1. Titik pertama diambil pada daerah sebelum penambangan emas
tradisional. 2.
Titik kedua diambil pada proses penambangan emas tradisional. 3.
Titik ketiga diambil pada hilir sungai setelah 50 meter dari titik penambangan.
4. Titik 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, diambil terus ke hilir dengan jarak 50 meter
masing-masing titik pengambilan. Titik pengambilan sampel air sungai diambil pada satu titik ditengah
sungai pada kedalaman 0,5 kali kedalaman dari permukaan, karena debit air sungai kurang dari 5 m
3
detik Standar Nasional Indonesia, 2008.
3.5. Metode Pengumpulan Data 3.5.1. Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil pengukuran merkuri Hg air sumur masyarakat dan air sungai yang diukur di laboratorium dan data keluhan kesehatan
diperoleh dengan wawancara dengan masyarakat. 3.5.2. Data Sekunder
Data sekunder yang diperoleh dari Kecamatan Huta Bargot seperti data demografi dan data penyakit di Kecamatan Huta Bargot.
3.6. Pelaksanaan Penelitian 3.6.1. Pengambilan dan Pengiriman sampel keLaboratorium
1. Botol mineral digunakan sebagai wadah sampel
2. Botol yang akan digunakan dibilas terlebih dahulu dengan air sampel
3. Botol sampel yang terbuat dari plastik dimasukkan ke dalam air sampel
Universitas Sumatera Utara
4. Sampel diambil sampai botol terisi penuh
5. Botol sampel diberi label
6. Dan dibawa ke laboratorium
3.6.2. Pemeriksaan sampel di Laboratorium 3.6.2.1. Alat dan Bahan
3.6.2.1.1. Alat
1. Inductively Couple Plasma ICP
2. Pemanas listrik
3. Pipet volume 3, 5, 10, 25 mL
4. Labu ukur 1000 mL
5. Corong
6. Erlenmeyer 250 mL
3.6.2.1.2. Bahan
1. Larutan standar Hg 1000 mgL
2. Air suling
3. Asam Nitrat, HNO
3
pekat 4.
Kertas saring 5.
Gas argon
3.6.2.2. Persiapan Sampel 3.6.2.2.1. Pengujian Raksa Terlarut
1. Saring sampel sebanyak 50 mL ke dalam Erlenmeyer 250 mL
2. Filtrat hasil saringan siap untuk diuji
Universitas Sumatera Utara
3.6.2.2.2. Pengujian Raksa Total
1. Masukkan 50 mL sampel ke dalam Erlenmeyer 250 mL
2. Tambahkan 5 mL HNO
3
pekat dan panaskan perlahan-lahan sampai sisa volumenya 15-20 mL
3. Tambahkan lagi 5 mL HNO
3
pekat, tutup Erlenmeyer dengan kaca arloji dan panaskan lagi
4. Lanjutkan penambahan asam dan pemanasan sampai semua logam larut,
yang terlihat dari warna endapan dalam sampel menjadi agak putih atau sampel menjadi jernih
5. Tambahkan lagi 2 mL HNO
3
pekat dan panaskan kira-kira 10 menit 6.
Bilas kaca arloji dan masukkan air bilasannya ke dalam Erlenmeyer 7.
Sampel siap untuk di uji
3.6.2.3. Pembuatan Larutan Baku Raksa
a. Pembuatan Larutan Baku Raksa 5 mgL
- Pipet 5 mL larutan baku Hg 1000 mgL ke dalam labu ukur 1000 mL
- Tambahkan air suling sampai tepat tanda tera
b. Pembuatan Larutan Baku Raksa 0.05 mgL
- Pipet 10 mL larutan baku Hg 5 mgL ke dalam labu ukur 1000 mL
- Tambahkan air suling sampai tepat tanda tera
c. Pembuatan Larutan Kerja Raksa
- Pipet 0, 3, 5, 10, 15, 25 ml larutan baku Hg0.05 mgL ke dalam labu ukur
1000 mL
Universitas Sumatera Utara
- Tambahkan air suling sampai tepat tanda tera sehingga diperoleh kadar
raksa 0 ; 0,015 ; 0,025 ; 0,050 ; 0,075 ; 0,125 mgL -
Masukkan masing-masing larutan kerja tersebut ke dalam erlenmeyer 250 ml.
3.6.2.4. Prosedur Analisadan Pengoprasian Inductively Couple Plasma
3.6.2.4.1. Prosedur Analisa
1. Atur alat ICP dan optimalkan sesuai dengan petunjuk penggunaan alat
untuk pengujian kadar raksa. 2.
Isapkan larutan baku dan larutan sampel satu per satu ke dalam alat ICP melalui pipa injeksi alat.
3. Catat konsentrasi masing-masing sampel yang terbaca di layar
computer.
3.6.2.4.2. Pengoprasian Inductively Couple Plasma ICP
1. Alirkan gas argon, tunggu sekitar 3 menit untuk memastikan aliran
sudah stabil. 2.
Hidupkan komputer, pilih program ICP Expert. 3.
Hidupkan water chiller, tunggu sampai tempratur stabil menunjukkan angka 19-20 ÂșC.
4. Lakukan kalibrasi panjang gelombang komplit, pilih parameter yang
akan diperiksa dan jumlah sampel beserta standar melalui menu yang ada di komputer.
5. Hidupkan plasma, tunggu sekitar 3 menit untuk memastikan plasma
sudah stabil.
Universitas Sumatera Utara
6. Tekan STAR ANALYSIS.
7. Celupkan slang ICP ke dalam masing-masing larutan sampel sesuai
perintah yang muncul di layar komputer. 8.
Konsentrasi sampel akan terbaca di layar komputer. 9.
Setelah analisis selesai, matikan alat, komputer, dan water chiller.
3.7. Definisi Operasional
1. Air Sumur adalah air tanah yang digunakan oleh masyarakatDesa Simalagi
Kecamatan Huta Bargot untuk keperluan sehari-hari. 2.
Air Sungai adalah air Sungai Simalagi yang digunakan oleh masyarakat Desa Simalagi Kecamatan Huta Bargot untuk keperluan sehari-hari.
3. Masyarakat Pengguna adalah masyarakat Desa Simalagi Kecamatan Huta
Bargot yang menggunakan air sumur atau air sungai Simalagi untuk keperluan sehari-hari.
4. Keluhan Kesehatan adalah keluhan yang dirasakan oleh masyarakat Desa
Simalagi Kecamatan Huta Bargot akibat menggunakan air sumur atau air sungai Simalagi untuk keperluan sehari-hari.
5. Pemeriksaan Laboratorium adalah pemeriksaan yang dilakukan di
laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan BTKL-PPM Medan untuk mengetahui kadar Hg pada air sumur masyarakat dan air sungai
Simalagi dengan menggunakan Inductively Couple Plasma ICP. 6.
Memenuhi syarat adalah apabila tidak ditemukan merkuri Hg di dalam sampel air atau jumlahnya belum melampaui batas maksimum cemaran logam
pada air sumur menurut Permenkes Republik Indonesia No.416 Tahun 1990,
Universitas Sumatera Utara
standar kandungan merkuri di dalam air yang aman adalah 0,001 mgL dan pada air sungai menurut Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001, standar
kandungan merkuri di dalam air yang aman adalah 0,001 mgL. 7.
Tidak memenuhi syarat adalah apabila ditemukan merkuri Hg di dalam sampel air atau jumlahnya melampaui batas maksimum cemaran logam pada
air sumur menurut Permenkes Republik Indonesia No.416 Tahun 1990, standar kandungan merkuri di dalam air yang aman adalah 0,001 mgL dan
pada air sungai menurut Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001, standar kandungan merkuri di dalam air yang aman adalah 0,001 mgL.
3.8. Pengolahan dan Analisa Data