Struktur modal yang optimal menurut Martono 2002 ialah “struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal
keseluruhan atau biaya modal rata-rata, sehingga akan memaksimalkan nilai perusahaan.”
2.1.1.3. Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Empat faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modalmenurut Brigham 2001 : 16 , yaitu:
1. Risiko bisnis, atau tingkat risiko yang terkandung dalam operasi
perusahaan apabila ia tidak menggunakan utang. 2.
Posisi Pajak perusahaan. Alasan utama menggunakan utang adalah karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam penghitungan pajak,
sehingga menurunkan biaya utang yang sesungguhnya. Akan tetapi, jika sebagian besar dari pendapatan perusahaan telah terhindar dari
pajak,karena penghitungan penyusutan, bunga yang beredar saat ini, atau kerugian pajak yang dikompensasi kemuka, maka tambahan utang
tidakbanyak memberi manfaat sebagaimana yang dirasakan perusahaan dengan tarif pajak efektif yang lebih tinggi.
3. Fleksibilitas keuangan, atau kemampuan untuk menambah modal
dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan yang memburuk. Para manajer dana perusahaan mengetahui bahwa penyediaan modal yang
mantap diperlukan untuk operasi yang stabil, yang merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan jangka panjang. Dalam keadaaan
perekonomian yang sulit, atau bila perusahaan menghadapi kesuitan operasi, para pemilik modal lebih suka menanamkan modalnya pada
perusahaan dengan posisi neraca yang baik .
4. Konservatisme atau agresivitas manajemen. Sebagian manajer lebih
agresif dari yang lain, sehingga sebagian perusahaan lebih cenderung menggunakan utang untuk meningkatkan laba.
Sementara itu, menurut Brigham 2001 : 39 mengemukakan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan struktur
pendanaan yang akan dijelaskan oleh peneliti yang antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1. Stabilitas Penjualan
Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang
lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Perusahaan umum, karena permintaan atas produk atau jasanya
stabil, secara historis mampu menggunakan lebih banyak leverage keuangan daripada perusahaan industri. Penjelasan tersebut
memperlihatkan stabilitas penjualan sangat berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Jika perusahaan telah stabil maka pemilihan sumber
pendanaan melalui utang akan menjadi lebih baik.
2. Struktur Aktiva
Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang. Aktiva
multiguna yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan merupakan jaminan yang baik, sedangkan aktiva yang hanya digunakan untuk tujuan
tertentu tidak begitu baik untuk dijadikan jaminan. Karena itu, perusahaan real estate biasanya mempunyai leverage yang tinggi, sedangkan
perusahaan yang terlibat dalam penelitian teknologi tidak demikian. Penjelasan tersebut memperlihatkan struktur aktiva mempengaruhi struktur
modal yang dimiliki perusahaan.
3. Tingkat Pertumbuhan
Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal. Lebih jauh lagi,biaya
pengembangan untuk penjualan saham biasa lebih besar daripada biaya untuk penerbitan surat utang, yang mendorong perusahaan
untuk lebih banyak mengandalkan utang. Namun, pada saat yang sama perusahaan yang tumbuh dengan pesat sering menghadapi
ketidakpastian yang lebih besar, yang cenderung mengurangi keinginannya untuk menggunakan utang. Tingkat pertumbuhan yang tinggi
cenderung memperlihatkan pemilihan bagaimana modal yang ada di perusahaan di diperoleh.
4. Leverage Operasi
Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan dengan leverage operasi yang lebih kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage
keuangan karena ia akan mempunyai risiko bisnis yang lebih kecil.
5. Profitabilitas
Seringkali pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan utang yang
Relatif kecil. Meskipun tidak ada pembenaran teoritis mengenai hal ini, namun penjelasan praktis atas kenyataan ini adalah bahwa
perusahaan yang menguntungkan, seperti Intel, Microsoft dan Coca Cola memang tidak memerlukan banyak pembiayaan dengan utang. Tingkat
pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan mereka dengan dana yang
dihasilkan secara internal. Profitabilitas perusahaan yang tinggi akan memperlihatkan pemilihan struktur modal dengan modal sendiri menjadi
Universitas Sumatera Utara
lebih baik daripada menggunakan sumber dana melalui hutang 6.
Pajak Bunga merupakan beban yang dapat dikurangi untuk tujuan
perpajakan dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan yang terkena tarif pajak yang tinggi. Karena itu, makin tinggi tarif pajak
perusahaan, makin besar manfaat penggunaan utang. Semakin tinggi sumber penggunaan dana melalui hutang maka pajak yang dibayar oleh
perusahaan akan semakin kecil sehingga beban pajak menjadi lebih rendah. Hal tersebut jelas akan sangat menguntungkan bagi perusahaan.
7. Pengendalian
Pengaruh utang lawan saham terhadap posisi pengendalian manajemen dapat mempengaruhi struktur pendanaan. Apabila manajemen saat ini
mempunyai hak suara untuk mengendalikan perusahaan mempunyai lebih dari 50 persen tetapi sama sekali tidak diperkenankan untuk
membeli saham tambahan, mereka mungkin akan memilih utang untuk pembiayaan baru. Di lain pihak, manajemen mungkin
memutuskan untuk menggunakan ekuitas jika kondisi keuangan perusahaan sangat lemah sehingga penggunaan utang dapat membawa
perusahaan pada risiko kebangkrutan, karena jika perusahaan jatuh bangkrut,para manajer tersebut akan kehilangan pekerjaan.
Penjelasan tersebut mempertegas bagaimana pengendalian menentukan struktur modal yang akan digunakan oleh perusahaan sehingga dapat
membantu perusahaan untuk menjalankan aktivitasnya dengan lebih baik.
8. Sikap Manajemen
Karena tak seorang pun dapat membuktikan bahwa struktur pendanaan yang satu akan membuat harga saham lebih tinggi
daripada struktur pendanaan lainnya, manajemen dapat melakukan pertimbangan sendiri terhadap struktur pendanaan yang tepat.
Sejumlah manajemen cenderung lebih konservatif daripada manajemen lainnya, sehingga menggunakan jumlah utang yang lebih kecil
daripada rata-rata perusahaan dalam industry yang bersangkutan,sementara manajemen lainnya lebih cenderung
menggunakan banyak utang dalam usaha mengejar laba yang lebih tinggi. Sikap manajemen yang berbeda akan membentuk struktur modal
yang berbeda juga
9. Sikap Pemberi Jaminan dan Lembaga Penilai Peringkat
Tanpa memperhatikan analisis para manajer atas faktor-faktor leverage yang tepat bagi perusahaan mereka, sikap para pemberi
pinjaman dan perusahaan penilai peringkat rating agency seringkali mempengaruhi keputusan struktur keuangan. Dalam
sebagian besar kasus, perusahaan membicarakan struktur pendanaannya dengan pemberi pinjaman dan lembaga penilai
peringkat serta sangat memperhatikan masukan yang diterima. Misalnya, sebuah perusahaan umum yang besar diberitahu oleh
Moody dan Standar Poor bahwa obligasinya akan terkena penurunan peringkat apabila Perum tersebut menerbitkan lebih banyak
Universitas Sumatera Utara
obligasi. Ini mempengaruhi keputusannya untuk membiayai perluasan usahanya dengan saham biasa. Penjelasan tersebut melihatkan jaminan
memiliki pengaruh khusus terhadap pemilihan sumber dana perushaan tersebut.
10. Kondisi Pasar
Kondisi di pasar saham dan obligasi mengalami perubahan jangka panjang dan pendek yang dapat sangat berpengaruh terhadap
struktur pendanaan perusahaan yang optimal. Misalnya, selama situasi kacaunya kredit di AS, pasar obligasi bernilai rendah junk
bonds kosong, dan tidak adanya pasar dengan tingkat suku bunga yang “wajar” untuk obligasi jangka panjang yang baru dengan peringkat
di bawah 3B. penjelasan memperlihatkan bahwa perusahaan berperingkat rendah yang membutuhkan modal terpaksa beralih ke pasar saham atau
pasar utang jangka pendek, tanpa memperdulikan struktur pendanaan yang ditargetkan. Tetapi,setelah keadaan membaik,
perusahaan ini dapat menjual obligasi untuk mengembalikan struktur pendanaan yang ditargetkan semula. Kondisi pasar perusahaan yang
berubah-ubah harus selalui diikuti dengan perubahan struktur modalnya
11. Kondisi Internal Perusahaan
Kondisi internal perusahaan juga berpengaruh terhadap struktur pendanaan yang ditargetkan. Misalnya, andaikan suatu perusahaan
baru saja menyelesaikan program litbangnya dan perusahaan tersebut meramalkan laba yang lebih tinggi dalam waktu dekat.
Namun, kenaikan laba tersebut belum diantisipasi oleh investor, karena belum tercermin dalam harga saham. Ia lebih menyukai
pembiayaan dengan utang sampai kenaikan laba tersebut terealisasi dan tercermin pada harga saham. Kemudian, pada saat itu perusahaan
akan menerbitkan saham biasa, melunasi utang, dan kembali pada struktur pendanaan yang ditargetkan. Seperti halnya kondisi pasar,
perusahaan juga harus mengikuti kondisi internal perusahaan mereka tersebut.
12. Fleksibilitas Keuangan
Jika dipandang dari sudut pandang operasional, mempertahankan fleksibilitas keuangan berarti mempertahankan kapasitas cadangan yang
memadai.Menentukan kapasitas yang memadai tersebut bersifat pertimbangan tetapi hal itu jelas bergantung pada beberapa faktor
termasuk ramalan kebutuhan dana perusahaan, ramalan kondisi pasar modal, keyakinan manajemen atas ramalannya,dan berbagai akibat dari
kekurangan modal. Penjelasan tersebut memperlihatkan faktor-faktor yang ada harus selalu diperhatikan dalam menjaga fleksibilitas keuangan
sehingga struktur modal yang dimilikinya tetap sesuai dengan keadaan dan menjadi lebih baik serta menguntungkan bagi perusahaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.4. Debt to Equity Ratio