2 Tidak ISPA
11 14,66
20 26,66
44 58,66
75 100
4.4. Gambaran Pertumbuhan Balita Pada Keluarga Perokok Dan Bukan
Perokok Di Kecamatan Berastagi Tahun 2014. Untuk gambaran pertumbuhan balita pada keluarga perokok dan bukan
perokok di Kecamatan Berastagi dilihat berdasarkan BBU, TBU dan BBTB.
4.4.1 Pertumbuhan Berat Badan Menurut Umur Balita Pada Keluarga Perokok Dan Bukan Perokok Di Kecamatan Berastagi
Hasil penelitian pada berat badan menurut umur balita menunjukkan bahwa dari 138 responden yang pertumbuhan berat badannya termasuk kategori gizi baik,
paling banyak terdapat pada keluarga bukan perokok yaitu 75 balita 54,34. Sedangkan pada keluarga perokok ada 63 balita 45,65.Begitu juga dari 19
responden yang pertumbuhan berat badannya termasuk kategori gizi kurang, paling banyak terdapat pada keluarga perokok yaitu 16 balita 84,21. Sedangkan pada
keluarga bukan perokok hanya ada 3 balita 15,78. Untuk balita yang pertumbuhan berat badannya termasuk dalam kategori gizi lebih hanya ada pada keluarga bukan
perokok yaitu 1 balita 100. Berat badan menurut umur anak balita berdasarkan penelitian diperoleh hasil
dari pengumpulan data, dapat digambarkan pada tabel berikut :
Tabel 4.10. Distribusi Berat Badan Menurut Umur Balita Pada keluarga
Perokok Dan Bukan Perokok Di Kecamatan Berastagi Tahun 2014
No Berat Badan
Keluarga Perokok Keluarga Bukan
Perokok Total
F F
F 1
2 Gizi Kurang
Gizi Baik 16
63 84,21
45,65 3
75 15,78
54,34 19
138 100
100
Universitas Sumatera Utara
3 Gizi Lebih
0,0 1
100 1
100 Total
79 50
79 50
158 100
Berdasarkan hasil penelitian terhadap BBU berdasarkan jenis kelamin balita diketahui bahwa dari 138 balita yang termasuk kategori gizi baik, paling banyak pada
balita jenis kelamin laki-laki yaitu 79 balita 57,2. Sedangkan balita dengan jenis kelamin perempuan yang termasuk kategori gizi baik ada 59 balita 42,8. Begitu
juga dari 19 balita yang pertumbuhan berat badannya termasuk kategori gizi kurang, paling banyak pada balita dengan jenis kelamin perempuan yaitu 10 balita 52,6.
Sedangkan pada balita dengan jenis kelamin laki-laki ada 9 balita 47,4. Untuk melihat distribusi frekuensi BBU balita berdasarkan jenis kelamin
dapat digambarkan pada tabel berikut :
Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Pertumbuhan BBU Balita Berdasarkan
Jenis Kelamin Pada Keluarga Perokok Dan Bukan Perokok Di Kecamatan Berastagi Tahun 2014
BBU Laki-laki
Perempuan Jumlah
n N
n
Gizi Kurang Gizi Baik
Gizi Lebih 9
79 47,4
57,2 0,0
10 59
1 52,6
42,8 100
19 138
1 100
100 100
Berdasarkan hasil penelitian tabulasi silang status kesehatan berdasarkan BBU diketahui bahwa dari 19 balita yang gizi kurang, terdapat 17 balita 89,47
yang mengalami ISPA dan 2 balita 10,52 yang tidak mengalami ISPA. Dari 138 balita gizi baik, terdapat jumlah paling tinggi balita yang tidak menderita ISPA yaitu
72 balita 52,17 dan 66 balita 47,82 menderita ISPA. Untuk balita gizi lebih yang menderita ISPA hanya ada 1 balita 100.
Universitas Sumatera Utara
Untuk melihat hasil tabulasi silang status kesehatan berdasarkan pertumbuhan BBU, dapat digambarkan pada tabel berikut :
Tabel 4.12. Tabulasi Silang Status Kesehatan ISPA Berdasarkan
Pertumbuhan BBU Balita Pada Keluarga Perokok Dan Bukan Perokok Di kecamatan Berastagi
BBU ISPA
Tidak ISPA Jumlah
n n
n
Gizi Kurang Gizi Baik
Gizi Lebih 17
66 1
89,47 47,82
100 2
72 10,52
52,17 19
138 1
100 100
100
4.4.2. Pertumbuhan Tinggi Badan Menurut Umur Balita Pada Keluarga Perokok Dan Bukan Perokok Di Kecamatan Berastagi
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 107 balita yang pertumbuhan tinggi badannya termasuk kategori normal, jumlah balita paling banyak
ada pada keluarga bukan perokok yaitu 63 balita 58,87. Sedangkan pada keluarga perokok hanya ada 44 balita 41,12. Untuk balita yang pertumbuhan tinggi
badannya kategori pendek lebih banyak pada keluarga perokok yaitu 29 balita 64,44. Untuk keluarga buka perokok jumlahnya lebih sedikit yaitu 16 balita
35,55. Balita yang termasuk kategori sangat pendek hanya ada keluarga perokok yaitu 6 balita 100.
Hasil penelitian tinggi badan menurut umur anak balita dapat digambarkan pada tabel berikut :
Tabel 4.13. Distribusi Tinggi Badan Menurut Umur Balita Pada keluarga
Perokok Dan Bukan Perokok Di Kecamatan Berastagi Tahun 2014
Universitas Sumatera Utara
No Tinggi Badan
Keluarga Perokok
Keluarga Bukan Perokok
Total F
F F
1 2
3 Sangat Pendek
Pendek Normal
6 29
44 100
64,44 41,12
16 63
0,0 35,55
58,87 6
45 107
100 100
100
Total 79
50 79
50 158
100
Hasil penelitian terhadap distribusi frekuensi TBU balita berdasarkan jenis kelamin, menunjukkan bahwa dari 107 balita yang pertumbuhan tinggi badannya
termasuk kategori normal, paling banyak ada pada balita dengan jenis kelamin laki- laki yaitu 58 balita 54,2. Sedangkan balita dengan jenis kelamin perempuan yang
termasuk kategori normal ada 49 balita 42,8. Begitu juga dari 6 balita yang pertumbuhan tinggi badannya termasuk kategori sangat pendek, paling banyak pada
balita dengan jenis kelamin laki-laki yaitu 4 balita 67. Sedangkan pada balita dengan jenis kelamin perempuan ada 2 balita 33. Untuk balita dengan kategori
pendek, jumlah yang paling tinggi ada pada balita dengan jenis kelamin laki-laki yaitu 26 balita 58. Sedangkan pada balita perempuan ada 19 balita 42.
Distribusi frekuensi TBU balita berdasarkan jenis kelamin, dapat digambarkan pada tabel berikut :
Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Pertumbuhan TBU Balita Berdasarkan
Jenis Kelamin Pada Keluarga Perokok Dan Bukan Perokok Di Kecamatan Berastagi Tahun 2014
TBU Laki-laki
Perempuan Jumlah
n N
n
Sangat Pendek Pendek
Normal 4
26 58
67 58
54,2 2
19 49
33 42
45,8 6
45 107
100 100
100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil tabulasi silang status kesehatan dengan pertumbuhan TBU balita menunjukkan bahwa dari 6 balita yang sangat pendek, ada 3 balita
50 yang mengalami ISPA dan 3 balita 50 tidak mengalami ISPA. Dari 45 balita yang pendek, ada 34 balita 75,55 mengalami ISPA dan11 balita 24,44
tidak mengalami ISPA. Dan dari 107 balita yang tinggi badannya normal, ada 48 balita 44,85 yang mengalami ISPA dan 59 balita 55,14 tidak mengalami
ISPA. Hasil penelitian terhadap tabulasi silang status kesehatan berdasarkan
pertumbuhan TBU balita, dapat digambarkan pada tabel berikut : Tabel 4.15.
Tabulasi Silang Status Kesehatan ISPA Berdasarkan Pertumbuhan TBU BalitaPada Keluarga Perokok Dan Bukan
Perokok Tahun 2014
TBU ISPA
Tidak ISPA Jumlah
n n
n
Sangat Pendek Pendek
Normal
3 34
48 50
75,55 44,85
3 11
59 50
24,44 55,14
6 45
107
100 100
100
4.4.3. Berat Badan Menurut Tinggi Badan Balita Pada Keluarga Perokok Dan Bukan Perokok Di Kecamatan Berastagi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan balita yang termasuk kategori sangat kurus, jumlah yang paling tinggi ada pada keluarga perokok yaitu 8
balita 89. Untuk kategori kurus, jumlah balita yang paling banyak ada pada keluarga perokok yaitu 16 balita 73. Sedangkan untuk pertumbuhan balita bbtb
yang termasuk kategori normal, jumlah yang paling sedikit ada pada keluarga perokok yaitu 44 balita 44. Sedangkan pada keluarga bukan perokok lebih tinggi
Universitas Sumatera Utara
yaitu 57 balita 56. Untuk balita yang gemuk, jumlah yang paling banyak ada pada keluarga bukan perokok yaitu 7 balita 64. Sedangkan pada keluarga bukan
perokok hanya ada 4 balita 36. Dan untuk kategori resiko gemuk jumlah pada keluarga perokok ada 7 balita 47 dan pada keluarga bukan perokok ada 8 balita
53. Berat badan menurut tinggi badan balita berdasarkan penelitian diperoleh
hasil dari pengumpulan data, dapat digambarkan pada tabel berikut :
Tabel 4.16. Distribusi Berat Badan Menurut Tinggi Badan Balita Pada
keluarga Perokok Dan Bukan Perokok Di Kecamatan Berastagi Tahun 2014
No BBTB
Keluarga Perokok Keluarga Bukan
Perokok Total
F F
F 1
2 3
4 5
Sangat Kurus Kurus
Normal Gemuk
Resiko Gemuk 8
16 44
4 7
89 73
44 36
47 1
6 57
7 8
11 27
56 64
53 9
22 101
11 15
100 100
100 100
100
Total 79
50 79
50 158
100
Berdasarkan hasil penelitian terhadap tabulasi silang status kesehatan berdasarkan pertumbuhan BBTB balita, diketahui bahwa dari 9 balita yang sangat
kurus terdapat 9 balita menderita ISPA. Dari 22 balita yang kurus terdapat 18 balita
Universitas Sumatera Utara
81,81 mengalami ISPA dan 4 balita 18,18 tidak mengalami ISPA. Dari 101 balita yang normal terdapat 40 balita 39,6 mengalami ISPA dan 61 balita 60,4
tidak mengalami ISPA. Dan dari 11 balita yang gemuk terdapat 6 balita 54,54 mengalami ISPA dan 5 balita 45,45 tidak mengalami ISPA. Untuk balita resiko
gemuk terdapat 10 balita 66,7 mengalami ISPA dan 5 balita 33,3 tidak mengalami ISPA.
Hasil penelitian tersebut, dapat digambarkan pada tabel berikut :
Tabel 4.17. Tabulasi Silang Status Kesehatan Berdasarkan Pertumbuhan
BBTB Balita Pada Keluarga Perokok Dan Bukan Perokok Tahun 2014
BBTB ISPA
Tidak ISPA Jumlah
N n
n
Sangat Kurus Kurus
Normal Gemuk
Resiko Gemuk
9 18
40 6
10 100
81,8 39,6
54,5 66,7
4 61
5 5
18,2 60,4
45,5 33,3
9 22
101 11
15
100 100
100 100
100
4.5. Distribusi Frekuensi Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap ,Umur