2.7.2. Pencegahan Tingkat Kedua Secondary Prevention
Pencegahan tingkat kedua merupakan diagnosa dini dan upaya manusia dalam mengobati orang yang telah sakit agar sembuh, menghambat progresifitas penyakit,
menghindarkan komplikasi, dan mengurangi ketidakmampuan. Adapun tindakan-tindakan yang dilakukan dalam pencegahan sekunder yaitu:
a. Bukan pneumonia Bukan pneumonia mencangkup kelompok pasien balita dengan batuk yang
tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi napas dan tidak menunjukkan adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke arah dalam.
Contohnya adalah common cold, faringitis, tonsilitis, dan otitis. Jika anak sakit, anak tidak perlu diberikan obat antibiotik tetapi cukup diberikan
perawatan di rumah. Untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan.
b. Pneumonia a. Pneumonia didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernapas.
Diagnosa gejala ini berdasarkan umur. Batas frekuensi napas cepat pada anak berusia dua bulan sampai 1 tahun adalah 50 kali per menit dan untuk anak
usia 1 sampai 5 tahun adalah 40 kali per menit. Jika anak sakit sebaiknya diberi obat antibiotik melalui mulut. Pilihan obatnya Kotrimoksasol, jika
terjadi alergitidak cocok dapat diberikan Amoksilin, Penisilin, Ampisilin. c. Pneumonia berat
Pnumonia berat didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernapas disertai sesak napas atau tarikan dinding dada bagian bawah ke arah dalam
Universitas Sumatera Utara
chest indrawing pada anak berusia dua bulan sampai 5 tahun. Untuk anak berusia 2 bulan, diagnosis pneumonia berat ditandai dengan adanya napas
cepat yaitu frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali per menit atau lebih, atau adanya tarikan yang kuat pada dinding dada bagian bawah ke arah dalam
severe chest indrawing. Bila tanda-tanda diatas terjadi pada anak, anak segera dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik melalui jalur infus, diberi
oksigen dan sebagainya.
2.7.3. Pencegahan Tingkat Ketiga Tertiary Prevention