Kandungan Merkuri Hg Pada Air Sungai Simalagi

Tanah berjenis lanau memiliki permeabilitas kemampuan tanah untuk dapat dilalui air yang sedang, yaitu memiliki daya serap 2,0-6,5 cmjam. Artinya, dalam 1 jam kedalaman serapan air di tanah yaitu 2,0-6,5 cm. Di Desa Simalagi terdapat tanah lanau debu yang memiliki pori-pori tanah sedang dan permeabilitas yang sedang. Ini menyebabkan merkuri yang mengalir di dalam tanah sebagian akan tertahan di tanah, sehingga tidak semua merkuri akan merembes ke dalam air sumur masyarakat. Secara alamiah, merkuri ada di dalam tanah karena adanya kegiatan gunung berapi dan pelapukan batuan. Apabila merkuri tersebut masuk ke dalam sumber air secara alamiah, tidak akan menimbulkan efek merugikan karena masih dapat ditolerir oleh alam Palar, 2008. Namun karena adanya penambangan emas tradisional yang membuang limbah merkuri, maka akan memperkuat adanya pencemaran merkuri tersebut terhadap air sumur masyarakat. Dalam Peraturan Menteri Negara Hidup Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Pedoman Teknis Pencegahan Pencemaran DanAtau Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Penambangan Emas Rakyat, disebutkan bahwa kegiatan penambangan harus membatasi laju pembukaan lahan. Namun kenyataannya, penambangan emas tradisional sudah berada di tengah-tengah pemukiman warga, bahkan di pekarangan rumah warga. Hal ini menyebabkan pencemaran air tanah yang merupakan sumber air yang digunakan masyarakat.

5.4. Kandungan Merkuri Hg Pada Air Sungai Simalagi

Pemeriksaan laboratorium terhadap kandungan merkuri Hg pada air Sungai Simalagi telah melewati baku mutu berdasarkan PP No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yaitu 0,001 mgl. Universitas Sumatera Utara Dari 10 titik pengambilan sampel tersebut, didapat 7 titik telah melewati baku mutu kadar merkuri dalam air yaitu titik 1, titik 3, titik 4, titik 7, titik 8, titik 9, dan titik 10. Sedangkan titik 2, titik 5, dan titik 6 masih di bawah baku mutu kadar merkuri dalam air. Pada titik kedua merupakan titik dimana proses penambangan emas tradisional berlangsung. Penambang berjumlah 10. Tetapi pada titik 6 pengambilan sampel air, penambangan emas tradisional kembali di jumpai, berjumlah 2 penambang. Pada 150 meter sebelum daerah penambangan titik 1 sampel air sungai telah melewati baku mutu, ini disebabkan banyaknya penambangan emas tradisional yang beroperasi di daerah sebelum Desa Simalagi ini, yaitu Desa Huta Bargot Nauli. Berdasarkan data jumlah galundung per desa yang di dapat dari Kantor Camat, di Desa Huta Bargot Nauli terdapat 36 unit galundung. Di Desa Huta Bargot Nauli merupakan desa dengan jumlah galundung terbanyak. Limbah merkuri akibat aktifitas pengolahan emas yang terjadi di Desa Huta Bargot Nauli, terbawa arus sehingga berdampak pada tingginya kadar merkuri pada titik pertama sampel. Pada daerah penambangan titik 2 sampel air sungai masih memenuhi baku mutu. Pada titik kedua ini, proses penambangan emas banyak terjadi. Pada titik ini kadar merkuri masih dibawah baku mutu yaitu 0,00094 mgl, namun hampir melewati baku mutu. Pada titik ini sungainya tergolong lebar dan debit airnya tinggi, sehingga kadar merkuri tersebar dan tidak terakumulasi di satu lokasi. Pada 50 meter setelah penambangan titik 3 dan 100 meter setelah penambangan titik 4 sampel air sungai melewati baku mutu. Ini disebabkan limbah Universitas Sumatera Utara merkuri dari proses penambangan emas pada titik kedua terbawa arus sungai dari titik 2 sehingga limbah merkuri terakumulasi pada daerah setelah penambangan. Pada 150 meter setelah penambangan titik 5 dan 200 meter setelah penambangan titik 6 sampel air mengalami penurunan kadar merkuri. Pada titik ini terjadi pengenceran sehingga menurunkan kadar merkuri dalam air. Menurut Hutagalung 1991, logam berat yang masuk ke dalam lingkungan perairan akan mengalami pengendapan, pengenceran, dan dispersi. Setelah titik 6, terdapat aktifitas penambangan di aliran sungai. Penambang berjumlah 2. Sehingga pada 50 meter setelah penambangan ini titik 7, 100 meter setelah penambangan ini titik 8, 150 meter setelah penambangan ini titik 9 dan 200 meter setelah penambangan ini titik 10, kadar merkuri kembali melewati baku mutu. Pada titik yang masih memenuhi syarat, merkuri masih berbentuk etil- merkuri, sedangkan metil-merkuri belum terbentuk.Menurut Setiabudi 2005, bahan- bahan yang mengandung merkuri yang terbuang ke dalam sungai akan dimakan oleh mikroorganisme dan secara kimiawi berubah menjadi senyawa metil-merkuri. Mikroorganisme tersebut dimakan ikan sehingga metil-merkuri terakumulasi dalam jaringan tubuh ikan. Ikan kecil menjadi rantai makanan ikan besar dan akhirnya dikonsumsi oleh manusia. Metil-merkuri yang dihasilkan dari aktifitas bakteri ini akan dipengaruhi oleh faktor fisika sehingga akan mencemari perairan. Metil-merkuri merupakan bentuk merkuri yang paling beracun. Dalam WHO 1989 disebutkan bahwa merkuri di alam umumnya terdapat sebagai metil-merkuri, yaitu bentuk senyawa organik dengan daya racun tinggi dan sukar terurai Universitas Sumatera Utara dibandingkan zat asalnya. Pada tragedi Minamata di Jepang, Industri Kimia Chisso menggunakan merkuri khlorida HgCl 2 sebagai katalisator dalam memproduksi asetaldehid sintesis dimana setiap memproduksi satu ton asetaldehid menghasilkan limbah antara 30-100 gram merkuri dalam bentuk metal merkuri yang dibuang ke Teluk Minamata. Sehingga ikan yang berada dalam perairan tersebut mengandung 27-102 ppm, sedangkan batasan kandungan merkuri maksimum pada ikan menurut Food and Drug Administration FDA adalah 0,5 ppm. Limbah logam berat yang dibuang ke perairan laut, sering bersifat kronis subletal dan tidak menyebabkan kematian biota laut secara langsung. Pengaruh toksisitas kronis jarang terpantau oleh manusia, karena pengaruh baru muncul setelah beberapa tahun kemudian. Menurut Food and Drug Administration FDA, kadar total merkuri di alam secara normal adalah 20-625 ppb. Masyarakat Desa Simalagi tidak boleh mempergunakan air Sungai Simalagi yang berda di hilir penambangan untuk keperluan air bersih sehari-hari, karena kandungan merkuri telah melewati batas aman. Sedangkan untuk air Sungai Simalagi yang berada di hulu sebelum penambangan, dapat dipergunakan untuk keperluan air bersih sehari-hari. Di Desa imalagi, air hulu Sungai Simalagi ini dipergunakan untuk keperluan air bersih di salah satu mesjid.

5.5. Keluhan Kesehatan Masyarakat di Desa Simalagi

Dokumen yang terkait

Risiko keracunan Merkuri (Hg) pada pekerja Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di desa Cisarua Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor Tahun 2013

3 46 164

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Penambangan Emas Tradisional Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

3 11 100

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Penambangan Emas Tradisional Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

0 0 14

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Penambangan Emas Tradisional Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

0 0 2

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Penambangan Emas Tradisional Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

0 2 7

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Penambangan Emas Tradisional Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

0 1 30

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Penambangan Emas Tradisional Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Air Bersih - Analisa Merkuri (Hg) pada Air Sumur Masyarakat dan Air Sungai Simalagi Akibat Penambangan Emas Tradisional di Desa Simalagi Kecamatan Huta Bargot Tahun 2012

0 2 47

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisa Merkuri (Hg) pada Air Sumur Masyarakat dan Air Sungai Simalagi Akibat Penambangan Emas Tradisional di Desa Simalagi Kecamatan Huta Bargot Tahun 2012

0 0 7

Analisa Merkuri (Hg) pada Air Sumur Masyarakat dan Air Sungai Simalagi Akibat Penambangan Emas Tradisional di Desa Simalagi Kecamatan Huta Bargot Tahun 2012

0 4 13