Jenis Penelitian Defenisi Operasional Aspek Pengukuran

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian Cross Sectional yang bersifat deskriptif untuk melihat gambaran pola pertumbuhan anak balita pada keluarga perokok dan keluarga bukan perokok di Kecamatan Berastagi.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas Kecamatan Berastagi. Adapun alasan pemilihan lokasi adalah : 1. Kecamatan Berastagi berada di Kabupaten Karo dimana sebagian besar penduduknya merupakan Suku Batak Karo. Dan rokok di dalam Suku Karo merupakan suatu tradisi dalam kebudayaan dan adat istiadat. 2. Diwilayah kerja puskesmas Berastagi masih terdapat balita gizi kurang sebanyak 48 balita.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2014.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang berumur 1-4 tahun dan memiliki Kartu Menuju Sehat KMS pada keluarga perokok dan keluarga bukan perokok yang berada di Kelurahan Gundaling I dan Kelurahan Gundaling II yakni sebanyak 729 balita. Universitas Sumatera Utara

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Kasjono, 2009: � = {Z 1 −α √2P1 − P + Z 1 −β √P 1 1 − P 1 + P 2 1 − P 2 }2 P 1 − P 2 2 � = {1,64 √2.0,51 − 0,5 + 0,84√0,4021 − 0,402 + 0,5981 − 0,598}2 0,402 − 0,5982 � = 3,0335 0,0384 � = 78,99 ≈ 79 balita Keteangan : Z 1 −α : nilai z pada derajat kepercayaan 1- α atau batas kemaknaan α. Z 1 −β : nilai z pada kekuatan uji power 1- β P : jumlah dari estimasi proporsi pada kelompok 1 dan 2 kemudian di bagi 2 P 1 : estimasi proporsi pada kelompok 1 P 2 : estimasi proporsi pada kelompok 2 Maka besar sampel untuk balita yang tinggal pada keluarga perokok adalah 79 balita dan balita yang tinggal pada keluarga bukan perokok adalah 79 balita. Universitas Sumatera Utara Pembagian besar sampel pada setiap desakelurahan, dengan besar sampel minimal yang dibutuhkan yakni 79 rumah tangga yaitu seperti dalam tabel dibawah ini: Tabel. 3.1 Pembagian Besar Sampel Balita yang Tinggal pada Keluarga Perokok dan Bukan Perokok pada Tiap DesaKelurahan di Kecamatan Berastagi No. DesaKelurahan Jumlah balita Perhitungan Besar sampel 1 Gundaling I 537 537729x79 58 2 Gundaling II 192 192729x79 21 Jumlah 729 79 Pemilihan sampel dilakukan sacara random sampling dimana tiap keluarga dari kedua desakelurahan yang terpilih diberi nomor urut. Sampel pertama diambil secara acak dengan undian selanjutnya diambil kelipatan sesuai dengan besar masing- masing desakelurahan. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah : 1. Keluarga yang memiliki balita. 2. Tercatat sebagai penduduk di lokasi penelitian, yang tinggal dilokasi penelitian minimal enam bulan. 3. Dapat berkomunikasi dengan baik.

3.4. Jenis dan Cara Pengumpulan data

3.4.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data Primer Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden ibu balitaanggota keluarga berpedoman pada kuesioner yang mengadop beberapa penelitian dan sudah didiskusikan dengan ahli, meliputi : identitas Universitas Sumatera Utara keluarga nama orang tua, umur, pendidikan orang tua, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, identitas balita nama, umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, tanggal pengukuran, status kesehatan dan status merokok keluarga. Untuk mengetahui pertumbuhan balita dengan cara penilaian status gizi balita diperoleh dengan cara hasil Berat Badan BB dan pengukuran Tinggi Badan TB kemudian dikonversikan dengan Standart WHO 2005WHO MGRS melalui WHO Antro. 2. Data Sekunder Data yang diperoleh dari instansi-instansi terkait yang relevan dengan tujuan penelitian meliputi data geografi lokasi penelitian, data demografi penduduk, data jumlah posyandu dan data jumlah balita yang diperoleh dari Kantor Kecamatan Berastagi, Puskesmas, kantor kepala desakelurahan penelitian di masing-masing lokasi penelitian.

3.4.2 Cara Pengumpulan Data

1. Data identitas keluarga diperoleh melalui wawancara dengan responden menggunakan kuesioner. 2. Data identitas balita diperoleh melalui wawancara dengan responden ibu balita dan pengukuran langsung. 3. Data status kesehatan dan status merokok keluarga diperoleh melalui wawancara dengan responden. 4. Data geografi lokasi penelitian dan data demografi penduduk diambil dari Kantor Kecamatan Berastagi, Puskesmas, kantor kepala desakelurahan penelitian di masing-masing lokasi penelitian. Universitas Sumatera Utara Responden yang diwawancarai adalah ibu balita yang dianggap paling mengetahui keadaan rumah tangganya. Bila ditemui responden yang menolak untuk diwawancarai maka responden digantikan dengan anggota keluarga yang lainnya yang bersedia untuk diwawancarai. Jika rumah tangga sampel menolak untuk diwawancarai maka rumah tangga sampel diganti dengan rumah tangga yang lain.

3.5 Defenisi Operasional

1. Status Merokok Keluarga adalah ada tidaknya anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah yang aktif merokok. 2. Pola pertumbuhan balita adalah suatu informasi yang memberikan gambaran mengenai berat badan dan tinggi badan anak yang berumur 1-5 tahun yang diukur dengan indeks antropometri BBU, TBU, BBTB. 3. Berat badan adalah merupakan hasil peningkatan penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain- lainnya pada anak yang berusia 1-5 tahun, yang bisa diukur dengan menggunakan timbangan. 4. Tinggi Badan adalah merupakan ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan meningkat terus sampai tinggi maksimal dicapai pada anak usia 1-5 tahun dapat diukur dengan alat ukur microtoise. 5. Indeks Antropometri adalah pengukuran dari beberapa parameter BBU, TBU, BBTB. 6. Status kesehatan adalah untuk mengkategorikan apakah balita yang tinggal pada keluarga yang perokok atau bukan perokok menderita penyakit infeksi saluran pernapasan ISPA. Universitas Sumatera Utara

3.6 Aspek Pengukuran

1. Untuk mengetahui pertumbuhan balita dengan cara penilaian status gizi balita diperoleh dengan cara hasil Berat Badan BB dan pengukuran Tinggi Badan TB kemudian dikonversikan dengan Standart WHO 2005WHO MGRS melalui WHO Antro.  BBU 1. Berat badan normal jika skor simpangan baku -2,0 ≤ Z +1 2. Berat badan kurang : jika skor simpangan baku -3,0 ≤ Z -2,0 3. Berat badan sangat kurang : jika nilai Z-Skor -3,0  TBU 1. Tinggi : jika skor simpangan baku 3,0 SD 2. Normal : jika skor simpangan baku -2,0 ≤ Z ≤ 3,0 3. Pendek : jika skor simpangan baku -3,0 ≤ Z -2,0 4. Sangat pendek : jika nilai Z-Skor -3,0 SD  BBTB 1. Sangat Gemuk : jika skor simpangan baku 3,0 SD 2. Gemuk : jika skor simpangan baku 2,0 Z ≤ 3,0 3. Risiko Gemuk : jika skor simpangan baku 1,0 ≤ Z 2,0 4. Normal : jika skor simpangan baku -2,0 ≤ Z 1,0 5. Kurus : jika skor simpangan baku -3,0 ≤ Z -2,0 6. Sangat kurus : jika nilai Z skor -3,0 SD Universitas Sumatera Utara 2. Status Merokok Keluarga - Keluarga perokok, apabila terdapat salah satu anggota keluarganya yang merokok - Keluarga bukan perokok, apabila tidak terdapat salah satu anggota keluarga yang merokok. 3. Status Kesehatan - ISPA, apabila dalam 3 bulan terakhir pernah mengalami batuk dan flu. - Tidak ISPA, apabila dalam 3 bulan terakhir tidak pernah mengalami batuk dan flu.

3.7. Pengolahan dan Analisa Data