Berat Badan Tinggi Badan

2.7 Indeks Antropometri

Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinsi dari beberapa parameter disebut indeks antropometri. Disamping mudah penggunaannya, biaya operasionalnya lebih murah dibandingkan dengan cara lain yang menggunakan pemeriksaan laboratorium dan klinis. Ada beberapa indeks antropometri yang umum dikenal yaitu berat badan menurut umur BBU, tinggi badan menurut umur TBU digunakan baku Harvard yang disesuaikan untuk Indonesia 100 baku Indonesia = 50 persentile baku Harvard dan untuk lingkar lengan atas LLA digunakan baku Wolanski. Tiga dari indeks antropometri tersebut diatas yang paling sering digunakan karena pengukurannya lebih baik Hastoety, 2002.

2.7.1. Berat Badan

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir. Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau di bawah 2,5 kg. pada masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema dan adanya tumor. Di samping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan. Indikator berat badan dimanfaatkan dalam klinik untuk : 1. Bahan informasi untuk menilai keadaan gizi baik yang akut maupun yang kronis, tumbuh kembang dan kesehatan. 2. Memonitor keadaan kesehatan, misalnya pada pengobatan penyakit. Universitas Sumatera Utara 3. Dasar perhitungan dosis obat dan makanan perlu diberikan Penggunaan indeks BBU sebagai indikator status memliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah : 1. Dapat lebih mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat umum 2. Sensitif untuk melihat perubahan status gizi jangka pendek 3. Dapat mendeteksi kegemukan overweight Sedangkan yang menjadi kelemahannya adalah : 1. Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru jika terjadi edema 2. Memerlukan daftar umum yang akurat, terutama untuk kelompok anaka dibawah usia lima tahun balita. Ketetapan umur untuk kelompok ini masih merupakan masalah bagi Negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia. 3. Sering terjadi kesalahn dalam pengukuran misalnya pengaruh pakaian atau gerakan anak pada saat penimbangan

2.7.2. Tinggi Badan

Tinggi badan merupakan antropometri kedua yang terpenting. Keistimewaannya adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan meningkat terus sampai pada tinggi maksimal yang dicapai. Walaupun kenaikan tinggi badan ini berfluktuasi, dimana tinggi badan meningkat pesat pada masa bayi, kemudian melambat, dan menjadi pesat kembali, selanjutnya melambat lagi dan akhirnya berhenti pada umur 18-20 tahun. Keuntungan indikator TB ini adalah pengukurannya obyektif dapat diulang, alat dapat dibuat sendiri, murad dan mudah dibawa. Merupakan indikatir yang baik Universitas Sumatera Utara untuk gangguan pertumbuhan fisik yang sudah lewat stunting, sebagai perbandingan terhadap perubahan-perubahan relative, seperti nilai BB dan LLA. Kerugiannya adalah perubahan tinggi badan relative pelan, sukar mengukur tinggi badan yang tepat, dan kadang-kadang diperlukan lebih dari seorang tenaga. Disamping itu dibutuhkan 2 macam teknik pengukuran, pada anak umur lebih dari 2 tahun dengan posisi berdiri. Panjang supinasi pada umumnya 1cm lebih panjang daripada tinggi berdiri pada anak yang sama meski diukur dengan teknik pengukuran yang terbaik dan secara cermat. • Pengukuran PanjangTinggi Badan Menurut Umur Pengukuran panjangtinggi badan menurut umur dapat dipakai sebagai patokan untuk menilai keadaan gizi asal umur diketahui dengan tepat. Disamping itu tinggi badan merupakan ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui pertumbuhan dari anak-anak. Cara pengukuran ini tidak sukar dan alat yang digunakan bagi anak- anak yang dapat berdiri sendiri dan dewasa, microtoise, sedangkan bayi dan anak yang belum dapat berdiri dipergunakan alat pengukur bayi yang dibuat dari kayu. Cara mengukur panjang bayi atau anak yang belum bisa berdiri : 1. Alat pengukur diletakkan di atas meja atau lantai yang rata 2. Anak ditidurkan diletakkan sedemikian rupa sehingga bagian atas dibatasi oleh papan dengan muka lurus keatas. 3. Kaki lurus dengan telapak kaki menyentuh papan fixas dengan kedudukn tegak lurus. Cara pengukuran tinggi badan anak : 1. Sepatu atau sandal dilepas Universitas Sumatera Utara 2. Berdiri tegak lurus dilantai yang datar, kaki sejajar dengan alat pengukur dengan tumit, bokong, kepala bagian belakang dalam sikap tegak memandang kedepan. 3. Kedua tangan berada disamping dalam keadaan bebas. 4. Dengan menggunakan fixasi yang berbentuk siku-siku, tekanlah fixasi tersebut sampai rapat pada kepala bagian atas. 5. Baca skala yang menunjukkan tinggi badan Winarno, 1990. Universitas Sumatera Utara

2.8. Kerangka Teori