1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pola pertumbuhan balita pada keluarga perokok dan bukan
perokok di Kecamatan Berastagi.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola pertumbuhan balita pada keluarga perokok dan bukan perokok di Kecamatan
Berastagi.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Mengetahui gambaran status kesehatan balita pada keluarga perokok dan bukan perokok.
2. Mengetahui gambaran berat badan menurut umur balita pada keluarga
perokok dan bukan keluarga perokok. 3.
Mengetahui gambaran tinggi badan menurut umur balita pada keluarga perokok dan bukan keluarga perokok.
4. Mengetahui gambaran berat badan menurut tinggi badan balita pada keluarga
perokok dan bukan keluarga perokok.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1.
Memberikan informasi kepada petugas kesehatan di kecamatan Berastagi. 2.
Memberikan masukan atau sumber data bagi aparat pemerintah dan puskesmas kecamatan Berastagi agar dapat mengambil langkah tindak lanjut
untuk memperbaiki dan meningkatkan pola pertumbuhan anak balita yang ada di daerah tersebut.
3. Merupakan informasi penelitian lebih lanjut yang membutuhkannya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertumbuhan Balita
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besar sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Perkembangan adalah proses pematangan
fungsi organ tubuh. Proses tumbuh kembang balita merupakan proses yang penting untuk diketahui dan dipahami, karena proses tersebut menentukan masa depan anak
baik fizik, jiwa maupun perilakunya. Pertumbuhan pada balita merupakan gejala kuantitatif. Pada konteks ini,
berlangsung perubahan ukuran dan jumlah sel, serta jaringan intraseluler pada tubuh anak. Dengan kata lain, berlangsung proses multiplikasi organ tubuh anak, disertai
penambahan ukuran-ukuran tubuhnya. Penambahan ukuran-ukuran tubuh balita tidak harus drastis. Sebaliknya berlangsung perlahan-lahan, bertahap dan terpola secara
proporsional pada tiap bulannya. Ketika didapati penambahan ukuran tubuhnya, artinya proses pertumbuhannya berlangsung baik. Sebaliknya jika yang terlihat gejala
penurunan ukuran, itu sinyal terjadinya gangguan atau hambatan proses pertumbuhan. Anak balita merupakan golongan rawan gizi karena berhubungan dengan
proses pertumbuhan yang relative pesat dan memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang relatif besar. Menurut Jellife 1989, masa kritis pertumbuhan dan
perkembangan anak berada pada usia 12-24 bulan disebut dengan “Periode Kritis” Danger Periode.
PERIODE KRITIS
Universitas Sumatera Utara