Mata Pencaharian Pokok Tabel 5.3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kecamatan Berat Bayi Lahir Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Bayi Berdasarkan Berat Bayi Lahir di Wilayah Status Gizi Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Bayi Berdasarkan Stat

b. Tingkat Pendidikan Tabel 5.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan

Pangaribuan Tahun 2011 No. Tingkat Pendidikan Frekuensi 1. TidakBelum Tamat SD 5.376 20,00 2. Tamat SD 6.720 25,00 3. Tamat SMP 8.065 30,00 4. Tamat SMA 6.501 24,18 5. AkademikPT 220 0,82 Jumlah 26.882 100 Sumber: Kecamatan Pangaribuan Tahun 2011 Tabel 5.2 di atas menunjukkan tingkat pendidikan penduduk yang terdiri dari tidakbelum tamat SD 5.376 orang 20,00, tamat SD 6.720 orang 25,00, tamat SMP 8.065 orang 30,00, tamat SMA 6.501 orang 24,18, dan tamat AkademiPT 220 orang 0,82.

c. Mata Pencaharian Pokok Tabel 5.3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kecamatan

Pangaribuan Tahun 2011 No. Mata Pencaharian Pokok Frekuensi 1. PNS 395 22,89 2. Wiraswasta 440 25,51 3. Petani 890 51,6 Jumlah 1.725 100 Sumber: Kecamatan Pangaribuan Tahun 2011 Tabel 5.3 di atas menunjukkan mata pencaharian penduduk yaitu, PNS sebanyak 395 orang 22,89, wiraswasta sebanyak 440 orang 25,51, dan Petani sebanyak 890 orang 51,6. Universitas Sumatera Utara

d. Agama Tabel 5.4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di Kecamatan Pangaribuan

Tahun 2011 No. Agama Frekuensi

1. Kristen Protestan

24.539 91,29

2. Kristen Khatolik

1.143 4,25

3. Islam

1.200 4,46 Jumlah 26.882 100 Sumber: Kecamatan Pangaribuan Tahun 2011 Tabel 5.4 di atas menunjukkan distribusi penduduk berdasarkan agama yaitu Kristen Protestan sebanyak 24.539 orang 91,29, Kristen Khatolik sebanyak 1.143 orang 4,25, dan Islam sebanyak 1.200 orang 4,46.

5.1.3. Sepuluh Penyakit Terbanyak di Wilayah Kerja Puskesmas Pangaribuan Tahun 2011

Tabel 5.5. Sepuluh Penyakit Terbanyak di Puskesmas Pangaribuan Tahun 2011 No. Nama Penyakit Jumlah 1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas Akut ISPaA 2.569 25,23 2. Infeksi Saluran Pernapasan Bawah Akut ISPbA 1.646 16,17 3. Penyakit Pada Usus 1.131 11,11 4. Penyakit Pada Sistem Otot 791 7,77 5. Hipertensi 790 7,76 6. Dispepsia 747 7,33 7. Penyakit Kecacingan 721 7,08 8. Karies Gigi 707 6,94 9. Tukak Lambung 564 5,54 10. Scabies 516 5,07 Jumlah 10.182 100 Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Pangaribuan Tahun 2011 Tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa penyakit terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Pangaribuan yaitu Infeksi Saluran Pernapasan Atas Akut sebanyak 2.569 kasus 25,23, Infeksi Saluran Pernapasan Bawah Akut sebanyak 1.646 kasus Universitas Sumatera Utara 16,17, Penyakit pada usus sebanyak 1.131 kasus 11,11, Penyakit pada sistem otot sebanyak 791 kasus 7,77, Hipertensi sebanyak 790 kasus 7,76, Dispepsia sebanyak 747 kasus 7,33, Penyakit Kecacingan sebanyak 721 kasus 7,08, Karies Gigi sebanyak 707 kasus 6,94, Tukak Lambung sebanyak 564 kasus 5,54, dan Scabies sebanyak 516 kasus 5,07.

5.2. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari variabel-variabel independen yang berhubungan dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka variabel yang dianalisis secara univariat adalah sebagai berikut: 5.2.1. Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA Tabel 5.6. Distribusi Prevalensi Bayi Berdasarkan Kejadian ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 No. Status Kejadian ISPA f 1. 2. ISPA Tidak ISPA 58 42 58,0 42,0 Jumlah 100 100 Tabel 5.6 menunjukkan bahwa proporsi insidens ISPA pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Pangaribuan tahun 2012 berdasarkan hasil survei dalam satu bulan terakhir dari hasil penelitian adalah 58,0. Universitas Sumatera Utara

5.2.2. Deskripsi Faktor Bayi a. Umur dan Jenis Kelamin

Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Bayi Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 No. Karakteristik Bayi f 1. Umur 2 bulan 2-11 bulan 13 87 13,0 87,0 Jumlah 100 100 2. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 51 49 51,0 49,0 Jumlah 100 100 Berdasarkan tabel 5.7 di atas dapat dilihat bahwa proporsi bayi yang berumur 2 bulan yaitu 13,0, dan 2-11 bulan 87,0. Proporsi bayi yang berjenis kelamin laki-laki 51,0, sedangkan perempuan 49,0.

b. Berat Bayi Lahir Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Bayi Berdasarkan Berat Bayi Lahir di Wilayah

Kerja Puskesmas Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 No. Berat Bayi Lahir Gram f 1. 2. 2500 ≥ 2500 1 99 1,0 99,0 Jumlah 100 100 Berdasarkan tabel 5.8 di atas dapat dilihat bahwa proporsi bayi dengan berat bayi lahir 2.500 gram yaitu 1,0, sedangkan berat bayi lahir ≥ 2 .500 gram yaitu 99,0. Universitas Sumatera Utara

b. Status Gizi Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Bayi Berdasarkan Status Gizi di Wilayah Kerja

Puskesmas Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 No. Status Gizi f 1. 2. 3. 4. Gizi lebih Gizi baik Gizi kurang Gizi buruk 6 82 11 1 6,0 82,0 11,0 1,0 Jumlah 100 100 Berdasarkan tabel 5.9 dapat dilihat bahwa proporsi bayi yang berstatus gizi lebih 6,0, status gizi baik 82,0, status gizi kurang 11,0 sedangkan yang status gizi buruk 1,0.

d. Status ASI Eksklusif Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Bayi Berdasarkan Status ASI Ekslusif di

Wilayah Kerja Puskesmas Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 No. Status ASI Ekslusif f 1. 2. Tidak ASI Ekslusif ASI Ekslusif 51 49 51,0 49,0 Jumlah 100 100 Berdasarkan tabel 5.10 di atas dapat dilihat bahwa proporsi bayi yang tidak ASI Eksklusif 51,0, sedangkan yang ASI Eksklusif 49,0.

e. Status Imunisasi Tabel 5.11. Distribusi Proporsi Bayi Berdasarkan Status Imunisasi di Wilayah

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Anak Balita Di Puskesmas Panyabungan Jae Kabupatenmandailing Natal Tahun 2014

0 53 122

Analisa Kecenderungan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Bayi Dan Balita Tahun 2000-2004 Untuk Peramalan Pada Tahun 2005-2009 Di Kabupaten Simalungun

0 37 101

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLAL

0 2 16

PENDAHULUAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLALI.

0 1 8

DAFTAR PUSTAKA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLALI.

0 2 4

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009.

0 3 7

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO | Karya Tulis Ilmiah

7 25 46

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO | Karya Tulis Ilmiah

0 0 13

1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MINANGA KOTA MANADO

0 0 10

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANGARIBUAN KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan

0 0 16