para pakar, cenderung lebih mengutamakan komponen-komponen kognitif seperti asumsi, kepercayaan, dan nilai. Walaupun ada juga definisi lainya yang menyentuh
komponen atau aspek perilaku dan artifak artifact, yang kemudian menimbulkan perbedaan antara tingkatan-tingkatan budaya organisasi yang nampak visible, dan
yang tersembunyi hidden. Kajian terhadap pengertian budaya organisasi juga mempertegas dan
memperjelas peran budaya organisasi sebagai alat untuk menentukan arah organisasi, mengarahkan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, bagaimana mengalokasikan
dan memanage sumber daya organisasional SDM, Teknologi, Uang, Material, Informasi, Metode, dan sebagainya , tetapi juga sebagai alat untuk menghadapi
masalah dan peluang yang datang dari lingkungan organisasi, terutama kekuatan ini bersumber dari nilai-nilai fundamental organisasi. Budaya organisasi merupakan
sensitivitas terhadap kebutuhan pelanggan dan karyawan; kemauan untuk menerima resiko; kebebasan atau minat karyawan untuk memberi ide-ide baru; keterbukaan
untuk melakukan komunikasi secara bebas dan bertanggung jawab. Dengan demikian bahwa, etos kerja dan disipilin kerja PNS akan menjadi budaya organisasi PNS.
2. Karakteristik Lingkungan
Lingkungan luar dan lingkungan dalam juga berpengaruh atas efektifitas hal ini
dapat dilihat dari ketepatan persepsi atas keadaan lingkungan, tingkat rasionalisme
organisasi dalam menyesuaikan perubahan lingkungan.
3. Karakteristik Pekerja
Universitas Sumatera Utara
Sumber daya manusia termasuk anggota organisasi merupakan factor yang sangat
berperan karena perilaku merekalah yang dalam jangka panjang akan memperlancar atau
merintangi tercapainya tujuan organisasi. Pekerja merupakan sumberdaya yang langsung
berhubungan dengan pengelolaan semua sumber daya yang ada dalam organisasi. Oleh
sebab itu efektifitas kerja sangat dipengaruhi perilaku pekerja karena perilaku pekerja
sangat berperan dalam pencapaian tujuan organisasi. Pekerja merupakan modal utama di
dalam organisasi yang akan berperan dalam efektifitas, karena walaupun tehnologi yang
digunakan canggih dan didukung oleh adanya struktur yang baik, namun tanpa adanya
pekerjaan maka semuanya tidak akan mecapai hasil yang maksimal.
4. Karakteristik
Kebijaksanaan dan Praktek Manajemen
Dengan makin rumitnya proses teknologi dan perkembangannya lingkungan maka
peranan manajemen dalam proses mengkoordinasi orang harus bisa menciptakan suasana
kerja yang nyaman dan kondusif.
2.6. Hambatan‐hambatan Terhadap Efektifitas Kerja
Setiap usaha bagaimanapun bentuknya tidak selalu berjalan dengan lancar,
adakalanya mendapat hambatan‐hambatan yang timbul akibat gejala‐gejala yang terjadi
Universitas Sumatera Utara
dalam tubuh organisasi sebagai wadah. Untuk itu akan dikemukakan perincian mengenai
masalah ‐masalah yang dianggap ada kaitannya dalam usaha meningkatkan efektifitas kerja
pegawai. Adapun
hambatan‐hambatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Struktur organisasi yang tidak jelas
Struktur ini dapat dianggap sebagai sebuah kerangka yang merupakan titik pusat
sekitarnya, apakah manusia dapat menghubungkan usaha‐usaha mereka dengan baik.
Dapat dibayangkan apabila ditemui struktur organisasi yang kurang teratur, maka efektifitas
kerja yang diharapkan akan jauh dari kenyataan. Hal ini adalah logis sebab dengan tidak
adanya hubungan kerjasama yang baik dalam arti fungsi staf akan menjadikan pengkaburan
dalma batas wewenang dan tanggung jawab pelaksanaan tugas. Ketidakjelasan batas
wewenang dan tanggung jawab seseorang mengakibatkan ia merasa tidak terikat dengan
berbagai macam aturan‐aturan.
2. Fasilitas
kerja yang tidak memadai
Kurangnya fasilitas fisik dalam suatu lingkungan kerja seperti ; bangunan tempat
kerja, ruang kerja dari masing‐masing kelompok kerja, kebebasan udara, peralatan kerja dan
berbagai fasilitas yang berkaitan dengan kepercayaan, juga tempat peristirahatan pelepas
lelah dan sarana angkutan dapat mempengaruhi efektifitas kerja. Hal ini dianggap penting
dalam mengurangi rasa jenuh dan bosan dalam bekerja.
Universitas Sumatera Utara
3. Penempatan