Prosedur Analisa Pengoprasian Inductively Couple Plasma ICP

- Tambahkan air suling sampai tepat tanda tera sehingga diperoleh kadar raksa 0 ; 0,015 ; 0,025 ; 0,050 ; 0,075 ; 0,125 mgL - Masukkan masing-masing larutan kerja tersebut ke dalam erlenmeyer 250 ml.

3.6.2.4. Prosedur Analisadan Pengoprasian Inductively Couple Plasma

3.6.2.4.1. Prosedur Analisa

1. Atur alat ICP dan optimalkan sesuai dengan petunjuk penggunaan alat untuk pengujian kadar raksa. 2. Isapkan larutan baku dan larutan sampel satu per satu ke dalam alat ICP melalui pipa injeksi alat. 3. Catat konsentrasi masing-masing sampel yang terbaca di layar computer.

3.6.2.4.2. Pengoprasian Inductively Couple Plasma ICP

1. Alirkan gas argon, tunggu sekitar 3 menit untuk memastikan aliran sudah stabil. 2. Hidupkan komputer, pilih program ICP Expert. 3. Hidupkan water chiller, tunggu sampai tempratur stabil menunjukkan angka 19-20 ºC. 4. Lakukan kalibrasi panjang gelombang komplit, pilih parameter yang akan diperiksa dan jumlah sampel beserta standar melalui menu yang ada di komputer. 5. Hidupkan plasma, tunggu sekitar 3 menit untuk memastikan plasma sudah stabil. Universitas Sumatera Utara 6. Tekan STAR ANALYSIS. 7. Celupkan slang ICP ke dalam masing-masing larutan sampel sesuai perintah yang muncul di layar komputer. 8. Konsentrasi sampel akan terbaca di layar komputer. 9. Setelah analisis selesai, matikan alat, komputer, dan water chiller.

3.7. Definisi Operasional

1. Air Sumur adalah air tanah yang digunakan oleh masyarakatDesa Simalagi Kecamatan Huta Bargot untuk keperluan sehari-hari. 2. Air Sungai adalah air Sungai Simalagi yang digunakan oleh masyarakat Desa Simalagi Kecamatan Huta Bargot untuk keperluan sehari-hari. 3. Masyarakat Pengguna adalah masyarakat Desa Simalagi Kecamatan Huta Bargot yang menggunakan air sumur atau air sungai Simalagi untuk keperluan sehari-hari. 4. Keluhan Kesehatan adalah keluhan yang dirasakan oleh masyarakat Desa Simalagi Kecamatan Huta Bargot akibat menggunakan air sumur atau air sungai Simalagi untuk keperluan sehari-hari. 5. Pemeriksaan Laboratorium adalah pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan BTKL-PPM Medan untuk mengetahui kadar Hg pada air sumur masyarakat dan air sungai Simalagi dengan menggunakan Inductively Couple Plasma ICP. 6. Memenuhi syarat adalah apabila tidak ditemukan merkuri Hg di dalam sampel air atau jumlahnya belum melampaui batas maksimum cemaran logam pada air sumur menurut Permenkes Republik Indonesia No.416 Tahun 1990, Universitas Sumatera Utara standar kandungan merkuri di dalam air yang aman adalah 0,001 mgL dan pada air sungai menurut Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001, standar kandungan merkuri di dalam air yang aman adalah 0,001 mgL. 7. Tidak memenuhi syarat adalah apabila ditemukan merkuri Hg di dalam sampel air atau jumlahnya melampaui batas maksimum cemaran logam pada air sumur menurut Permenkes Republik Indonesia No.416 Tahun 1990, standar kandungan merkuri di dalam air yang aman adalah 0,001 mgL dan pada air sungai menurut Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001, standar kandungan merkuri di dalam air yang aman adalah 0,001 mgL.

3.8. Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program komputer kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Data dari hasil penelitian yang di dapat melalui uji laboratorium dibandingkan dengan baku mutu yang ada. Hasil pemeriksaan air sumur di laboratorium dibandingkan dengan Permenkes RI No. 416 Tahun 1990 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Apabila kandungan merkuri di dalam air sumur masyarakat 0,001 mgL maka air tersebut tidak memenuhi syarat, dan apabila kandungan merkuri ≤ 0,001 mgL maka air tersebut dikatakan memenuhi syarat. Hasil pemeriksaan air sungai di laboratorium dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Apabila kandungan merkuri di dalam air sungai 0,001 mgL maka air tersebut tidak memenuhi syarat, dan apabila kandungan merkuri ≤ 0,001 mgL maka air tersebut dikatakan memenuhi syarat. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Huta Bargot merupakan pemekaran dari Kecamatan Panyabungan Utara setelah diterbitkannya Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2007 dengan ibukota kecamatan adalah Desa Bangun Sejati. Kecamatan Huta Bargot memiliki luas wilayah ± 116,21 Km 2 atau 11.620,97 Ha dengan topografi dataran bergelombang sampai berbukit Profil Kecamatan Pemekaran di Kabupaten Mandailing Natal, 2007. Kecamatan Huta Bargot memiliki 14 desa dengan luas wilayah masing- masing diuraikan sebagai berikut : 1. Huta Bargot Dolok ± 1.871,92 Ha 2. Huta Bargot Nauli ± 3.409,05 Ha 3. Pasar Huta Bargot ± 109,76 Ha 4. Bangun Sejati ± 159,65 Ha 5. Huta Bargot Lombang ± 127,07 Ha 6. Huta Bargot Setia ± 1.087,36 Ha 7. Sabapadang ± 112,07 Ha 8. Mondan ± 227,60 Ha 9. Sayur Maincat ± 1.385,24 Ha 10. Simalagi ± 1.704,52 Ha Universitas Sumatera Utara 11. Hutarimbaru ± 109,78 Ha 12. Kumpulan Setia ± 159,62 Ha 13. Hutanaingkan ± 109,76 Ha 14. Binanga ± 159,64 Ha

4.1.1. Geografi

Batas wilayah Kecamatan Huta Bargot adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara : Kecamatan Naga Juang b. Sebelah Selatan : Kecamatan Panyabungan Barat c. Sebelah Barat : Kecamatan Muara Batang Gadis d. Sebelah Timur : Kecamatan Panyabungan Utara Ketinggian tanah dari permukaan laut bervariasi yaitu di sebelah timur dengan ketinggian 100-500 meterdi atas permukaan laut seluas ± 4.798,56 Ha dan merupakan daerah pemukiman, ketinggian 500-1000 meter di atas permukaan laut dengan luas ± 5.596,32 Ha dan ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut terletak di sebelah barat dengan luas ± 1.226,10 Ha Profil Kecamatan Pemekaran di Kabupaten Mandailing Natal, 2007.

4.1.2. Gambaran Kependudukan

Dari data yang diperoleh dari kantor Camat Huta Bargot yaitu data penduduk tahun 2011 adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Data Jumlah Penduduk Kecamatan Huta Bargot Tahun 2011 No Desa Jumlah Laki-laki Jumlah Perempuan Jumlah Jiwa Jumlah KK 1 Huta Bargot Dolok 202 233 435 138 2 Huta Bargot Nauli 479 474 953 270 3 Pasar Huta Bargot 209 198 407 98 4 Bangun Sejati 282 271 553 109 5 Huta Bargot Lombang 233 292 525 192 6 Huta Bargot Setia 212 219 431 84 7 Mondan 166 158 324 75 8 Sayur Maincat 197 232 429 94 9 Simalagi 162 157 319 74 10 Hutarimbaru 157 152 309 68 11 Kumpulan Setia 185 208 393 75 12 Hutanaingkan 144 143 287 76 13 Binanga 182 216 398 90 14 Sabapadang ⃰ Jumlah 2.810 2.953 5.763 1.443 ⃰ Masih bergabung dengan desa induk Sumber : Kecamatan Huta Bargot Dalam Angka Tahun 2011 Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa jumlah penduduk Kecamatan Huta Bargot adalah sebanyak 1.443 kepala keluarga atau 5.763 jiwa, yang terdiri atas 2.810 laki-laki dan 2.953 perempuan. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Distribusi 10 Penyakit Terbesar di Kecamatan Huta Bargot Tahun 2011 No Penyakit Jumlah Penderita 1 Malaria Klinis 1202 2 ISPA 1159 3 Malaria 416 4 Diare 367 5 Rinitis Alergi 232 6 Hipertensi 217 7 Bronkhitis 193 8 Dermatitis 103 9 Gastro Entritis 93 10 Asma 77 Sumber : Data Puskesmas Huta Bargot 2011 Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa penyakit terbanyak yang diderita masyarakat Kecamatan Huta Bargot adalah Malaria klinis, yaitu sebanyak 1202 orang. Dan yang paling sedikit adalah asma, yaitu 77 orang. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Distribusi 10 Penyakit Terbesar di Desa Simalagi Kecamatan Huta Bargot Bulan Januari-April 2012 No Penyakit Jumlah Penderita 1 ISPA 11 2 Malaria Klinis 10 3 Hipertensi 8 4 Diare 7 5 Furunkel 6 6 Anemia 5 7 Dermatitis 5 8 Bronkhitis 4 9 Conjungtivitis 4 10 Stomatitis 3 Sumber : Data Puskesmas Huta Bargot 2012 Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa penyakit terbanyak yang diderita masyarakat Desa Simalagi adalah ISPA, yaitu sebanyak 11 orang. Dan yang paling sedikit adalah stomatitis, yaitu 3 orang.

4.2. Hasil Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di Desa Simalagi Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal terhadap kandungan merkuri Hg air sumur masyarakat dan air Sungai Simalagi serta keluhan kesehatan akibat adanya penambangan emas tradisional. Universitas Sumatera Utara 4.2.1. Karakteristik Penduduk Desa Simalagi Berdasarkan Kuesioner Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Cara Memperoleh Sumber Air Yang Digunakan Untuk Keperluan Sehari-hari di Desa Simalagi Tahun 2012 No Sumber Air Jumlah Persentase 1 Air Sumur 64 86,5 2 Air Sumur dan Air Sungai Simalagi 10 13,5 Jumlah 74 100,0 Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa responden memperoleh sumber air untuk keperluan sehari-hari paling banyak berasal dari air sumur yaitu 64 orang 86,5 , sedangkan yang paling sedikit berasal dari air sumur dan air Sungai Simalagi yaitu 10 orang 13,5 . Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Menggunakan Sumber Air di Desa Simalagi Tahun 2012 No Lama Menggunakan Sumber Air Menggunakan Air Sumur Menggunakan Air Sumur dan Air Sungai Jumlah Persentase 1 5 tahun 4 4 5,4 2 10 tahun 60 10 70 94,6 Jumlah 64 10 74 100,0 Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa lama responden menggunakan air sumur sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari 5 tahun ada 4 orang dan 10 tahun ada 60 orang, sedangkan lama responden menggunakan air sumur dan air sungai sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari semua 10 tahun yaitu 10 orang. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Sumber Air Untuk Keperluan Sehari-hari di Desa Simalagi Tahun 2012 No Keperluan Sehari-hari Menggunakan Air Sumur Menggunakan Air Sumur dan Air Sungai Jumlah Persentase 1 Mandi, Cuci, dan Minum 64 10 74 100,0 Jumlah 64 10 74 100,0 Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa seluruh responden menggunakan sumber air untuk keperluan mandi, cuci, dan minum. Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Penggunaan Sumber Air di Desa Simalagi Tahun 2012 No Keperluan Sehari-hari Menggunakan Air Sumur Menggunakan Air Sumur dan Air Sungai Jumlah Persentase 1 Setiap Hari 64 10 74 100,0 Jumlah 64 10 74 100,0 Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa seluruh responden setiap hari menggunakan sumber air untuk keperluan sehari-hari. Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Kesehatan Yang Dirasakan Karena Menggunakan Sumber Air di Desa Simalagi Tahun 2012 No Keluhan Kesehatan Jumlah Persentase 1 Ya 0,0 2 Tidak 74 100,0 Jumlah 74 100,0 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa seluruh responden 100,0 tidak merasakan keluhan kesehatan karena menggunakan sumber air tersebut. 4.2.2. Hasil Pemeriksaan Kandungan Merkuri Hg Pada Air Sumur Masyarakat dan Air Sungai Simalagi di Desa Simalagi Kecamatan Huta

Dokumen yang terkait

Risiko keracunan Merkuri (Hg) pada pekerja Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di desa Cisarua Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor Tahun 2013

3 46 164

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Penambangan Emas Tradisional Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

3 11 100

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Penambangan Emas Tradisional Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

0 0 14

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Penambangan Emas Tradisional Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

0 0 2

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Penambangan Emas Tradisional Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

0 2 7

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Penambangan Emas Tradisional Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

0 1 30

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Penambangan Emas Tradisional Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Air Bersih - Analisa Merkuri (Hg) pada Air Sumur Masyarakat dan Air Sungai Simalagi Akibat Penambangan Emas Tradisional di Desa Simalagi Kecamatan Huta Bargot Tahun 2012

0 2 47

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisa Merkuri (Hg) pada Air Sumur Masyarakat dan Air Sungai Simalagi Akibat Penambangan Emas Tradisional di Desa Simalagi Kecamatan Huta Bargot Tahun 2012

0 0 7

Analisa Merkuri (Hg) pada Air Sumur Masyarakat dan Air Sungai Simalagi Akibat Penambangan Emas Tradisional di Desa Simalagi Kecamatan Huta Bargot Tahun 2012

0 4 13