Distribusi Frekuensi Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap ,Umur

81,81 mengalami ISPA dan 4 balita 18,18 tidak mengalami ISPA. Dari 101 balita yang normal terdapat 40 balita 39,6 mengalami ISPA dan 61 balita 60,4 tidak mengalami ISPA. Dan dari 11 balita yang gemuk terdapat 6 balita 54,54 mengalami ISPA dan 5 balita 45,45 tidak mengalami ISPA. Untuk balita resiko gemuk terdapat 10 balita 66,7 mengalami ISPA dan 5 balita 33,3 tidak mengalami ISPA. Hasil penelitian tersebut, dapat digambarkan pada tabel berikut : Tabel 4.17. Tabulasi Silang Status Kesehatan Berdasarkan Pertumbuhan BBTB Balita Pada Keluarga Perokok Dan Bukan Perokok Tahun 2014 BBTB ISPA Tidak ISPA Jumlah N n n Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk Resiko Gemuk 9 18 40 6 10 100 81,8 39,6 54,5 66,7 4 61 5 5 18,2 60,4 45,5 33,3 9 22 101 11 15 100 100 100 100 100

4.5. Distribusi Frekuensi Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap ,Umur

Pertama Kali Merokok, Pengeluaran Untuk Rokok Dan Jenis Rokok Yang Dihisap Pada Keluarga Perokok Di Kecamatan Berastagi Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada keluarga perokok di kecamatan Berastagi paling banyak menghisap rokok 6-12 batanghari yaitu sebanyak 69 87,34 kepala keluarga yang merokok. Sedangkan yang menghabiskan rokok 25-36 batanghari hanya 1 orang 1,26. Untuk melihat gambaran jumlah batang rokok yang dihisap per hari, dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 4.18. Distribusi Frekuensi Jumlah Rokok Yang Dihisap Per Hari Batang Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian terhadap distribusi frekuensi umur pertama kali merokok diketahui bahwa pada keluarga perokok di kecamatan Berastagi, merokok pertama kali paling banyak pada kelompok umur 15-20 tahun yaitu 55 orang 69,62. Sedangkan pada umur 21-25 tahun hanya 24 orang 30,37. Untuk melihat distribusi frekuensi umur pertama kali merokok, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.19. Distribusi Frekuensi Umur Pertama Kali Merokok Pada Keluarga Perokok Di Kecamatan Berastagi Umur tahun Total n 15-20 55 69,62 21-25 24 30,37 Total 79 100 Hasil penelitian terhadap distribusi pengeluaran untuk rokok dalam 1 munggu diperoleh hasil bahwa jumlah pengeluaran per minggu yang dikeluarkan untuk membeli rokok paling banyak sekitar 50000-100000 yaitu 56 orang 70,88. Untuk Jumlah Rokok batang Jumlah n 6-12 69 87,34 13-24 9 11,84 25-36 1 1,26 Total 79 100 Universitas Sumatera Utara pengeluaran 50000 ada 13 orang 16,45. Sedangkan untuk pengeluaran 200000 hanya ada 1 orang 1,26. Untuk melihat gambaran pengeluaran untuk rokok dalam 1 minggu pada keluarga perokok, dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 4.20. Distribusi Frekuensi Pengeluaran Untuk Rokok Dalam 1 Minggu PengeluaranMinggu Jumlah n 50000 13 16,45 50000-100000 56 70,88 100000-200000 9 11,39 200000 1 1,26 Total 79 100 Hasil penelitian distribusi frekuensi jumlah batang rokok yang dihisap per hari berdasarkan status kesehatan diketahui bahwa dari 69 responden yang menghabiskan rokok 6-12 batang per hari ternyata jumlah penderita ISPA pada balitanya lebih tinggi yaitu 44 balita 63,8. Begitu juga untuk responden perokok yang menghabiskan rokok 13-24 batang per hari, ternyata balitanya menderita ISPA ada 6 balita 66,7 dan yang tidak ISPA ada 3 balita 33,3. Dan untuk responden yang menghabiskan 25-36 batang rokok per hari, terdapat 1 balita 100 yang menderita ISPA. Untuk melihat gambaran distribusi frekuensi jumlah batang rokok yang dihisap per hari berdasarkan status kesehatan balita pada keluarga perokok di Kecamatan Berastagi, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.21. Tabulasi Silang Status Kesehatan Balita Berdasarkan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap Per Hari Pada Keluarga Perokok Di Kecamatan Berastagi Tahun 2014 Jumlah Batang RokokHari Status Kesehatan Total ISPA Tidak ISPA n Universitas Sumatera Utara n n 6-12 44 63,8 25 36,2 69 100 13-24 6 66,7 3 33,3 9 100 25-36 1 100 0,0 1 100 Jenis rokok yang paling banyak dihisap oleh anggota keluarga pada keluarga perokok adalah rokok dengan jenis kretek yaitu sebanyak 100. Untuk melihat gambaran distribusi jenis rokok yang dihisap, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.22. Distribusi Jenis Rokok Yang Dihisap Pada Keluarga Perokok Di Kecamatan Berastagi Tahun 2014 Jenis Rokok Jumlah n Rokok Putih Rokok Kretek 79 100 Rokok Cerutu 100 Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Status Kesehatan Balita Pada Keluarga Perokok dan Bukan Perokok Di

Kecamatan Berastagi Dari demografi responden penelitian berdasarkan jenis kelamin tampak bahwa balita yang menderita ISPA pada jenis kelamin laki–laki lebih besar dari balita perempuan. Pada balita laki – laki penderita ISPA sejumlah 45 balita 54,21 sedangkan pada perempuan jumlah penderita ISPA ada 38 balita 45,78. Hasil penelitian tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayat Nur di Padang yang menyatakan bahwa jumlah penderita ISPA perempuan lebih besar daripada laki– laki. Hal ini dikarenakan karena anak perempuan mempunyai faktor resiko yang lebih tinggi untuk menderita ISPA dibanding dengan laki–laki. Kemungkinan ini terjadi karena daya tahan anak laki–laki lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan Nur, 2009. Berdasarkan hasil penelitian juga diperoleh, bahwa gambaran status kesehatan balita yang menderita ISPA lebih tinggi pada keluarga perokok yaitu sebanyak 51 balita 61,44. Ini menunjukkan bahwa tingkat kejadian ISPA balita pada keluarga perokok lebih tinggi dibandingkan pada keluarga bukan perokok yaitu sebanyak 32 balita 38,55. Hal ini menunjukkan bahwa status merokok keluarga merupakan salah satu faktor resiko penting untuk beberapa penyakit termasuk ISPA. Anak yang orang tuanya merokok akan mudah menderita penyakit gangguan pernapasan Bustan, 2007. Sebagian besar sering merokok di dalam rumah sehingga penghuni rumah terutama balita terpapar asap rokok. Keterpaparan asap rokok pada balita sangat tinggi pada saat berada dalam rumah. Hal ini disebabkan karena anggota Universitas Sumatera Utara