Gross Profit Margin GPM Operating Profit Margin OPM Return On Assets ROA Return On Equity ROE Tinjauan Penelitian Terdahulu

Apabila perusahaan memiliki profitabilitas yang tinggi, maka perusahaan akan lebih banyak menggunakan pendanaan dari dalam perusahaan. Karena jika profitabilitas semakin tinggi, maka perusahaan dapat menyediakan laba ditahan dalam jumlah yang lebih besar sehingga penggunaan hutang dapat ditekan.

2.1.4.2. Pengukuran Profitability

Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat profitability suatu perusahaan. Menurut Wild, et al 2005:42 penilaian profitabilitas yang akan dikemukakan adalah dengan menghubungkan antara keutungan dengan tingkat penjualan yang dicapai oleh suatu perusahaan dan jumlah aktiva dalam periode tertentu, yaitu:

a. Gross Profit Margin GPM

Gross Profit Margin merupakan persentase dari laba kotor dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi gross profit margin, maka semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal itu menunjukkan bahwa cost of goods sold relatif rendah dibandingkan dengan penjualan. Sebaliknya, semakin rendah gross profit margin, semakin kurang baik operasi perusahaan. Gross profit margin dapat dihitung dengan formula sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara

b. Operating Profit Margin OPM

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba operasi. Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak. Operating profit margin dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

c. Return On Assets ROA

Return On Assets adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia. Semakin tinggi rasio ini, dapat dikatakan semakin baik pula keadaan perusahaan. Return On Assets ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

d. Return On Equity ROE

Retum on equity ROE adalah suatu rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya tingkat pendapatan yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Secara umum, semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin tinggi tingkat penghasilan yang diperoleh para pemegang sahampemilik perusahaan. Return on equity ROE dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara

e. Net Profit Margin NPM

Net profit margin adalah rasio antara laba bersih net profit dengan penjualan sales. Net profit di sini adalah sisa dari hasil penjualan setelah seluruh biaya-biaya dikurangi termasuk bunga dan pajak. Rasio ini mengukur besarnya laba bersih yang dicapai oleh perusahaan dari penjualan yang telah dilakukan. Net profit margin dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Rasio laba bersih ini akan semakin baik jika semakin tinggi. Tetapi hal ini belum dapat dijadikan ukuran yang representatif untuk menilai sukses tidaknya perusahaan, sebab laba yang diperoleh itu harus dibandingkan dengan besarnya jumlah dana yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah Net profit margin. Menurut Bambang Riyanto 2001:39 besar kecilnya Profit Margin ditentukan oleh dua faktor yaitu : Besar kecilnya profit margin pada setiap transaksi sales ditentukkan oleh 2 faktor, yaitu net sales dan laba usaha. Besar kecilnya laba usaha atau net operating income tergantung kepada pendapatan dari penjualan sales dan besarnya biaya usaha operating expenses. Dengan jumlah operating expenses tertentu profit margin dapat diperbesar dengan memperbesar sales, atau dengan jumlah sales tertentu profit margin dapat diperbesar dengan menekan atau memperkecil operating expenses. Dengan demikian maka ada 2 alternatif dalam usaha untuk memperbesar profit margin, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Dengan menambah biaya usaha operating expenses sampai tingkat tertentu diusahakan tercapainya tambahan sales yang sebesar- besarnya, atau dengan kata lain, tambahan sales harus lebih besar daripada tambahan operating expenses. Perubahan besarnya sales dapat dapat disebabkan karena perubahan harga per unit apabila volume sales dalam unit sudah tertentu tetap, atau disebabkan karena bertambahnya luas penjualan dalam unit kalau tingkat harga penjualan per unit produk sudah tertentu. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa pengertian menaikkan tingkat sales di sini dapat berarti memperbesar pendapatan dari sales dengan jalan: a. Memperbesar volume sales perunit pada tingkat harga penjualan tertentu atau, b. Menaikkan harga penjualan per unit produk pada luas sales dalam unit tertentu. 2. Dengan mengurangi pendapatan dari sales sampai tingkat tertentu diusahakan adanya pengurangan operating expenses yang sebesar- besarnya, atau dengan kata lain mengurangi biaya usaha relatif lebih besar daripada berkurangnya pendapatan dari sales. Meskipun jumlah sales selama periode tertentu berkurang, tetapi oleh karena disertai dengan berkurangnya operating expenses yang lebih sebanding maka akibatnya ialah bahwa profit marginnya makin besar.

2.1.5. Tangibility Struktur Aktiva

Menurut Lukman Syamsuddin 2007:9, “Struktur aktiva merupakan susunan penyajian aktiva dalam rasio tertentu dari laporan keuangan yang nampak pada neraca sebelah debet yang menggolongkan aktiva dalam perbandingan tertentu untuk mengetahui berapa besarnya aktiva tertentu dibandingkan dengan total aktiva yang dimiliki”. Menurut Bambang Riyanto 2008:19, “Struktur aktiva terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar adalah aktiva yang habis dalam satu kali berputar dalam proses produksi, dan proses perputarannya adalah dalam jangka waktu yang pendek umumnya kurang dari satu tahun”. Universitas Sumatera Utara Menurut J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham 2005:175, struktur aktiva adalah perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva. Perusahaan yang memiliki jaminan atas hutang dalam jumlah besar lebih dipercaya oleh investor karena apabila perusahaan mengalami kebangkrutan, maka aktiva tetap yang tersedia dapat digunakan untuk melunasi hutang yang dimiliki perusahaan. Aktiva tetap merupakan aktiva yang masa manfaat lebih dari satu tahun, sehingga penanam modal dalam aktiva tetap merupakan investasi jangka panjang. Dalam menentukan alokasi struktur aktiva yang tepat bagi perusahaan dibutuhkan kemampuan manajer dalam menganalisa keadaan-keadaan pada masa lalu, serta estimasi-estimasi keadaan perusahaan di masa mendatang, serta dihubungkan dengan tujuan jangka panjang perusahaan. Penentuan berapa besarnya jumlah alokasi untuk masing-masing komponen aktiva akan mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menjamin besarnya aktiva yang dimiliki oleh perusahaan atas pinjaman yang dilakukannya. Kebanyakan perusahaan yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap, akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanent yaitu modal sendiri, sedangkan hutang bersifat pelengkap. Perusahaan yang sebagian besar dari aktivanya terdiri atas aktiva lancar akan mengutamakan kebutuhan dananya dengan hutang. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur struktur aktiva yaitu: Universitas Sumatera Utara

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berhubungan dengan struktur modal telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya, sehingga terdapat beberapa point penting hasil dari penelitian sebelumnya dan dapat dijadikan dasar dalam penelitian ini. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu mengenai struktur modal Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti dan tahun Penelitian Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian 1. Manatap Situmorang 2006 Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Variabel independen : struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan Variable dependen: Struktur Modal - Struktur aktiva secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal - Profitabilitas dan ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal - Struktur aktiva, profitabilitas dan ukuran perusahaan secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal 2. Azlan Hafitz 2007 Pengaruh Firm Size, Growth Opportunity, Liquidity, dan Profitability terhadap Struktur Modal pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI Variabel independen : firm size, growth opportunity, liquidity, profitability Variabel dependen: Struktur Modal - Secara parsial bahwa firm size, growth opportunity tidak berpengaruh terhadap struktur modal. - Secara parsial bahwa liquidity, profitabilityberpen garuh terhadap struktur modal. Universitas Sumatera Utara Sumber : diolah oleh peneliti, 2013 3. Imelda Sinaga 2008 Pengaruh Profitability, Firm Size, Business Risk dan Asset Tangibility Terhadap Struktur Modal Pada Sektor Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2008 Variabel independen : Profitability, firm size, business risk, asset tangibility Variabel dependen: Struktur Modal - Profitability terbukti berpengaruh signifikan dan negatif terhadap struktur modal - Firm size, Business risk, Asset tangibility tidak berpengaruh terhadap struktur modal 4. Lidia Simanjuntak 2008 Pengaruh Struktur Aset, Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan Dan Umur Perusahaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Variable independen : Struktur Aset, Pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan Variabel dependen: Struktur Modal - Struktur aset,ukuran perusahaan, umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal - Pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal 5. Seftianne dan Handayani 2011 Faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur Variabel independen:Ukura n perusahaan, risiko bisnis, likuiditas, struktur aktiva, profitabilitas, kepemilikan manajerial, dan growth opportunity Variabel dependen: Struktur modal - Growth opportunity dan ukuran perusahaan beperngaruh terhadap struktur modal. - Risiko bisnis, likuiditas, struktur aktiva, dan profitabilitas, kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Universitas Sumatera Utara Md. Faruk Hossaain dan Prof. Dr. Md. Ayub Ali melakukan penelitian dalam jurnalnya yang berjudul “Impact of Firm Specific Factors on Capital Structure Decision: An Empirical Study of Bangladeshi Companies”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu: profitability, tangibility, non-debt tax shield, growth opportunity, liquidity, size, earning volatility, dividen payment, managerial ownership, industry classification. Variabel dependennya adalah struktur modal yang diukur dengan leverage. Hasil penelitian menunjukkan profitability, tangibility, non-debt tax shield, growth opportunity, liquidity, size, earning volatility, dividen payment, managerial ownership, industry classification simultan berpengaruh signifikan dan negatif terhadap struktur modal yang diukur dengan leverage. Sedangkan secara parsial, masing-masing variabel profitability, tangibility, growth opportunity, liquidity berpengaruh terhadapstruktur modal yang diukur dengan leverage 2.3. Kerangka Konseptual Menurut Indriyantoro dan Supomo 2002, kerangka konseptual merupakan dasar pemikiran peneliti untuk dikomunikasikan dengan orang lain sehingga hasilnya dapat dimengerti oleh orang lain dan memungkinkan untuk direplikasi atau diekstensi oleh peneliti yang lain. Berdasarkan penjelasan diatas maka pengaruh growth opportunity, liquidity, profitability, tangibility terhadap Struktur modal yang diukur dengan Debt to Equity Ratio DER dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Sumber : diolah oleh peneliti 2013 Gambar 2.1 Kerangka konseptual Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterikatan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis. Dalam penelitian ini variabel independen adalah growth opportunity, liquidity, profitability dan tangibility sedangkan variabel dependennya adalah struktur modal perusahaan manufaktur. Growth opportunity digunakan untuk mengukur pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Perusahaan-perusahaan yang diprediksi akan mengalami pertumbuhan tinggi di masa yang akan datang lebih memilih memperoleh dana untuk mendanai operasional perusahaan dengan menggunakan saham. Sebaliknya perusahaan yang diprediksi akan mengalami peluang pertumbuhan yang rendah akan lebih banyak menggunakan utang jangka panjang. STRUKTUR MODAL Growth Opportunity Liquidity H1 H2 H3 H4 Profitability Tangibility H5 Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu growth opportunity akan mempengaruhi keputusan perusahaan dalam menentukan alokasi struktur modal yang tepat bagi perusahaan. Liquidity adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan didalam membayar hutang jangka pendek yang harus segera diselesaikan. Tingkat kepercayaan kreditur akan semakin besar terhadap perusahaan yang dapat segera mengembalikan utang jangka pendeknyasehingga semakin mudah bagi perusahaan untuk menentukan struktur modalmenggunakan hutang yang diperoleh dari kreditur atau dengan menggunakan dana internal perusahaan. Profitability menjelaskan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh pengembalian return yang didapat dari investasi yang ditanamkan oleh perusahaan. Semakin besar tingkat pengembalian yang didapat dari investasi yang ditanamkan maka penggunaan hutang relatif kecil Brigham dan Weston, 2005. Tingkat pengembalian yang tinggi dari investasi yang ditanamkan perusahaan menyebabkan perusahaan lebih memilih menggunakan dana internal perusahaan untuk membiayai sebagian besar pendanaannya dibandingkan memperoleh dana dengan menggunakan hutang yang diperoleh dari pihak lain. Sehingga seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh return akan mempengaruhi keputusan perusahaan dalam menentukan struktur modal. Tangibility mmerupakan rasio yang menjelaskan perbandingan antara jumlah aktiva tertentu dengan total aktiva yang dimiliki. Sebuah perusahaan yang memiliki aktiva tetap jangka panjang yang tinggi akan lebih memprioritaskan penggunaan hutang jangka panjang. Sedangkan bagi perusahaan yang bergantung Universitas Sumatera Utara terhadap aktiva lancarnya misalnya persediaan barang dagang sebagai komponen penting dalam operasional perusahaan, tidak bergantung terhadap hutang jangka panjang dan akan lebih memilih menggunakan hutang jangka pendek. Oleh karena itu, struktur aktiva yang dimiliki perusahaan akan mempengaruhi keputusan perusahaan dalam menggunakan jenis hutang yang digunakan pada struktur modal perusahaan.

2.4. Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Firm Size, Growth Opportunity, Liquidity, Dan Profitability Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bei

1 55 90

Pengaruh Growth Opportunity, Profitabilitas, dan Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 13 133

PENGARUH FIRM SIZE, GROWTH OPPORTUNITY, LIQUIDITY dan PROFITABILITY TERHADAP STRUKTUR Pengaruh Firm Size, Growth Opportunity, Liquidity dan Profitability Terhadap Struktur Modal Perusahaan ( Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur "Food and Beverages" di

0 2 14

Pengaruh Growth Opportunity, Profitabilitas, dan Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Pengaruh Growth Opportunity, Profitabilitas, dan Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Growth Opportunity, Profitabilitas, dan Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 13

Pengaruh Growth Opportunity, Profitabilitas, dan Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 23

Pengaruh Growth Opportunity, Profitabilitas, dan Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 4

Pengaruh Growth Opportunity, Profitabilitas, dan Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

SKRIPSI PENGARUH GROWTH OPPORTUNITY, LIQUIDITY, PROFITABILITY, DAN TANGIBILITY TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 12