paling besar secara kuantitas mencemari sungai, diantaranya adalah limbah sisa cucian dan sampah–sampah yang langsung di buang ke sungai.
Kualitas sungai merupakan indikator kondisi sungai apakah masih dalam keadaan baik atau tercemar. Pencemaran sungai didefinisikan sebagai perubahan
kualitas suatu perairan akibat kegiatan manusia, yang pada gilirannya akan mengganggu kehidupan manusia itu sendiri ataupun makhluk hidup lainnya.
Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh senyawa yang masuk ke aliran sungai yang bergerak ke hilir bersama aliran air atau tersimpan di dasar, berakumulasi khususnya
pada endapan dan suatu saat dapat juga terjadi pencuciaan atau pengenceran. Senyawa tersebut utamanya yang beracun berakumulasi dan menjadi suatu
konsentrasi tertentu yang berbahaya bagi mata rantai kehidupan. Masalah air buangan rumah tangga baik di perkotaan maupun di pedesaan
sudah mulai menimbulkan gangguan antara lain karena air buangan biasanya telah dicemari dengan tinja dan urine, disamping deterjen yang pemakaiannya sudah sangat
luas. Demikian pula mengenai pengelolaan air buangan industri sampai saat ini belum sepenuhnya dikelola dengan baik. Keharusan dari tiap industri untuk mengolah
air buangannya sebelum dibuang ke badan-badan air belum dilaksanakan sepenuhnya Depkes RI, 2006.
2.7.2 Jamban Keluarga
Banyak sekali permasalahan lingkungan yang harus dihadapi dan sangat menganggu terhadap tercapainya kesehatan lingkungan. Kesehatan lingkungan bisa
Universitas Sumatera Utara
berakibat positif terhadap kondisi elemen-elemen hayati dan non hayati dalam ekosistem. Bila lingkungan tidak sehat maka sakitlah elemennya, tapi sebaliknya jika
lingkungan sehat maka sehat pulalah ekosistem tersebut. Perilaku yang kurang baik dari manusia telah mengakibatkan perubahan ekosistem dan timbulnya sejumlah
permasalah sanitasi. Sebagai contoh, pembuatan jamban yang asal-asalan. Di daerah pedesaaan diperkirakan penduduk yang menggunakan jamban saniter tidak lebih dari
30 dan selebihnya membuang kotoran tinja ke sungai, kolam, empang, kebun dan cara-cara lain yang tidak saniter Kusnuputranto, 2005. Terkait dengan
pentingnya jamban keluarga bagi kesehatan, Departemen Kesehatan 2007 jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan diperlukan sebagai upaya untuk mencegah
penularan penyakit yang terjadi di masyarakat. Pembuangan tinja merupakan salah satu upaya kesehatan lingkungan yang
terpenting untuk memenuhi sanitasi dasar bagi keluarga. Untuk itu, pembuangan kotoran yang baik harus dibuang ke dalam suatu tempat penampungan kotoran yang
disebut dengan jamban.
2.7.3 Sampah
Persampahan adalah bagian dari sanitasi karena merupakan sisa limbah padat yang keluar dari rumah tangga permukiman. Sampah didefenisikan sebagai suatu
benda yang tidak digunakan atau tidak dikehendaki dan harus dibuang, yang dihasilkan oleh kegiatan manusia. Sampah berasal dari kegiatan industri,
pertambangan, pertanian, peternakan, perikanan, transportasi, rumah tangga, perdagangan, dan kegiatan manusia lainnya Manik, 2004 .
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sudrajat 2002 sampah adalah sisa-sisa bahan yang telah mengalami perlakuan baik yang telah diambil bagian utamanya atau karena pengelolaan dan
sudah tidak bermanfaat lagi. Ditinjau dari segi sosial ekonominya, sudah tidak ada lagi nilainya dan dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau
kerusakan lingkungan. Pengertian
sampah menurut
American Public Helath Association, yang dikutip Kusnoputranto 2005 sampah diartikan sebagai sesuatu yang tidak
digunakan, tidak terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Widianarko 2002
menyatakan bahwa sampah dalam istilah umum yang sering digunakan untuk menyatakan sampah padat sisa proses industri atau sebagai hasil sampingan kegiatan
rumah tangga Berdasarkan karakteristik dari sampah, pembagian ini sering dipakai dan
mencakup jenis-jenis sebagai berikut “garbage”, rubbish, ashes, street sweeping, refuse, dead animal, abandones vehicles, sampah industri, household demolition
waste, construction waste, sewage solids, dan sampah khusus”. Garbage sampah basah merupakan jenis sampah yang terdiri dari sisa-sia
potongan hewan atau sayuran hasil dari pengolahan, pembuatan dan penyediaan makanan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat yang mudah membusuk, lembab
dan mengandung sejumlah air bebas. Rubbish sampah kering terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang
tak dapat atau sukar terbakar yang berasal dari rumah-rumah pusat-pusat
Universitas Sumatera Utara
perdagangan, kantor-kantor. Ashes adalah sisa-sisa pembakaran dari zat yang mudah terbakar baik di rumah, dikantor dan industri Kusnoputranto, 1995.
Masalah yang kita hadapi, tidak semua rumah memiliki tempat sampah yang memadai. Dalam upaya mendukung terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat
diperlukan pengelolaan air dan tersedianya tempat pembuangan sampah yang sesuai standar dan memenuhi syarat kesehatan Depkes RI, 2008.
Terkait dengan masalah sampah, permasalahan umum sampah yang terjadi sampai saat ini adalah sampah sering dibuang di sembarang tempat, di tempat terbuka
bahkan di daerah aliran sungai sehingga meskipun tidak terlihat tetapi menimbulkan bau kurang sedap, menarik perhatian binatang dan menjadi vektor penyakit, serta
dapat berbahaya bagi kesehatan manusia dan menimbulkan banjir. Jumlah sampah yang dihasilkan terus meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Hal
ini disebabkan karena populasi penduduk secara keseluruhan terus bertambah dan aktivitas ekonomi pun terus meningkat. Guna memperbaiki pengelolaan sampah
diperlukan suatu perencanaan yang bersifat strategis dan sistematis, sehingga pengelolaan sampah dapat terlaksana sesuai dengan target yang diharapkan dalam
rencana strategis pembangunan kota. Pada kenyataannya masih banyak muara bahkan di sepanjang DAS tersebut
terdapat timbulan sampah yang sangat mengganggu baik dalam hal nilai estetika maupun dalam lingkup kesehatan masyarakat yang berada disepanjang DAS. Hal ini
akan berdampak pada menurunnya kualitas air sungai khususnya sungai. Hal ini disebabkan antara lain karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam memahami arti
Universitas Sumatera Utara
pentingnya sungai sebagai sumber kehidupan, belum adanya peraturan yang tegas mengenai kompensasi bagi masyarakatmaupun pelaku ekonomi yang berada di
sepanjang DAS yang membuang sampah di DAS dan kurangnya keberadaan ketersediaan TPS bagi masyarakat yang berada di DAS
2.8 Kerangka Konsep Penelitian