Epidemiologi Penyakit ISPA 1. Distribusi Penyakit ISPA Distribusi Penyakit ISPA Berdasarkan Orang Distribusi Penyakit ISPA Berdasarkan Tempat Manusia 1. Umur

c. Pneumonia berat Pnumonia berat didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernapas disertai sesak napas atau tarikan dinding dada bagian bawah ke arah dalam chest indrawing pada anak berusia dua bulan sampai 5 tahun. Untuk anak berusia 2 bulan, diagnosis pneumonia berat ditandai dengan adanya napas cepat yaitu frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali per menit atau lebih, atau adanya tarikan yang kuat pada dinding dada bagian bawah ke arah dalam severe chest indrawing. 2.6. Epidemiologi Penyakit ISPA 2.6.1. Distribusi Penyakit ISPA

a. Distribusi Penyakit ISPA Berdasarkan Orang

Infeksi saluran napas merupakan 40 penyebab penyakit pada anak dibawah 5 tahun dan sebagian besar disebabkan oleh virus. Virus yang sama dapat menyebabkan infeksi pada anggota keluarga lain dengan cara berbeda tetapi pada bayi cenderung lebih berat. Karena kekebalan pasif yang diturunkan dari ibu kepada bayi berkurang dalam beberapa bulan, bayi usia 6-9 bulan menjadi rentan terhadap infeksi. 14 Berdasarkan hasil penelitian Gulo di Kabupaten Nias tahun 2008, didapatkan bahwa proporsi ISPA pada balita untuk usia 2 bulan sebesar 75, balita berusia 2- 11 bulan sebesar 69,8, dan balita berusia 12-59 bulan sebesar 84,3. 7 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil penelitian Valentina di Kecamatan Medan Timur tahun 2011, didapatkan bahwa proprosi ISPA pada batita yang berusia 12-24 bulan yaitu 59,3, dan batita berusia 25-36 bulan yaitu 36,5. 15

b. Distribusi Penyakit ISPA Berdasarkan Tempat

ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Tingkat mortalitas sangat tinggi pada bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia, terutama di negara-negara dengan pendapatan per kapita rendah dan menengah. 1 Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Indonesia pada tahun 2008, kasus pneumonia yang terjadi pada balita berdasarkan laporan 26 provinsi, tiga provinsi dengan cakupan tertinggi berturut-turut adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 56,50, Jawa Barat sebesar 42,50 dan Kepulauan Bangka Belitung sebesar 21,71. Sedangkan cakupan terendah adalah Provinsi DI Yogyakarta sebesar 1,81, Kepulauan Riau sebesar 2,08 dan NAD sebesar 4,56. 16

c. Distribusi Penyakit ISPA Berdasarkan Waktu

Berdasarkan hasil penelitian Sirait di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan tahun 2010 diperoleh insidens infeksi saluran pernapasan atas akut ISPaA pada balita sebesar 63,5. 17 Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia, insidens pneumonia pada bayi di Indonesia tahun 2007 sebesar 35,27 , tahun 2008 sebesar 34,91, dan tahun 2008 sebesar 35,19. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008 menyatakan bahwa jumlah kasus pneumonia pada bayi di Provinsi Sumatera Utara sebesar 15.176 kasus, sedangkan menurut Porfil Kesehatan Indonesia tahun 2010 didapat bahwa jumlah kasus pneumonia pada bayi di Provinsi Sumatera Utara sebesar 19.236 kasus. 2,16 Universitas Sumatera Utara

2.6.2. Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit ISPA a. Agent

ISPA bagian atas umumnya disebabkan oleh virus, sedangkan ISPA bagian bawah dapat disebabkan oleh bakteri, virus dan mycoplasma. 3 Pneumonia pada balita paling sering disebabkan oleh virus pernapasan dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun, sedangkan pada anak umur sekolah paling sering disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumonia. 18 Pada bayi dan anak-anak penyebab paling sering adalah virus syncitial pernapasan, adenovirus, virus influenza, dan virus parainfluenza. Diperkirakan 75 pneumonia pada anak balita di negara berkembang termasuk Indonesia disebabkan oleh Pneumokokus dan Hemophilus influenzae Hib. 18 b. Manusia b.1. Umur Umur mempunyai pengaruh besar terhadap kejadian ISPA. Tingkat mortalitas sangat tinggi pada bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia. ISPA yang terjadi pada anak dan bayi akan memberikan gambaran klinik yang lebih jelek bila dibandingkan dengan orang dewasa dan sering kali berakhir dengan kematian. Gambaran klinik yang jelek dan tampak lebih berat tersebut terutama disebabkan oleh infeksi virus pada bayi dan anak yang belum memperoleh kekebalan alamiah. Oleh karena kekebalan alamiah yang diturunkan dari ibu kepada bayi berkurang dalam beberapa bulan, bayi usia 6-9 bulan menjadi rentan terhadap infeksi. Selain itu dikarenakan saluran napas atas jauh lebih sempit sehingga resistensi Universitas Sumatera Utara terhadap arus udara tinggi walaupun pembengkakan dan sumbatan jalan napas tidak mencolok. 1,13,16,19 Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2007, proporsi pneumonia pada bayi 35,27 dan balita 64,73. Bila dilihat proporsi pneumonia pada kelompok umur balita, tampak proporsi pneumonia pada bayi dibandingkan balita sekitar 35. Hal ini menunjukkan bahwa bayi merupakan kelompok usia yang tinggi kejadian pneumonianya. Oleh karena itu pneumonia pada balita dan terutama pada bayi, perlu mendapat perhatian dengan perbaikan gizi dan imunisasi dan meningkatkan upaya manajemen tatalaksana pneumonia. 20

b.2. Jenis Kelamin

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Anak Balita Di Puskesmas Panyabungan Jae Kabupatenmandailing Natal Tahun 2014

0 53 122

Analisa Kecenderungan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Bayi Dan Balita Tahun 2000-2004 Untuk Peramalan Pada Tahun 2005-2009 Di Kabupaten Simalungun

0 37 101

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLAL

0 2 16

PENDAHULUAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLALI.

0 1 8

DAFTAR PUSTAKA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLALI.

0 2 4

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009.

0 3 7

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO | Karya Tulis Ilmiah

7 25 46

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO | Karya Tulis Ilmiah

0 0 13

1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MINANGA KOTA MANADO

0 0 10

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANGARIBUAN KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan

0 0 16