Streptococcus pyogenes, Stapilococcus aureus, Haemophilus influenzae, dan lain- lain. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Influenzae, Adenovirus,
Sitomegalo virus.
3
2.3. Gejala ISPA
Gejala atau gambaran klinis infeksi saluran pernapasan akut bergantung pada tempat infeksi serta mikroorganisme penyebab infeksi. Semua manifestasi klinis
terjadi akibat proses peradangan dan adanya kerusakan langsung akibat mikroorganisme. Manifestasi klinis antara lain:
a. Batuk b. Bersin dan kongestal nasal
c. Pengeluaran mukus dan rabas dari hidung serta turun ke tenggorokan d. Sakit kepala
e. Demam derajat ringan f. Malaise tidak enak badan.
13
2.4. Cara Penularan Penyakit ISPA
Penularan ISPA dapat melalui udara yang tercemar dan masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan. Adanya bibit penyakit di udara umumnya berbentuk
aerosol yakni suatu suspensi yang melayang di udara, dapat seluruhnya berupa bibit penyakit atau hanya sebagian daripadanya. Adapun bentuk aerosol dari penyebab
penyakit tersebut ada 2, yakni: droplet nuclei sisa dari sekresi saluran pernafasan
Universitas Sumatera Utara
yang dikeluarkan dari tubuh secara droplet dan melayang di udara; dan dust campuran antara bibit penyakit yang melayang di udara.
12
Cara penularan ISPA lainnya bisa melalui kontak. Penularan melalui kontak bisa langsung dan tidak langsung. Penularan kontak langsung melibatkan kontak
langsung antar-permukaan badan dan perpindahan fisik mikro-organisme antara orang yang terinfeksi atau terkolonisasi dan pejamu yang rentan. Penularan kontak
tidak langsung melibatkan kontak antara pejamu yang rentan dengan benda perantara yang terkontaminasi misalnya, tangan yang terkontaminasi, yang membawa dan
memindahkan organisme tersebut.
1
2.5. Diagnosa dan Klasifikasi ISPA
3
Berdasarkan usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun, ISPA diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Bukan pneumonia Bukan pneumonia mencangkup kelompok pasien balita dengan batuk yang tidak
menunjukkan gejala peningkatan frekuensi napas dan tidak menunjukkan adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke arah dalam. Contohnya adalah common
cold, faringitis, tonsilitis, dan otitis. b. Pneumonia
Pneumonia didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernapas. Diagnosa gejala ini berdasarkan umur. Batas frekuensi napas cepat pada anak
berusia dua bulan sampai 1 tahun adalah 50 kali per menit dan untuk anak usia 1 sampai 5 tahun adalah 40 kali per menit.
Universitas Sumatera Utara
c. Pneumonia berat Pnumonia berat didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernapas
disertai sesak napas atau tarikan dinding dada bagian bawah ke arah dalam chest indrawing pada anak berusia dua bulan sampai 5 tahun. Untuk anak berusia
2 bulan, diagnosis pneumonia berat ditandai dengan adanya napas cepat yaitu frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali per menit atau lebih, atau adanya tarikan
yang kuat pada dinding dada bagian bawah ke arah dalam severe chest indrawing.
2.6. Epidemiologi Penyakit ISPA 2.6.1. Distribusi Penyakit ISPA