuang limbah rumah tangga ke sungai 63. Yusdiana, 2008 menjelaskan pencemaran air sungai akibat pembuangan sampah dan limbah dapat mengakibatkan kelangkaan air tanah. Kelangkaan air bersih dan kekurangan air bersih bisa menyebabkan munculnya berbagai macam penyakit seperti penyakit kulit, saluran pernafasan dan banyak penyakit lainnya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa rendah kesanggupan dan kemampuan masyarakat di sekitar daerah aliran sungai mengakibatkan sebagian masyarakat merasa kurang memiliki peran sehingga masyarakat merasa belum memiliki rasa tanggung jawab terhadap kelangsungan kehidupan komunitas di daerah aliran sungai Universitas Sumatera Utara seperti tindakan pengelolaan air limbah, kepemilikan jamban keluarga dan sampah masyarakat. Berdasarkan hasil jawaban responden, 56,0 masyarakat tidak melakukan tindakan pengelolaan air limbah, jamban keluarga, sampah dan penyediaan air bersih masyarakat dengan baik. Kebiasaan masyarakat dalam pengelolaan air dengan cara penyaringan dan pembuatan bak sebelum digunakan sebagian 71 tidak melakukan penyaringan air. Masyarakat yang mengambil air untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci, memasak dan minum tanpa melakukan pengolahan terlebih dahulu, tetapi langsung dipergunakan atau dimasak sebagai air minum. Kegiatan-kegiatan komponen pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan membanguan kesadaran kritis masyarakat, pengorganisasian masyarakat untuk pengelolaan sampah berbasis komunitas dari, oleh dan untuk masyarakat. Koordinasi antar warga masyarakat untuk melakukan musyawarah dalam menjaga kebersihan dan penyediaan air bersih sebagian 80 menyatakan tidak pernah. Sebagaimana Community Led Total Sanitation CLTDS dalam lokakarya membanguan sanitasi dengan pendekatan berbasis masyarakat mengusulkan pemberian reward bagi desa-desa yang sudah bebas buang air besar sembarangan Dimsum, 2008. Pengetahuan dan keterampilan masyarakat berpengaruh terhadap kemampuan masyarakat untuk mengelola sanitasi lingkungan. Masyarakat DAS belum memiliki kelompok kerja yang mengatur dan menangani sanitasi lingkungan serta mengajarkan berbagai teknik pengelolaan limbah, jamban sehat, pembuatan tempat sampah yang Universitas Sumatera Utara memenuhi syarat dan teknik penyediaan air bersih 72, hal ini mengakibatkan masyarakat tidak pernah melakukan gotong royong bersama-sama membersihkan sekitar sungai tempat mereka tinggal. Salim 2005 menyatakan bahwa kunci utama dalam pengelolaan lingkungan hidup adalah kesadaran dan penghayatan manusia dan masyarakat untuk sungguh-sungguh membangun lingkungan yang lebih baik. Uji statistik Chi-Square menjelaskan tanggungjawab masyarakat berpengaruh terhadap pengelolaan sanitasi lingkungan dengan nilai value 0,000 0,05. Koefisien regresi 4,033 menjelaskan bahwa semakin sanggup dan mampu masyarakat melakukan pengelolaan sanitasi lingkungan maka tindakan masyarakat untuk melaksanakan pengelolaan air limbah, jamban keluarga sampah, dan penyediaan air bersih akan semakin baik. Masyarakat di DAS sungai Lae Soraya Kota Subulussalam belum mampu untuk merealisasikan pengelolaan sanitasi lingkungannya, atau dapat dikatakan masyarakat DAS belum berperan aktif dalam sanitasi lingkungan. Masyarakat belum sanggup untuk menyediakan sarana sanitasi lingkungan seperti ketersediaan jamban, tempat sampah, pengelolaan limbah dan penyediaan air bersih. Walaupun ada masih belum memenuhi syarat kesehatan. Pengelolaan sanitasi lingkungan tidak hanya menyangkut hal-hal teknis dan sistem pengelolaannya saja. Akan tetapi menyangkut bagaimana membina perilaku masyarakat. Selain itu, masyarakat perlu diberi pengetahuan tentang hidup bersih sehat, metode pengolahan limbah, jamban sehat, tempat sampah yang memenuhi syarat dan teknik penyediaan air bersih agar masyarakat memiliki rasa kepedulian sehingga mampu berbuat dalam pengelolaan sanitasi lingkungan di daerahnya.. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN