Meningkatnya Radioaktivitas Air Logam Berat Dalam Perairan

2.5.2.6. Meningkatnya Radioaktivitas Air

Akhir-akhir ini pemanfaatan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir dalam berbagai bidang kegiatan sudah banyak dijumpai. Aplikasi teknologi nuklir antara lain dapat dijumpai pada bidang kedokteran, farmasi, biologi, pertanian, hidrologi, pertambangan, industri, dan lain-lain. Mengingat bahwa zat radioaktif dapat menyebabkan berbagai macam kerusakan biologis apabila tidak ditangani dengan benar, baik melalui efek langsung maupun tidak langsung, maka tidak dibenarkan dan sangat tidak etis bila ada yang membuang bahan sisa radioaktif ke lingkungan. Walaupun secara alamiah radioaktivitas lingkungan sudah ada sejak terbentuknya bumi ini, namun kita tidak boleh menambah radioaktivitas lingkungan dengan membuang secara sembarangan bahan sisa radioaktif ke lingkungan. Secara nasional sudah ada peraturan perundangan yang mengatur masalah bahan sisa limbah radioaktif. Mengenai hal ini Badan Tenaga Atom Nasional BATAN secara aktif mengawasi pelaksanaan peraturan perundangan terssebut Wardhana, 2001.

2.5.2.7. Logam Berat Dalam Perairan

Logam berat dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan manusia, tergantung pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat dalam tubuh serta besarnya dosis paparan. Polutan logam mencemari lingkungan berasal dari proses alami dan kegiatan industri. Proses alami antara lain siklus alamiah sehingga bebatuan gunung berapi bias memberikan kontribusi ke lingkungan. Kegiatan manusia yang bisa menambah polutan bagi lingkungan berupa kegiatan industri dan pertambangan. Pencemaran logam, baik dari industri, kegiatan domestik, maupun Universitas Sumatera Utara sumber alami dari batuan akhirnya sampai ke perairan dan selanjutnya mencemari manusia melalui ikan, air minum, atau sumber irigasi lahan pertanian sehingga tanaman sebagai sumber pangan manusia tercemar logam Widowati, 2008. Beberapa logam berat yang terdapat dalam perairan antara lain : 1. Kadmium Cd Kadmium Cd menjadi populer sebagai logam berat yang berbahaya setelah timbulnya pencemaran sungai di wilayah Kumamoto Jepang yang menyebabkan keracunan pada manusia. Pencemaran kadmium pada air minum di Jepang menyebabkan penyakit “itai-itai”. Gejalanya ditandai dengan ketidaknormalan tulang dan beberapa organ tubuh menjadi mati. Keracunan kronis yang disebabkan oleh kadmium adalah kerusakan sistem fisiologis tubuh seperti pada pernapasan, sirkulasi darah, penciuman, serta merusak kelenjar reproduksi, ginjal, jantung dan kerapuhan tulang. Kadmium telah digunakan secara meluas pada berbagai industri antara lain pelapisan logam, peleburan logam, pewarnaan, baterai, minyak pelumas, bahan bakar. Bahan bakar dan minyak pelumas mengandung kadmium sampai 0,5 ppm, batubara mengandung kadmium sampai 2 ppm, pupuk superpospat juga mengandung kadmium bahkan ada yang sampai 170 ppm. Limbah cair dari industri dan pembuangan minyak pelumas bekas yang mengandung Cd masuk ke dalam perairan laut serta sisa-sisa pembakaran bahan bakar yang terlepas ke atmosfir dan selanjutnya jatuh masuk ke laut. Konsentrasi Cd pada air laut yang tidak tercemar adalah kurang dari 1 mgl atau kurang dari 1 mgkg sedimen laut. Konsentrasi Cd maksimum dalam air minum yang diperbolehkan oleh Depkes RI dan WHO adalah 0,01,mgl. Universitas Sumatera Utara Sementara batas maksimum konsentrasi atau kandungan Cd pada daging makanan laut yang layak bagi kesehatan yang direkomendasikan FAO dan WHO adalah lebih kecil dari 0,95 mgkg Anonimous, 2009. 2. Mangan Mn Kadar mangan di lingkungan meningkat sejalan dengan meningkatnya aktivitas manusia dan industri, yaitu berasal dari pembakaran bahan bakar. Mangan yang bersumber dari aktivitas manusia dapat masuk ke lingkungan air, tanah, udara, dan makanan. Daerah dataran rendah mengandung besi Fe dan mangan Mn cukup tinggi yang berasal dari pencemaran industri pelapisan logam yang mengandung Fe dan Mn dengan kadar relatif tinggi. Oleh karena itu, kualitas air menurun sehingga tidak layak lagi digunakan, baik untuk keperluan industri maupun untuk keperluan rumah tangga. Ekosistem akuatik yang tercemari oleh limbah kimia yang meliputi pestisida, herbisida, fungisida, serta logam seperti merkuri Hg, kadmium Cd, seng Zn, dan mangan Mn dapat mempengaruhi kehidupan dan reproduksi hewan air Widowati, 2008. 3. Merkuri Hg Merkuri dan turunannya telah lama diketahui sangat beracun sehingga kehadirannya di lingkungan perairan dapat mengakibatkan kerugian pada manusia karena sifatnya yang mudah larut dan terikat dalam jaringan tubuh organisme air. Selain itu pencemaran merkuri mempunyai pengaruh terhadap ekosistem setempat yang disebabkan oleh sifatnya yang stabil dalam sedimen, kelarutannya yang rendah dalam air dan kemudahannya diserap dan terakumulasi dalam jaringan tubuh Universitas Sumatera Utara organisme air, baik melalui proses bioakumulasi maupun biomagnifikasi yaitu melalui rantai makanan Inswiasri, 2008. Pada sedimen dasar perairan persenyawaan merkuri diakibatkan oleh adanya aktivitas kehidupan bakteri yang mengubah persenyawaan merkuri menjadi Hg 2+ dan Hg . Logam merkuri yang dihasilkan dari aktivitas bakteri ini karena dipengaruhi oleh faktor fisika dapat langsung menguap ke udara. Tetapi pada akhirnya merkuri yang telah menguap dan berada dalam tatanan udara akan masuk kembali ke badan perairan oleh hujan. Ion Hg 2+ yang dihasilkan dari perombakan persenyawaan merkuri pada endapan lumpur sedimen, dengan bantuan bakteri akan berubah menjadi dimetil merkuri CH 3 2 Hg, dan ion metil merkuri CH 3 Hg + . Dimetil merkuri mudah menguap ke udara, dan oleh faktor fisika di udara senyawa dimetil merkuri akan terurai kembali menjadi metana CH 4 , etana C 2 H 6 dan logam Hg . Sementara itu ion metil merkuri mudah larut dalam air dan dimakan oleh biota perairan baik ikan maupun burung-burung air yang akan terkontaminasi senyawa merkuri Palar, 2008. Merkuri yang terdapat di perairan di ubah menjadi metil merkuri oleh bakteri tertentu. Hewan laut akan terkontaminasi metil merkuri apabila laut tersebut tercemar oleh merkuri dengan cara meminum air tersebut atau dengan memakan hewan lain yang mengandung merkuri. Merkuri yang terdapat dalam tubuh hewan laut adalah dalam bentuk metil merkuri. Organisme kecil ini akan memangsa metil merkuri dan membawanya ke organisme lain dengan cara bila hewan pemangsanya memakan organisme kecil ini, mereka juga membawa metil merkuri dalam tubuh mereka. Proses ini dikenal sebagai bioakumulasi dan berlanjut terus dengan kadar merkuri yang semakin meningkat. Hewan pemangsa seperti ikan memiliki posisi yang Universitas Sumatera Utara tertinggi dalam mata rantai pembawa merkuri. Bila manusia mengkonsumsi ikan ini maka akan turut terpapar oleh merkuri. Salah satu penyebab pencemaran lingkungan oleh merkuri adalah pembuangan tailing pengolahan emas yang diolah secara amalgamasi, dimana merkuri mengalami perlakuan tertentu berupa putaran, tumbukan, atau gesekan sehingga sebagian merkuri akan membentuk amalgram dengan logam-logam dan sebagian hilang dalam proses. Menurut Widowati 2008, beberapa bentuk merkuri yang masuk dalam lingkungan perairan meliputi : 1. Hg anorganik yang berasal dari air hujan atau aliran sungai dan bersifat stabil pada pH rendah. 2. Hg organik antara lain fenil merkuri, alkoksil merkuri, metil merkuri, atau metoksi-etil merkuri. Hg organik yang bisa berasal dari kegiatan pertanian yaitu pestisida. 3. Terikat dalam bentuk suspended soil sebagai Hg 2+ 4. Logam Hg yang berasal dari kegiatan industri.

2.6. Penambangan Emas Tradisional

Kegiatan penambangan emas tradisional di Indonesia dicirikan oleh penggunaan teknik eksplorasi dan eksploitasi yang sederhana dan murah. Untuk pekerjaan penambangan dipakai peralatan cangkul, linggis, palu, dan beberapa alat sederhana lainnya. Batuan dan urat kuarsa mengandung emas atau bijih ditumbuk sampai berukuran 1-2 cm, selanjutnya digiling dengan alat gelundung trammel, berukuran panjang 55-60 cm dan diameter 30 cm dengan alat penggiling 3-5 batang Universitas Sumatera Utara besi. Proses pengolahan emasnya biasanya menggunakan teknik amalgamasi, yaitu dengan mencampur bijih dengan merkuri untuk membentuk amalgam dengan media air. Selanjutnya emas dipisahkan dengan proses penggarangan sampai didapatkan logam paduan emas dan perak bullion. Produk akhir dijual dalam bentuk bullion dengan memperkirakan kandungan emas pada bullion tersebut Setiabudi, 2005. Perlengkapan yang di perlukan untuk mengolah bijih emas adalah : 1. Tabung gelundung, sebagai tempat menggerus batuan. 2. Kincir air atau genset yang berfungsi sebagai penggerak tabung gelundung. 3. Batang besi bajamedia giling sebagai alat pengguras batuan. 4. Merkuri yang berfungsi untuk mengikat emas. 5. Air untuk mendapatkan persentasi padatan yang berkisar antara 30-60. 6. Dulang atau sejenisnya, sebagai tempat untuk memisahkan air raksa yang telah mengikat emas perak amalgam dengan sisa hasil pengolahan tailing. 7. Emposan yaitu alat untuk membakar amalgam untuk mendapatkan paduan alloy emas perak bullion Widodo, 2008. Indonesia memiliki berbagai macam bahan tambang yang terdapat di berbagai daerah. Minyak bumi, gas alam, emas, batubara, bijih besi, dan aspal merupakan jenis-jenis bahan tambang yang dimiliki oleh Indonesia. Salah satu jenis bahan tambang yang cukup banyak dan tersebar ketersediaannya di Indonesia adalah emas. Emas merupakan salah satu jenis bahan tambang yang memiliki nilai ekonomis sangat tinggi. Emas hampir dipasarkan dan diperdagangkan hampir di semua pasar perdagangan bahan tambang di seluruh dunia. Nilai investasi emas meningkat setiap terjadi perdagangan emas dalam jumlah yang cukup besar. Bahkan, jika dilihat lebih Universitas Sumatera Utara jauh lagi, emas memberikan kontribusi berupa devisa yang sangat besar bagi negara- negara pengekspor emas. Emas tidak terdapat di lapisan tanah yang cukup dalam dari permukaan bumi atau permukaan tanah. Bisa dikatakan bahwa bahan tambang jenis ini terletak di permukaan tanah, daerah aliran sungai yang berisi endapan-endapan mineral, bahkan di daerah hilir sungai yang merupakan akhir dari arah aliran air sungai yang mungkin saja menjadi tempat berkumpulnya arah aliran beberapa sungai yang membawa endapan-endapan mineral. Emas merupakan salah satu jenis mineral yang memiliki banyak manfaat. Jenis mineral ini dapat digunakan sebagai bahan konduktor pengantar panas di beberapa jenis alat elektronik. Namun, kegunaan emas yang utama adalah sebagai bahan perhiasan berupa kalung, emas, cincin, dan lain sebagainya. Jadi, secara garis besar, emas memiliki berbagai manfaat untuk kehidupan manusia Anonimous, 2010. Untuk mendapatkan emas yang terletak di permukaan tanah ataupun yang terletak di daerah aliran sungai tidaklah terlalu sulit. Pencariannya hanya mempergunakan alat-alat yang sederhana. Teknik pencarian dan pengolahan limbahnya sangat sederhana. Namun, untuk mendapatkan emas yang terdapat di dalam lapisan tanah dengan kedalaman tertentu, pencarian emas perlu dipergunakan alat-alat teknologi dan teknik pencarian yang cukup sulit. Survei lokasi merupakan salah satu kegiatan awal yang diperlukan untuk mengetahui jumlah ketersediaan emas, posisi atau letak emas, dan kedalaman emas dari permukaan tanah. Daerah yang memiliki banyak ketersediaan emas tentu saja harus menjadi basis atau sumber pencarian dan pengolahan limbah hasil eksplorasi emas. Daerah-daerah inilah yang Universitas Sumatera Utara kemudian menjadi daerah-daerah tambang emas yang mungkin saja alam dan lingkungannya dapat rusak karena adanya kegiatan penambangan emas ini. Pengolahan emas ini selain menguntungkan juga dapat memberikan beberapa efek negatif. Selain melakukan eksplorasi alam secara berlebihan, penambangan emas dan pengolahan emas akan menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan. Kasus pencemaran limbah akibat penambangan emas salah satunya terjadi di perairan Pantai Buyat. Dugaan terjadinya pencemaran logam berat di perairan Pantai Buyat karena pembuangan limbah padat tailing seharusnya tidak akan terjadi, seandainya limbah tersebut sebelum dibuang dilakukan pengolahan lebih dulu. Pengolahan limbah bertujuan untuk mengurangi hingga kadarnya seminimal mungkin bahkan jika mungkin menghilangkan sama sekali bahan-bahan beracun yang terdapat dalam limbah sebelum limbah tersebut dibuang. Walaupun peraturan dan tatacara pembuangan limbah beracun telah diatur oleh Pemerintah dalam hal ini Kementrian Lingkungan Hidup, tetapi dalam prakteknya dilapangan, masih banyak ditemukan terjadinya pencemaran akibat limbah industri. Mungkin terbatasnya tenaga pengawas disamping proses pengolahan limbah biasanya memerlukan biaya yang cukup besar. Logam berat adalah logam yang massa atom relatifnya besar, kelompok logam-logam ini mempunyai peranan yang sangat penting dibidang industri. Misalnya kadmium digunakan untuk bahan baterai yang dapat diisi ulang. Kromium untuk pemberi warna cemerlang atau verkrom pada perkakas dari logam. Kobalt untuk bahan magnet yang kuat pada loudspeker. Tembaga untuk kawat listrik. Nikel untuk bahan baja tahan karat. Timbal Universitas Sumatera Utara untuk bahan baterai atau aki pada mobil. Seng untuk pelapis kaleng. Merkuri dapat melarutkan emas sehingga banyak digunakan untuk memisahkan emas dari campurannya dengan tanah, bahan pengisi termometer dan dan masih banyak lagi kegunaan logam berat yang tidak mungkin saya sebutkan semuanya disini. Hanya sangat disayangkan disamping begitu banyak kegunaannya, kelompok logam-logam berat ini sangat beracun misalnya merkuri, timbal, kadmium, kromium dan lain-lain. Ditambah lagi sifatnya yang akumulatif di dalam tubuh manusia, dimana setelah logam berat ini masuk ke dalam tubuh manusia, biasanya melalui makanan yang tercemar logam berat. Logam berat ini tidak dapat dikeluarkan lagi oleh tubuh sehingga makin lama jumlahnya akan semakin meningkat. Jika jumlahnya telah cukup besar baru pengaruh negatifnya terhadap kesehatan mulai terlihat, biasanya logam-logam berat ini menumpuk di otak, syaraf, jantung, hati, ginjal yang dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan yang ditempatinya Anonimous, 2010. Pertambangan emas menghasilkan limbah yang mengandung merkuri, yang banyak digunakan penambang emas tradisional atau penambang emas tanpa izin, untuk memproses bijih emas. Biasanya mereka membuang dan mengalirkan limbah bekas proses pengolahan pengolahan ke selokan, parit, kolam atau sungai. Merkuri tersebut selanjutnya berubah menjadi metil merkuri karena proses alamiah. Bila senyawa metil merkuri masuk ke dalam tubuh manusia melalui media air, akan menyebabkan keracunan seperti yang dialami para korban tragedi Minamata. Ada 3 jenis limbah utama pertambangan emas. Batuan limbah adalah batuan permukaan atas yang dikupas untuk mendapatkan batuan bijih atau batuan yang Universitas Sumatera Utara mengandung emas. Selanjutnya ada tailing bijih emas yang sudah diambil emasnya menggunakan bahan kimia diantaranya merkuri atau sianida. Tailing berbentuk lumpur yang mengandung logam berat. Limbah yang mengandung logam berat seperti merkuri dan sianida termasuk dalam kelompok limbah B3. Terakhir, air asam tambang limbah yang menyebabkan kondisi keasaman tanah, yang berpotensi melarutkan unsur mikro berbahaya dalam tanah, sehingga berpotensi meracuni tanaman dan mahluk hidup sekitarnya. Penggunaan air dari sumber-sumbernya dengan skala besar untuk menjalankan proses pengolahan batuan menjadi bijih logam. Luar biasa tingginya kebutuhan air untuk operasi industri tambang menyebabkan pemenuhan air warga setempat dikalahkan, sering mereka harus rela mencari mata air baru atau harus berhadapan dengan kekerasan untuk mempertahankan sumber air mereka. Pada saat pembuatan lobang penambangan dan pembangunan pabrik serta instalasi lainnya, kegiatan pengupasan tanah, peledakan, serta pengoperasian alat-alat berat pengangkut tanah dan lalu lalang kendaraan berat dengan intensitas tinggi menjadi sumber pencemaran udara akibat peningkatan volume debu. Akibatnya penduduk lokal harus berhadapan dengan perusakan lingkungan yang luar biasa karena limbah tambang. Umumnya, tailing dibuang ke daerah lembah dengan membuat penampung, dibuang ke sungai hingga ke laut yang biasa disebut Submarine Tailing Disposal STD. STD, dipromosikan oleh pelaku pertambangan sebagai cara pembuangan limbah yang paling baik dan ramah lingkungan Anonimous, 2010. Universitas Sumatera Utara

2.7. Ekstraksi Emas

Ekstraksi adalah suatu metode operasi yang digunakan dalam proses pemisahan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan sejumlah massa bahan solven sebagai tenaga pemisah. Apabila komponen yang akan dipisahkan solute berada dalam fase padat, maka proses tersebut dinamakan pelindihan atau leaching. Ekstraksi emas dalam skala industri yang paling umum dilakukan yaitu : 1. Pencairan

Dokumen yang terkait

Risiko keracunan Merkuri (Hg) pada pekerja Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di desa Cisarua Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor Tahun 2013

3 46 164

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Penambangan Emas Tradisional Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

3 11 100

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Penambangan Emas Tradisional Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

0 0 14

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Penambangan Emas Tradisional Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

0 0 2

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Penambangan Emas Tradisional Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

0 2 7

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Penambangan Emas Tradisional Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

0 1 30

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Penambangan Emas Tradisional Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Air Bersih - Analisa Merkuri (Hg) pada Air Sumur Masyarakat dan Air Sungai Simalagi Akibat Penambangan Emas Tradisional di Desa Simalagi Kecamatan Huta Bargot Tahun 2012

0 2 47

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisa Merkuri (Hg) pada Air Sumur Masyarakat dan Air Sungai Simalagi Akibat Penambangan Emas Tradisional di Desa Simalagi Kecamatan Huta Bargot Tahun 2012

0 0 7

Analisa Merkuri (Hg) pada Air Sumur Masyarakat dan Air Sungai Simalagi Akibat Penambangan Emas Tradisional di Desa Simalagi Kecamatan Huta Bargot Tahun 2012

0 4 13